Memiliki anak adalah anugerah ketika kamu sudah menikah. Bayi terlahir dalam keadaan sangat mungil dan rentan.
Pasti kamu merasa ingin selalu ada di sisinya, melihat perkembangannya, memberikan kebutuhannya, tidak membiarkannya menangis, menyaksikan setiap detil pertumbuhannya.
Kamu pasti tak sabar mendengar si Kecil berkata "Mama" untuk pertama kali.
Melihat anak mama memulai langkah kecil pertamanya menjadi hal paling dinanti.
Namun setelah semua itu Mama lakukan, bisa jadi kamu merasa kehilangan diri kamu sendiri.
Dulu mungkin Mama adalah seorang perempuan yang bekerja, seperti atlet, supervisor, atau seseorang yang kehadirannya selalu membuat orang-orang bangga.
Setelah cuti melahirkan, identitas kamu berubah menjadi title yang menyenangkan namun penuh pengorbanan, begitulah menjadi seorang Mama.
Krisis identitas pun Mama lalui, kadang stres dan depresi melanda karena penilaian orang lain, dan lebih parah lagi Mama merasa tak punya lagi wadah untuk berkreasi.
Berikut ini Popmama.com akan membahas depresi yang dialami oleh stay-at-home-Mom. Simak ulasannya, ya!
