Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi - Pixabay/Geralt
Ilustrasi - Pixabay/Geralt

Kasus Corona di Indonesia melonjak kembali akibat varian Omicron. Wisma Atlet juga mulai dipenuhi pasien Covid-19.

Di tengah melonjaknya kasus virus Corona varian Omicron ini, para ilmuwan Tiongkok mengumumkan munculnya virus NeoCov. Virus ini disebut sebagai varian baru dari virus Covid-19. 

Hal tersebut terungkap dari sebuah laporan penelitian yang diterbitkan oleh para ilmuwan Tiongkok dalam jurnal BioRxiv pada awal pekan ini. Dalam jurnal tersebut, dinyatakan bahwa varian NeoCov ini sangat berbahayaa bagi tubuh manusia.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini Popmama.com rangkum informasi terkait virus NeoCov. Simak bersama-sama, yuk! 

1. Varian NeoCov berasal dari virus MERS-CoV, lebih berbahaya dari virus corona yang pertama kali hadir

Ilustrasi - Unsplash/Viktor Forgacs

Dalam jurnal BioRxiv dijelaskan, virus NeoCov yang ditemukan baru-baru ini berasal dari MERS-CoV, jenis virus Corona yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah.

Virus NeoCov yang berasal dari MERS-CoV ini disebut memiliki tingkat infeksi dan kematian yang tinggi, melebihi virus Corona yang berasal dari SARS-CoV-2 (virus Corona yang pertama kali beredar). 

Sejauh ini, sebenarnya asal-usul MERS-CoV sendiri tidak sepenuhnya dapat dipahami. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan MERS-CoV telah diidentifikasi pada unta di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan.

Sedangkan virus NeoCov yang baru ditemukan oleh para ilmuwan di Tiongkok ditemukan pada kelelawar. 

Selain itu, virus yang berasal dari MERS-CoV ini dinyatakan bersifat zoonosis. Artinya, virus ini ditularkan oleh hewan pada manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.

Untuk virus MERS-CoV sendiri, saat ini WHO menyebutkan kalau ada 27 negara yang melaporkan kasus MERS-CoV sejak 2012 dan menyebabkan 858 kematian akibat infeksi dan komplikasi terkait.

WHO pun menyatakan 35 persen pasien yang terinfeksi Mers-Covid telah meninggal, meskipun kemungkinan juga karena kasus-kasus bawaan yang mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan yang ada.

2. Belum terbukti seberapa tinggi tingkat penularan dari varian NeoCov, namun sekali tertular sangat membahayakan tubuh

Pexels/Andrea Piacquadio

Seperti yang diketahui virus NeoCov ini berasal dari kelelawar yang bisa menular pada manusia. Jika virus ini benar-benar menular pada manusia, maka akan sangat berbahaya. 

Sebab, berdasarkan jurnal BioRxiv, NeoCov tidak bisa dinetralisir oleh antibodi manusia yang telah dilatih untuk menangkal SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, maupun MERS-CoV.

Walau demikian, sejauh ini belum ada indikasi atau bukti kuat seberapa menular atau fatalnya virus tersebut. Tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan virus NeoCoV untuk menginfeksi sel tubuh manusia buruk.

3. NeoCov akan diuji lebih jauh dan mendetail oleh para ilmuwan

Pexels/Polina Tankilevitch

Sejak pertama kali ditemukan, NeoCov belum diteliti lebih dalam dan mendetail. Untuk itu, Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus di Universitas Warwick, akan melakukan penelitian lebih mendalam dengan melihat lebih banyak data. 

"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengkonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young kepada The Independent.

Profesor Young pun menjelaskan, dari studi pracetak ini menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan virus Neo Covid sangat tidak efisien.

Namun, Profesor Lawrence tetap mengingatkan para manusia untuk tetap selalu waspada terkait penyebaran virus Corona dari hewan. 

"Bagaimana pun juga perlu tetap waspada terkait penyebaran infeksi virus Corona dari hewan, terutama kelelawar, ke manusia. Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas Prof Young.

Editorial Team