Toxic Feminity merupakan suatu standar yang seringkali dianggap normal pada sebagian masyarakat dengan memberikan tekanan pada perempuan tentang hal-hal yang harus dimiliki dan dilakukan.
Akan tetapi, stigma tersebut justru bersifat menjatuhkan dan menjadi hal toxic.
Beberapa contoh toxic feminity yang cukup sering didengar dan dijadikan kebiasaan oleh orang Indonesia seperti perempuan harus bisa melakukan semua pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring, dan menyapu.
Anggapan tersebut justru melahirkan stigma lain yang mempercayai bahwa perempuan tidak butuh pendidikan tinggi dan karier yang bagus karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga.
Namun sebenarnya, ucapan-ucapan seperti itu dapat dipatahkan jika perempuan saling menghargai dan membantu satu sama lain.
Seperti yang diucapkan oleh Sonia Basil, content creator dan founder of cakeology.jkt saat menghadiri pelaksanaan Indonesia Millennial and Gen-Z Summit, Kamis (29/9/2022) di The Tribrata, Jakarta.
"Kita harus ingat kalau setiap orang punya valuenya yang berbeda-beda, perbedaan tersebut harus kita atasi dengan women empowerment women, yakni saling support satu sama lain," ujar Sonia Basil dalam sesi pertama Future is Female dengan topik Women vs Women: Toxic Feminity is Real and It's Time to Talk About It yang juga dihadiri oleh Christie Basil, founder of atvezzo & bychristiebasil dan Yura Yunita, Penyanyi & Penulis Lagu.
Lalu, bagaimana cara ketiga perempuan hebat tersebut mengatasi toxic feminity?
Yuk, simak apa yang telah Popmama.com rangkum tentang IMGS 2022: Bantah Toxic Feminity dengan Women Empowerment untuk Mama.
