Semakin banyaknya korban yang terinfeksi virus Covid-19 ini membuat sejumlah ilmuwan diberbagai negara gencar melakukan berbagai penelitian terkait pandemi yang sedang dialami di seluruh dunia ini.
Seperti yang dicatat sebuah data statistik bahwa lebih banyak laki-laki daripada perempuan dilaporkan sebagai korban virus Covid-19. Seperti disampaikan Koordinator Respons Coronavirus White House, Dr Deborah Birx dua minggu lalu bahwa ada tren kasus yang memprihatinkan.
"Kematian para laki-laki tampaknya dua kali lipat dari setiap kelompok usia perempuan," dikutip Metro.
Global Health juga telah mengumpulkan bahwa di beberapa negara ada banyak laki-laki yang didagnosis terinfeksi virus ini dan meninggal dunia. Aljazeera pun mengungkapkan bahwa 2,8 persen laki-laki yang tertular virus meninggala dunia, dibandingkan dengan 17,7 persen perempuan yang tertular.
Temuan itu juga terbukti di negara Italia, yang mana tingkat kematian saat ini mencapai 7,2 persen pada laki-laki dan 4,1 persen pada perempuan.
Namun sebenarnya apa alasan laki-laki cenderung berisiko meninggal akibat Covid-19 daripada perempuan? Meski belum ada jawaban pasti yang diberikan para ilmuwan, beberapa teori ini dirasa menjadi jawaban mengapa laki-laki lebih rentan daripada perempuan.
