Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Diskusi media tentang kesehatan mental pada Selasa (10/10/2023) di Kantor P&G Indonesia, Jakarta. - Popmama.com/Nurul Khoiriyah
Diskusi media tentang kesehatan mental pada Selasa (10/10/2023) di Kantor P&G Indonesia, Jakarta. - Popmama.com/Nurul Khoiriyah

Kamu mungkin tidak asing dengan fenomena self-diagnosis atau diagnosis sendiri. Fenomena ini memang ramai dibicarakan di Twitter seiring dengan semakin sadarnya orang-orang dengan kesehatan mental

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menemukan bahwa lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosial, sementara 12 juta orang di usia yang sama mengalami depresi.

Lalu, bertepatan dengan Hari kesehatan Mental Sedunia pada Selasa (10/10/2023), sudah tahukah kamu tanda-tanda mental sedang tidak baik-baik saja? Jangan sampai kamu hanya mendiagnosis diri sendiri ya.

Berikut Popmama.com telah merangkum ini tanda-tanda mental kamu lagi tidak baik-baik saja dari psikologi klinis . Simak di bawah ini. 

1. Tidak fokus menyelesaikan tugas

Unsplash/NikShuliahin

Psikolog klinis, Talissa Carmelia, M.Psi., menjelaskan ada tiga tanda umum bahwa mental sedang tidak baik-baik saja yang bisa dideteksi. Tanda pertama dilihat secara kognitif dari tidak fokusnya menyelesaikan suatu tugas.

"Kita lihat dari kognitif, biasanya kalau kita ngerjain tugas itu jadinya gak fokus terus, nulis tuh tidak bisa. Fokusnya susah, konsentrasinya jelek. Ketika ada masalah tuh gak bisa ambil keputusan secara cepat. Itu aspek satu," ungkap Talissa dalam acara diskusi media dengan tema "Pentingnya Kesehatan Mental dalam Menjaga Lingkungan Kerja dalam Produktivias dan Kesejahteraan Pekerja"  pada Selasa (10/10/2023) di Kantor P&G Indonesia, Jakarta. 

Talissa juga menegaskan sumber stres bukan hanya dari pekerjaan saja, keluarga juga bisa menjadi sumber stres itu sendiri. Banyak orang yang mengalami stres karena masalah keluarga.

"Ini tanda umum stres secara karena sumber stres gak cuma pekerjaan, keluarga aja bisa jadi sumber stres," tambahnya. 

2. Emosi yang berlebihan

Unsplash/NseyBenajah

Tanda kedua menurut Talissa adalah aspek emosi yang ada dalam diri seseorang. Jika secara emosional, seseorang mudah marah atau sensitif, itu pertanda ada sesuatu yang tidak berhubungan dengan mentalnya. 

"Aspek kedua adalah secara emosi kalau ternyata dalam proses emosional dipanggil aja udah marah, itu udah ada, harus dicek jangan-jangan ada sesuatu, ada masalah," tuturnya.

Namun Talissa juga mengingatkan, emosi seseorang juga berkaitan erat dengan kepribadian, lho! Oleh karena itu, kita juga perlu memeriksa apakah kepribadian kita ini emosional atau memang ada perubahan dalam diri kita sendiri.

3. Perubahan perilaku yang berbeda

Unsplash/SydneySims

Tanda yang terakhir dilihat dari perilaku atau ada tidaknya perubahan perilaku dalam diri seseorang atau bahkan diri kita sendiri. Talissa menjelaskan, tidak nafsu makan dan susah tidur bisa menjadi pertanda mental sedang tidak baik-baik saja. 

Biasanya yang tidak pernah makan banyak banget terus kerja pesen makanan dan gak berhenti-henti atau dalam ekstremnya enggak makan sama sekali," jelas Talissa. 

"Kalau tidur seperti biasa dan paling mudah kalau tidurnya bisa jam 3, jam 4 dan cuma dua hingga tiga jam itu langsung dalam jangka waktu yang lama, nah itu perlu dicek," sambungnya.

4. Waktu yang tepat untuk konsultasi

Unsplash/PriscillaDuPreez

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan psikolog? Talissa menjelaskan bahwa ketika mental sudah merasa berbeda, itu merupakan suatu pertanda bahwa diri kita perlu dicek.

"Sebetulnya, setiap kali ngerasa udah berbeda pokoknya udah gak enak secara emosi, perilaku udah beda, itu waktunya untuk ngecek seseorang secara pribadi atau psikologis," jelas Talissa.

Sebagai psikolog klinis, Talissa mengungkap banyak orang-orang yang tidak sadar bahwa kesehatan mental mereka terganggu. Ternyata, seseorang yang merasa baik-baik saja, justru memungkinkan memiliki masalah kesehatan mental, lho!

"Biasanya saya sering menemukan resolusi selalu enggak. tapi ketika kita ngobrol lebih dalam ternyata ada karena banyak masalah. Nah, awareness-nya itu yang enggak ada," tambahnya.

5. Kesehatan mental di setiap generasi

Unsplash/ChristianErfurt

Akhir-akhir ini ramai dibicarakan kesehatan mental di setiap generasi terutama gen Z yang dilabeli sebagai generasi bermantal lemah. Talissa menjelaskan, perbedaan mental di setiap generasi disebabkan oleh perbedaan pola pikir .

"Secara generasi lebih pola pikir karena sebenarnya generasi kita berbeda-beda. Baby boomer , milenial dan gen Z punya pola pikirnya masing-masing," tutur Talissa. 

Dalam dunia pekerjaan misalnya, Talissa menuturkan bahwa setiap generasi memiliki perspektif yang berbeda-beda dalam memikul pekerjaan masing-masing. Generasi milenial misalnya, yang dianggapnya lebih terbuka. 

"Ketika dalam konteks bekerja biasanya mereka punya perspektifnya masing-masing yang berbeda menjadi karyawan seperti apa karena kalau baby boomer  sangat tanggung jawab (dan) fokus. Sedangkan, jadi milenial mereka mulai terbuka dan mereka semakin melihat banyak hal-hal baru yang terekspos," tutur Talissa. 

Nah, itu dia informasi seputar tanda mental kamu lagi tidak baik-baik saja dari psikolog klinis. Semoga bermanfaat. 

Editorial Team