Akhir-akhir ini, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sangat mengancam ketahanan pangan terutama susu nasional. Hal itu dapat membuat kepercayaan masyarakat terhadap mengkonsumsi susu dan daging bisa saja menurun.
Berdasarkan data dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) 2022 dampak PMK terhadap Sapi perah dan Produksi SSDN adalah sebagai berikut:
Jawa Barat
- Populasi : 62.696 ekor
- Positif PMK : 28.463 ekor (45,4%)
- Potong paksa : 3.041 ekor
- Mati bangkar : 1.937 ekor
- Produksi susu : -30%
- Produksi susu sebelum PMK : 459 ton/hari
- Jumlah peternak : 13.570 orang
Jawa Tengah
- Populasi: 41.320 ekor
- Positif PMK : 5.189 ekor (12,6%)
- Potong paksa : 319 ekor
- Mati bangkar : 129 ekor
- Produksi susu : -40%
- Produksi susu sebelum PMK : 165 ton/hari
- Jumlah peternak : 18.324 orang
Jawa Timur
- Populasi : 161.943 ekor
- Positif PMK : 65.157 ekor (40,2%)
- Potong paksa : 3.518 ekor
- Mati bangkar : 861 ekor
- Produksi susu : -30%
- Produksi susu sebelum PMK : 918 ton/hari
- Jumlah peternak : 43.498 orang
Dari ketiga data tersebut terlihat Jawa Timur sangat berpotensi meningkatkan kiprah peternak Sapi Perah lokal. Maka dari itu berikut Popmama.com rangkum beberapa fakta menarik mengenai Jawa Timur menjadi pusat penghasil susu di Indonesia:
