3 Tahap Kondisi Perilaku dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Respon perilaku seseorang akibat dari perubahan kebiasaan sehari-hari

19 Mei 2020

3 Tahap Kondisi Perilaku dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Freepik/Drobotdean

Penyebaran virus corona, Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama beberapa bulan. Untuk mengurangi penyebarannya, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan melakukan pengecekan pada akses wilayah-wilayah perbatasan, menutup sementara perkantoran, sekolah, dan pusat perbelanjaan.

Kebijakan ini mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat, dengan membentuk kebiasaan baru seperti bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, yang juga ruang gerak masyarakat menjadi terbatas karena semua kegiatan yang biasanya dilakukan di luar rumah, menjadi di rumah saja.

Setiap orang, tentunya memiliki respon tahap psikologis yang berbeda-beda pada perubahan kebiasaan ini, tergantung pada ketahanan terhadap stress, latar belakang kesehatan mental, dampak pandemi terhadap sosial ekonomi dan support system yang tersedia.

Berikut ini Popmama.com akan menjelaskan tiga tahapan atau strata kondisi perilaku terhadap pandemi Covid-19 menurut dr. Leonardi Goenawan, Sp.KJ berdasarkan rilis Rumah Sakit Pondok Indah Group.

1. Tahap disrupsi yang di mana seseorang merasakan perubahan pola hidup dan kebiasaan sehari-hari

1. Tahap disrupsi mana seseorang merasakan perubahan pola hidup kebiasaan sehari-hari
Freepik/jcomp

Pada tahap disrupsi ini, seseorang akan merasakan perubahan pola hidup, diawali dari perubahan rutinitas atau kebiasaan sehari-hari, hilangnya kebebasan karena harus hidup dalam karantina atau berada di rumah saja dan tidak berpergian.

Berbagai informasi dan pemberitaan media yang beredar juga mempengaruhi hidup terasa makin mencekam, tak sedikit yang mengalami kecemasan tinggi karena khawatir tertular penyakit, sulit konsentrasi, yang kemudian diikuti oleh perubahan pola makan dan pola tidur.

Penyakit kronis yang sudah lama dialami dapat mulai kembali tidak stabil, termasuk gangguan-gangguan psikis yang sebelumnya pernah dialami.

Editors' Pick

2. Tahap kebingungan dan ketidakpastian yang menyebabkan seseorang merasa kelelahan secara mental

2. Tahap kebingungan ketidakpastian menyebabkan seseorang merasa kelelahan secara mental
Freepik/Dashu83

Pada tahap kebingungan dan ketidakpastian, seseorang akan merasa kelelahan secara mental karena merasa tidak adanya kepastian, kehilangan kendali, yang bisa disebabkan karena terhentinya atau berkurangnya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kualitas hidup dengan sendirinya menurun, berbagai hal yang biasa mudah terpenuhi mungkin saat ini menjadi sulit atau mustahil. Selain daya beli yang menurun drastis, ketersediaan barang juga menjadi langka. Semua rencana yang sebelumnya mudah dilakukan dan didapatkan dalam waktu yang terukut, mungkin kini hanya menjadi sekadar wacana.

Kehidupan terasa berjalan lambat, penuh kejenuhan, dan dipenuhi kekhawatiran. Sitauasi kecemasan ini juga dapat meningkatkan komsumsi hal-hal negative yang harus dihindari, seperti rokok, alkohol, penyalahgunaan obat, yang awalnya mungkin dimaksudkan hanya untuk meringankan beban pikiran.

3. Tahap penerimaan yaitu ketika seseorang telah menerima dengan standar kehidupan normal yang baru

3. Tahap penerimaan yaitu ketika seseorang telah menerima standar kehidupan normal baru
Freepik/tirachardz

Ketika seseorang sudah melalui tahap-tahap sebelumnya, maka pada akhirnya akan muncul sikap penerimaan tanpa syarat terhadap kondisi yang ada, diikuti juga dengan berbagai perubahan dalam pola hidup dan kebiasaan. Kemampuan adaptasi seseorang pada situasi yang baru ini, membuatnya mampu untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasan baru.

Memandang kehidupan dengan cara yang lebih realistis terhadap situasi yang sebelumnya dianggap sebagai disrupsi pada semua aspek kehidupannya. Beberapa perubahan yang mulai dilakukan seseorang saat telah mencapai tahap ini adalah:

  • Mulai terbentuk gaya hidup “Stay at Home”, seperti menurunkan mobilitas, belanja online, lebih selektif dalam belanja (Kebutuhan vs Keinginan), pemilihan makanan yang lebih praktis, dan lain-lain
  • “Back to Basic”, dengan lebih banyak aktivitas dilakukan di rumah, munculnya kembali bahan-bahan tradisional untuk menjaga Kesehatan, dan lain-lain
  • Optimalisasi virtual, terbiasa untuk WFH atau bekerja dari rumah, munculnya generasi Zoom, penggunaan telemedicine, dan lain-lain
  • Serta timbulnya kebersamaan dan rasa senasib sepenanggungan.

4. Mulai menjalani kebiasaan yang baru pada keadaan normal yang baru atau the new normal

4. Mulai menjalani kebiasaan baru keadaan normal baru atau the new normal
Freepik

Setelah kamu dapat melewati ketiga tahap diatas dalam menghadapi pandemi Covid-19, maka kamu selanjutnya akan mulai terbiasa dengan kondisi normal yang baru. Pada tahap ini diharapkan kamu dapat sepenuhnya tak lagi merasa terganggu. Bahkan dapat mulai merasa nyaman dengan perubahan yang terjadi.

Kehidupan juga sudah mulai berjalan produktif dan menyenangkan untuk dijalani. Oleh karena itu, ada beberapa hal utama yang perlu kamu lakukan agar dapat menjadi lebih tenang dalam menerima keadaan normal baru:

  • Menjaga kesehatan fisik serta kesehatan mental seoptimal mungkin
  • Memelihara sikap menerima tanpa syarat dan lebih realistis
  • Memelihara optimisme dan menyadari bahwa kehidupan berjalan dinamis
  • Jangan pernah berhenti belajar pada sesuatu yang baru
  • Melihat ke masa lalu hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu
  • Fokus pada progress bukan pada kesempurnaan
  • Serta menerapkan langkah kecil yang selalu lebih baik daripada tidak melangkah sama sekali

Nah, di atas merupakan 3 tahapan atau strata kondisi perilaku seseorang dalam menghadapi pandemi Covid-19 selama menjalani karantina di rumah.

Dalam mengatasi kejenuhan, kamu dapat mengisi waktu yang positif dengan hobi favorit seperti memasak, membaca buku, menulis cerita, atau mengisi waktu bersama keluarga, serta menerapkan kebiasaan baru pada keadaan normal yang baru.

Baca juga:

The Latest