This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media - Popmama.com/Fx Dimas
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan memproduksi masker sebanyak 2 juta lembar bulan ini. Produksi kejar tayang ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah penyebaran virus corona.
"(Produksi) masker 2 juta itu semuanya oleh RNI, kerja sama dengan pabrikan lokal. Jadi RNI order supaya cepat," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga melalui video conference, Rabu (18/3/2020).
Arya menuturkan bahan baku masker akan didatangkan dari China dan Prancis. Namun, ia mengaku pemerintah mengalami keterbatasan pengiriman bahan baku dari Prancis lantaran negara tersebut melakukan kebijakan lockdown.
Kendati demikian, pemerintah akan mencari cara untuk menjamin ketersediaan bahan baku. Bahkan, pemerintah akan mencoba jalur kerja sama government to government (G to G).
"Karena kebutuhan dimana-mana hampir semua negara mencari, akhirnya kami akan negosiasi G to G, tapi bagusnya China, mereka melihat negara yang mereka lihat memang punya kebutuhan," ungkapnya.
Sebagian bahan baku dari India sudah masuk. Namun, bahan baku tersebut langsung habis untuk memenuhi kebutuhan produksi masker.
Rencananya, masker produksi RNI akan dijual oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk kepada masyarakat.
Kebutuhan masker yang mendadak tinggi membuat barang ini jadi lanka dan harganya melonjak. Masyarakat membutuhkan sebagai pencegahan penularan virus corona.
Arya menuturkan beberapa pihak mengusulkan kepada Kementerian BUMN untuk membuat masker dari kain. Solusi ini guna menyikapi kelangkaan masker di pasar maupun kesulitan bahan baku pembuatan masker. Namun, hal ini belum diputuskan.