Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Dok. Polrestabes Makassar
Dok. Polrestabes Makassar

Kasus perundungan kembali terjadi di lingkup pendidikan Indonesia. Kali ini, seorang santri berinisial AR yang masih berusia 14 tahun dikabarkan meninggal, usai mendapat perilaku bullying dari seniornya.

Korban meninggal di Rumah Sakit Grestelina Makassar pada Selasa, (20/2/2024) sekitar pukul 01.00 malam, setelah mendapat perawatan selama lima hari. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana saat diwawancara pihak media pada waktu siang.

"Korban inisial AR tidak sadarkan diri dan juga menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Grestelina Makassar. Lalu pada hari Selasa sekitar pukul 01.00 Wita korban dinyatakan meninggal dunia," ujar Kompol Devi Sujana.

Buat Mama yang ingin tahu berita lengkapnya, berikut Popmama.com sudah siapkan semuanya di kasus perundungan terjadi di pesantren Kota Makassar, korban meninggal yang dikutip dari berbagai sumber terpercaya.

Disimak ya, Ma! 

1. Pelaku merupakan kakak kelas yang berinisial AW dan sudah ditangkap oleh Polrestabes Makassar

Freepik/Master1305

Petugas Jatanras Polrestabes Makassar sudah menangkap terduga pelaku, yang merupakan kakak kelas dari korban yang berinisial AW di kediamannya, pada Selasa dini hari satu jam setelah korban AR meninggal. 

AW terduga pelaku ditangkap di rumah kediamannya bersama orang tua, yang terletak di Kabupaten Gowa, Makassar. Dirinya langsung dibawa untuk diamankan dan dimintai keterangan pihak polisi. 

"Jadi yang bersangkutan diamankan sekitar pukul 02.30 Wita di rumahnya. Dia diamankan berdasarkan dari laporan keluarga korban," sebut Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana. 

2. Tindak pidana bullying terjadi di perpustakaan pondok pesantren

Freepik

Menurut laporan dari Devi, dia mengungkapkan bahwa perundungan terjadi di lingkungan perpustakaan pada pondok pesantren, Kecamatan Manggala, Makassar, pada Kamis, (15/02/24) kemarin. 

"Benar bahwa pelaku ini pelajar di sekolah tersebut, dugaan tindakan pidana kekerasan ini terjadi di perpustakaan pondok pesantren sesuai laporan," ucap Devi.

3. Pelaku melakukan penganiayaan pada bagian kepala korban

Dok. Istimewa

Devi menerangkan kronologi singkat kejadian perundungan tersebut. Dia menyebut saat kejadian, AW mendatangi korban AR di perpustakaan, dan menganiaya korban berulang kali, dengan melakukan beberapa penganiayaan di bagian kepala korban hingga akhirnya tidak sadarkan diri. 

"Menurut keterangan pelapor selaku kakak korban, pelaku datang langsung melakukan penganiayaan secara berulang kali mengenai bagian kepala, muka dan leher dekat telinga mengakibatkan (korban) tidak sadarkan diri," terang Devi. 

4. AW mengakui perbuatan tindak pidananya

Ilustrasi bully antar anak-anak - Freepik/rawpixel.com

Pada bagian penutup, Devi menjelaskan bahwa saat melakukan interogasi, pelaku AW mengakui perbuatannya dengan membenarkan telah melakukan tindakan kekerasan kepada korban. 

"Pengakuannya dia memukul korban pada bagian kepala dekat telinga korban yang itu mengakibatkan korban tidak sadarkan diri. Lalu korban menjalani perawatan insentif di RS Grestelina Makassar, sekira 01:00 Wita dinihari korban meninggal."

Nah jadi itulah tadi informasi selengkapnya tentang kasus perundungan terjadi di pesantren Kota Makassar, korban meninggal. Sungguh miris kejadian seperti ini masih menimpa pemuda berpendidikan bangsa. Semoga dengan membaca artikel berikut, dapat membuat Mama jadi lebih khawatir dan peduli tentang pentingnya mengajarkan bullying kepada anak. 

Editorial Team