Cyclosporiasis disebabkan oleh Cyclospora cayetanensis, protozoa bersel tunggal yang paling sering ditularkan pada produk yang terkontaminasi dengan kotoran manusia, terutama dari daerah tropis atau subtropis di mana itu adalah asal parasit tersebut.
Menurut Food and Drug Administration, gejala cyclosporiasis termasuk diare berat, kram perut, kembung, mual dan kelelahan. Daya tahan bisa menurun, tidak enak makan dan minum dan bisa berujung dehidrasi.
Tanpa pengobatan, infeksi dapat berlangsung hanya beberapa hari hingga lebih dari sebulan. Siklosporiosis biasanya tidak mengancam kehidupan.
Wabah cyclospori besar sebelumnya dilaporkan pada tahun 2015, ketika 546 orang terinfeksi di 31 negara bagian. Wabah itu terkait dengan ketumbar yang terkontaminasi dari Meksiko, dan menyebabkan tidak ada korban jiwa.
Di Indonesia sendiri ini belum terjadi, tapi jika kamu biasa mengonsumsi sayuran segar dari label yang sama lebih baik perhatikan kondisi ini.
Belanja di pasar tradisional dari hasil panen dalam negeri juga tidak kalah mutunya. Cuci tangan pakai sabun sebelum masak dan jangan lupa bersihkan bahan makanan dan alat memasak dengan benar.
Perlu diperhatikan, cara penyimpanan bahan makanan juga tidak bisa sembarangan. Cara menyimpan bahan makanan yang salah bisa menyebabkan bakteri tumbuh pesat dan ini bisa berbahaya untuk kesehatan kita dan keluarga.