Akses KB Terhambat di Masa Pandemi, Kehamilan Tidak Terduga Melunjak

Hampir 7 juta perempuan hamil tanpa menginginkannya!

28 Juni 2020

Akses KB Terhambat Masa Pandemi, Kehamilan Tidak Terduga Melunjak
Pexels/mikoto.raw

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) hari ini, data yang sudah terkena Covid-19 diseluruh dunia sudah mencapai 9.653.048 kasus terhitung Sabtu 27 Juni 2020.

Indonesia termasuk negara dengan penularan Covid-19 yang terhitung cepat.

Sabtu, 27 Juni 2020 jumlah kasus yang telah masuk adalah sekitar 52.812 ribu jiwa sudah terkena virus ini.

Indonesia sudah melakukan banyak cara untuk memperlambat penyebaran virus ini diantaranya adalah melakukan social distancing dengan menghimbau masyarakat agar tetap dirumah saja, dan penerapa, sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Tapi siapa sangka Ma? Sistem PSBB ini membuat angka kehamilan para perempuan meningkat sangat pesat. Bahkan ada beberapa yang tidak menginginkannya lho!

Mengapa demikian?

Popmama.com akan menjelaskan apa saja sebab dan akibat nya di bawah ini. 

1. Menurunnya penggunaan alat kontrasepsi

1. Menurun penggunaan alat kontrasepsi
Freepik

Selama masa pandemi ini, beberapa kegiatan untuk memutus rantai penyebaran virus ini sudah dilakukan.

Mulai dari penerapa sistem social distancing yang mengharuskan masyarakat berada di rumah saja, serta penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala  Besar).

PSBB dan social distancing ini menyebabkan terhambatnya pasokan alat kontrasepsi serta mengurungkan niat masyarakat untuk memasang alat kontrasepsi dikarenakan tidak berani melakukan kontak langsung dengan orang lain.

Oleh karena itu penggunaan alat kontrasepsi menurun drastis dan angka kehamilan melunjak sangat tinggi.

Editors' Pick

2. Tidak dapat mengakses alat kontrasepsi modern

2. Tidak dapat mengakses alat kontrasepsi modern
Pexels/cottonbro

Berdasarkan data United Nations Population Fund UNFPA, 2020, secara umum ada 47 juta perempuan tidak dapat mengakses alat kontrasepsi modern.

Bahkan, sebanyak 7 juta dari mereka mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Walaupun beberapa alat kontrasepsi dijual di mini market, sistem social distancing mengurungkan niat masyarakat untuk keluar rumah hanya untuk sekedar membeli alat kontraspsi tersebut.

3. Populasi manusia meningkat drastis

3. Populasi manusia meningkat drastis
Pexels/Jonathan Borba

Populasi dunia diperkirakan akan meningkat 2 miliar orang dalam 30 tahun ke depan, atau bertambah dari 7,7 miliar pada 2019 menjadi 9,7 miliar pada 2050.

Wah, jumlah yang sangat luar biasa ya? mengingat jumlah kelahiran dan kematian tidak seimbang tentunya akan membuat bumi kita ini semakin padat ya, Ma!

4. Masyarakat berhak mendapat akses KB dengan protokol kesehatan

4. Masyarakat berhak mendapat akses KB protokol kesehatan
Pexels/Anna Shvets

President of Asian Population Association Aris Ananta menganjurkan kepada BKKBN untuk melaksanakan kembali pelayanan KB secara masif, seperti sebelum adanya pandemik ini dengan protokol kesehatan yang ketat.

Menurut Aris, masyarakat berhak mendapatkan akses KB walau di tengah pandemik, lantaran kontrasepsi adalah kebutuhan dasar.

Karena jika dibiarkan saja, tingkat kehamilan akan semakin tinggi lagi dan yang mengkhawatirkan adalah jika kehamilannya adalah kehamilan yang tidak diinginkan.

Wah, ternyata cukup mengkhawatirkan ya ketika masa pandemi banyak yang sulit mendapatkan akses untuk melakukan KB. 

Baca juga: 

The Latest