Mengidap Bipolar, Marshanda Bisa Tidak Tidur Selama 2 Minggu Penuh

Diceritakan, Marshanda sudah mengonsumsi obat-obatan untuk menekan bipolarnya sejak tahun 2007. Saat mengonsumsi obat tersebut, ia bisa tak merasakan gejala bipolarnya. 

"Bipolar itu nggak berasa kalau aku melakukan treatment, minum obat, ke psikiater, meditasi, dan lainnya," tuturnya dalam sebuah wawancara. 

Jika obat-obatannya berfungsi, ia mengatakan dirinya bisa bekerja dengan maksimal, semua sistem pikiran dan tubuhnya berfungsi dengan baik. 

"Bisa juga nggak over sensitif," lanjutnya. 

Namun ada kalanya ia merasa tak bisa atau tak mau mengonsumsi obat secara rutin. Alhasil, bipolarnya pun bisa mudah tidak stabil. 

"Kalau lagi nggak stabil, aku bisa nggak tidur selama 2 minggu full, seger terus, pikirannya berputar terus, dan ngomong terus," ujar perempuan berumur 32 tahun tersebut. 

Pemicunya bisa disebabkan jika tidak tidur secara teratur, malas minum obat, dan malas berolahraga. 

Sedangkan menurut psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi, olahraga bukan hanya baik untuk kesehatan tubuh saja, namun juga penting untuk kesehatan mental. 

Jadi, demi mental yang lebih sehat dan stabil, Marshanda juga kerap mengusahakan untuk rutin bergerak setiap harinya. 

Dalam vlog Maia, Marshanda juga mengungkapkan cara untuk menangani episode bipolarnya saat sedang bersama putri kesayangannya. 

Menurutnya, ia memilih meminta waktu pada anaknya untuk saling berdiam selama beberapa saat. 

"Misal nih kalau kadang-kadang ngerasa sedang tidak baik atau sedang kesal, aku bilang ke dia. Nena, Ibu mau quite dulu ya. Kita di mobil, Nena sama Ibu, tapi kita gak ngobrol," katanya. 

Dengan begitu, menurutnya, ia bisa memberi contoh pada sang anak bahwa jika seseorang sedang dalam situasi yang tidak nyaman, orang tersebut memilih untuk diam. 

Saat ini, Marshanda sedang berusaha menurunkan dosis obat-obatan untuk bipolarnya. Sampai melakukan perjalanan healing ke AS, ia merasa pengobatannya berlangsung dengan baik. 

Menurutnya, hal ini sangat dipengaruhi dengan support system yang sudah terbentuk. 

"Selain psikiater, psikolog, bantuan keluarga, dan sahabat yang mengerti aku," ujarnya. 

Namun bantuan ini tak datang serta-merta. Ia harus banyak memberi tahu pada keluarga dan teman-temannya mengenai apa saja yang bisa jadi trigger-nya. 

"Aku banyak menjelaskan ke mereka supaya mereka mengerti. Kira-kira kalo aku gini, aku bisa anxious, kalau aku kayak gini, aku bisa nangis," lanjutnya. 

Dengan begitu, mereka bisa menimbang apa yang harus dan tidak perlu dilakukan di sekitar Marshanda sehingga pengobatannya bisa berjalan dengan baik. 

Pada dasarnya, saat seseorang sudah didiagnosa mengalami bipolar, maka orang itu harus hidup berdampingan dengan penyakitnya seumur hidup, demikian dilansir dari Medical News Today. 

Namun ada beberapa orang yang bisa bebas dari gejalanya selama bertahun-tahun dan mengalami kehidupan yang luar biasa. 

Hal ini yang juga membuat Marshanda gemas dan ingin tahu apa langkah yang bisa dilakukan agar bisa bebas dari obat dan tak akan merasa guncangan emosi. 

"Aku sampai menghubungi mereka-mereka yang bisa lepas obat dan hidup baik-baik saja. Sayangnya tidak ada yang bisa mengatakan bagaimana caranya. Karena menurut mereka, setiap orang akan menemukan jalan keluarnya masing-masing," katanya. 

Hal ini membuka matanya bahwa setiap orang memang mengalami masalahnya masing-masing, namun juga menemukan jalan keluarnya sendiri. 

Jadi, mengidap bipolar bukanlah akhir dunia. Masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapat hidup yang luar biasa.