Vitamin yang tidak kalah penting untuk dipenuhi selama menjalankan isolasi mandiri adalah vitamin E. Selain membantu mengurangi resiko terjadinya infeksi, antioksidan pada vitamin E juga dibutuhkan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
Dikutip dari Healthline, Vitamin E larut dalam lemak. Ini berarti, tubuh akan menyimpannya dan menggunakannnya kembali sesuai dengan kebutuhan.
Tapi perlu Mama ketahui, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, sering terkena paparan sinar ultraviolet, serta polusi udara, dapat menghabiskan simpanan vitamin E di dalam tubuh kita.
Menurut Kementerian Kesehatan, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari vitamin E, seseorang berusia 14 tahun ke atas harus memenuhi asupan sebesar 15 mg per hari.
Vitamin E sebagian besar terdapat pada kacang-kacangan, minyak dan sayuran hijau.
Bagi pasien Covid-19 yang benar – benar mengalami kekurangan vitamin, suplementasi mungkin saja dibutuhkan. Tapi, mengonsumsi sayur dan buah lebih direkomendasi untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian.
Selain itu, sangat penting untuk kita mengetahui dosis yang tepat dari setiap kebutuhan vitamin. Dengan dosis yang tepat, diharapkan vitamin dapat berfungsi secara maksimal di dalam tubuh.
Tapi, setiap kebutuhan vitamin setiap pasien Covid-19 juga berbeda-beda ya, Ma. Ada baiknya melakukan konsultasi kepada medis untuk mendapatkan rekomendasi vitamin terbaik untuk kondisi kamu. Konsumsi vitamin sesuai dengan dosisnya. Jangan berlebihan!