Memang sangat sulit rasanya untuk menahan diri dengan kelucuan si Kecil dan membagikannya di media sosial, hal tersebut sebenarnya wajar.
Terlebih, mendapatkan pujian dari pengguna media sosial lain akan menambah kepercayaan diri ibu.
Bagian yang sulit adalah niat orang tua itu baik. Mereka bangga dengan anak-anak mereka dan ingin tetap terhubung dengan kerabat dan teman di daerah lain yang berjauhan, melalui foto dan video yang diunggah.
Tetapi percayalah bahwa media sosial bukanlah tempat yang 100% aman untuk membagikan kehidupan anak di media sosial, dan risikonya bisa jauh lebih besar ketimbang manfaatnya.
Dilansir dari qustodio.com, ada beberapa risiko yang bisa Mama pertimbangkan apabila ingin membagikan kegiatan sang anak, seperti:
- Berbagi foto anak dengan menambahkan nama lengkap dan lokasi foto memudahkan pencurian data.
- Foto-foto telanjang atau semi-telanjang anak di bawah umur dapat diambil dan digunakan sebagai bahan pornografi, membuat anak-anak mereka menjadi korban pornografi anak.
- Banyak orang tua mencari dukungan online dan berbicara secara terbuka tentang masalah anak-anak mereka, masalah kesehatan, perilaku buruk atau status akademik.
Dan apa yang dilihat orang tua ini sebagai bantuan sederhana dapat menyebabkan intimidasi dalam jangka pendek dan memiliki dampak negatif jangka panjang pada kehidupan pribadi dan profesional anak mereka di masa depan.
- Ada beberapa anak di belahan benua Amerika dan Eropa yang telah menggugat orang tua dan juga neneknya yang menolak menghapus foto dan kegiatannya di media sosial. Para anak menganggap bahwa orang tua telah melanggar privasi mereka.
- Banyak anak merasa malu, bahwa hak privasi mereka telah dilanggar atau oleh aktivitas berbagi orang tua mereka, terutama ketika mereka online untuk pertama kalinya.