Microsleep saat Mudik Lebaran, Bisakah Dicegah dengan Minum Kopi?

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, microsleep merupakan suatu kondisi hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang, karena merasa lelah atau mengantuk. Biasanya microsleep terjadi sepersekian detik, hingga 10 detik penuh.

Sebenarnya, microsleep tidak berbahaya jika terjadi saat kita tengah bersantai. Namun microsleep bisa sangat berbahaya, terutama jika terjadi saat kita sedang mengemudi di jalan. Ini bisa menyebabkan kecelakaan, yang berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain.

Microsleep terjadi karena banyak faktor, mulai dari kurang tidur, mengalami gangguan cemas, kelelahan, efek samping penggunaan obat, efek samping penyalahgunaan narkoba dan alkohol, hingga kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipertensi, serta obesitas.

Berikut ini beberapa tanda seseorang mengalami microsleep, menurut Kemenkes RI:

• Tiba-tiba kaget atau terbangun, karena adanya hentakan tubuh dan kepala.
• Tidak menyadari apa yang baru saja terjadi, padahal sedang tidak melamun.
• Menguap terus menerus.
• Kelopak mata terasa berat.
• Mata berkedip berlebihan.
• Kebingungan saat diajak berkomunikasi.
• Kehilangan fokus dan kontrol terhadap postur tubuh.
• Arah mengemudi yang tanpa disadari sudah keluar dari jalur.

Selama ini, kebanyakan orang berpikir jika kopi membantu tubuh untuk tetap terjaga dan berkonsentrasi penuh.

Tak heran jika pada akhirnya, minum kopi dijadikan solusi untuk menghindari risiko microsleep. Para pemudik biasanya menepi di rest area, hanya untuk membeli kopi dan mengembalikan stamina tubuh yang hilang saat berkendara.

Namun sebenarnya, bisakah microsleep dicegah dengan minum kopi?

Kopi memang mengandung kafein yang bisa bantu mengatasi kantuk, namun sifatnya hanya sementara. Faktanya, kafein dalam kopi bisa menjadi stimulan bagi sistem sarat pusat, yang kemudian direspon otak saat sadar. Namun hal tersebut menjadi tidak efektif, terutama saat otak sudah dalam keadaan overheating atau kelelahan parah.

Jadi meski kopi bisa mengurangi rasa kantuk, efeknya hanya sementara dan tidak bertahan lama. Bahkan setelah minum kopi, ada kemungkinan seseorang bisa kembali merasakan kantuk yang lebih parah dan justru berisiko menyebabkan microsleep.

Menurut Sleep Foundation, microsleep terjadi karena seseorang mengalami kelelahan dan kurang tidur. Sehingga tidur yang cukup dianggap sebagai solusi utama untuk mengatasi microsleep, bukan kopi.

Tidur selama 10-20 menit dianggap sudah cukup mengembalikan stamina tubuh. Hal ini karena selama tidur, gelombang otak akan kembali ke mode re-start, sehingga saat bangun tubuh akan lebih fresh. 

Demikian penjelasan mengenai bisakah microsleep dicegah dengan minum kopi. Jawabannya bisa, namun tidak maksimal, karena microsleep hanya bisa diatasi dengan tidur yang cukup.

Yuk, hindari mengemudi saat mengantuk!

Jika memungkinkan, mintalah keluarga atau teman untuk menyetir sementara waktu, selama kamu tidur. Namun apabila kamu berkendara seorang diri, bisa coba dengarkan musik dengan tempo yang cepat atau menepilah segera di tempat yang aman, untuk tidur sementara waktu.