Popmama.com/Michael Andrew
Pola asuh kini berkembang dengan berbagai gaya. Para orangtua millennial kini seakan-akan mengikuti banyak tren untuk mengasuh anaknya. Ada yang hanya sekadar ikut tren, tapi ada juga yang merasa ini cocok diterapkan dalam mengasuh si Kecil.
Salah satu yang tengah menjadi perdebatan adalah hyper-parenting. Hyper-parenting didefinisikan sebagai pola asuh yang diterapkan Mama atau Papa, atau keduanya, berusaha terlalu keras dan dengan cara untuk bisa tampil sempurna, berusaha untuk memecahkan setiap hambatan keberhasilan atau kemajuan anak.
Pada tipe parenting ini, orangtua akan memasukkan anak ke semua kegiatan yang mendukung keberhasilan anak, dari segi akademik, ekstrakulikuler, bahkan kehidupan sosial. Dengan berbagai cara, orangtua akan berjuang agar anak bisa berkembang dengan sempurna.
Hyper-parenting memang memiliki niat yang baik tetapi jika sangat berlebihan niat baik itu bisa menyebabkan masalah serius bagi anak.
Ketika anak-anak dibesarkan dengan orangtua yang terlalu terlibat dalam semua kegiatannya, di mana mereka terus-menerus dimanjakan, didorong terlalu keras, atau tidak pernah dibiarkan sendiri untuk membuat pilihan sendiri, anak-anak tersebut berisiko berada di belakang teman sebaya mereka dalam hal perkembangan sosial.
Anak-anak yang dibesarkan dengan orangtua yang terlalu terlibat juga dapat tumbuh dalam ketakutan karena mereka terus-menerus takut mengecewakan orangtua mereka.
Menanggapi adanya tipe parenting ini, Donita mengatakan bahwa apapun yang berlebihan pastinya nggak akan baik, termasuk dalam menerapkan pola asuh pada anak-anak. "Setiap orangtua boleh punya target untuk anak-anaknya, tapi sebaiknya disesuaikan lagi dengan keadaan anak itu sendiri. Saya pun punya target buat anak-anak, misalnya saat makan, saya minta anak menghabiskan makanannya, tapi saat makanannya nggak habis, ya bukan terus dipaksa buat habiskan, tapi kita mencari menu lain apa yang nggak bikin anak bosan. Kembali lagi saat memiliki target usia anak lepas diapers, orangtua harus melatihnya dengan baik, berikan mereka fasilitas yang mendukung," ungkap Donita.
Donita menganggap jika memiliki keinginan anak bisa tumbuh sesuai yang diharapkan orangtua, sebaiknya orangtua mendampingi mereka bukan menuntut mereka apalagi sampai buat anak-anak jadi stres.
"Setiap orangtua pastinya menginginkan yang terbaik buat anak, tapi jangan sampai memaksakan kehendak sesuai keinginan kita, kalau hal itu diposisi kita bagaimana?," tutupnya.
Ya, setiap orangtua punya cara sendiri dalam mengasuh dan membesarkan anaknya, termasuk Donita dan Adi Nugroho. Apapun bentuknya, anak memiliki hak untuk bisa menentukan pilihan hidupnya.
Jadi sebaiknya orangtua wajib menuntun bukan menuntut anak. Jangan lupa untuk baca terus Millennial Mama of the Month edisi Oktober 2019, karena Donita membagikan banyak hal seputar parenting di bulan ini ya, Ma.
#MillennialMama of the Month Edisi Oktober 2019 – Donita Nugroho
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Fashion Stylist – Onic Metheany, Sarrah Ulfah
Asst. Stylist - Jemima Karyssa Rompies
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Asst. Photographer: Moch Reza Fahmi
Videographer - Rama Rafael
Art Designer – Astika Alivia Pramesti
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
Donita's Wardrobe - Miroir, IKADA by Lili Maryana Surya
Svarga's Wardrobe - Gingersnap