Ini Alasan Kedelai Jadi Makanan Favorit di Tengah Covid-19

Dianggap bisa menjaga imun tubuh

22 Juli 2021

Ini Alasan Kedelai Jadi Makanan Favorit Tengah Covid-19
Freepik/Jcomp

Pandemi Covid 19 menjadikan masyarakat semakin kritis dalam memilih produk makanan sehat. Selain itu, memiliki jaminan nilai gizi makro dan mikro yang mencukupi.

Komponen gizi makro antara lain karbohidrat sebagai sumber energi, protein sebagai zat pembangun, dan lemak sebagai cadangan serta pelarut vitamin menjadi kunci untuk penyediaan komponen utama tubuh.

Lalu, apa alasan kedelai menjadi makanan favorit di tengah pandemi Covid-19? Popmama.com akan menjelaskannya hanya untuk kamu!

1. Meningkatkan imun tubuh

1. Meningkatkan imun tubuh
Pexels/Pixabay

Kedelai merupakan salah satu makanan berprotein tinggi karena dapat meningkatkan imunitas tubuh. Protein sebagai zat imunonutrisi memiliki pengaruh terhadap parameter imunologik dan inflamasi yang telah terbukti secara klinis dan laboratorik.

Imunitas yang baik sangat dibutuhkan untuk menjaga stamina dan membantu meningkatkan antibodi tubuh untuk melawan virus dan berbagai penyakit yang mungkin timbul. 

Kedelai adalah sumber zat besi yang sangat kaya dan 100 gram kedelai mentah mengandung hingga 15,7 mg zat besi.

Memasukkan makanan berbahan dasar kedelai seperti tahu dalam makanan konsumsi sehari-hari kita bisa menjadi cara yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan zat besi tubuh kita.

2. Nutrisi lengkap di dalam kedelai

2. Nutrisi lengkap dalam kedelai
Pexels/Polina Tankilevitch

Kedelai terutama terdiri dari protein tetapi juga mengandung jumlah karbohidrat dan lemak yang baik. Fakta-fakta nutrisi untuk 3,5 ons (100 gram) kedelai rebus adalah:

  • Kalori: 173.
  • Air: 63%
  • Protein: 16,6 gram
  • Karbohidrat: 9,9 gram
  • Gula: 3 gram
  • Serat: 6 gram
  • Lemak: 9 gram
  • Jenuh: 1,3 gram
  • MonounSaturated: 1,98 gram
  • PolyunSaturated: 5.06 gram
  • Omega-3: 0,6 gram
  • Omega-6: 4,47 g
  • Protein.

Kedelai adalah salah satu sumber terbaik protein nabati. Kandungan protein kedelai adalah 36-56% dari berat kering, diwartakan Healthline. Satu cangkir (172 gram) dari kedelai rebus menawarkan sekitar 29 gram protein.

Editors' Pick

3. Setara dengan protein hewani

3. Setara protein hewani
Pexels/Polina Tankilevitch

Mengonsumsi kedelai sama dengan memakan protein hewani. Nilai gizi dari protein kedelai baik, meskipun kualitasnya tidak setinggi protein hewani.

Jenis utama protein pada kedelai adalah glikinin dan conglycinin, yang membentuk sekitar 80% dari total kandungan protein.

Konsumsi protein kedelai telah dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol. Jumlah lemak sekitar 18% dari berat kering - terutama asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal, dengan sejumlah kecil lemak jenuh.

Jenis lemak yang dominan dalam kedelai adalah asam linoleat, akuntansi sekitar 50% dari total kandungan lemak.

4. Baik untuk usus

4. Baik usus
Pixabay/Bigfatcat

Menjadi rendah karbohidrat, seluruh kedelai sangat rendah pada indeks glikemik (GI). GI rendah ini membuat kedelai cocok untuk penderita diabetes.

Kedelai adalah sumber protein dan lemak berbasis tanaman yang sangat kaya. Terlebih lagi, kandungan serat tinggi mereka baik untuk kesehatan usus.

Kandungan pada kedelai dapat difermentasi oleh bakteri di usus besar, yang mengarah pada pembentukan asam lemak rantai pendek (SCFA). Dampaknya dapat meningkatkan kesehatan usus dan mengurangi risiko kanker usus besar.

5. Tingkatkan hormon estrogen

5. Tingkatkan hormon estrogen
Pexels/Polina Tankilevitch

Kedelai mengandung jumlah isoflavon yang lebih tinggi daripada makanan umum lainnya. Isoflavon adalah fitonutrien unik yang menyerupai estrogen hormon seks perempuan. Bahkan, mereka termasuk keluarga zat yang disebut phytoestrogen (tanaman estrogen).

Jenis utama isoflavon dalam kedelai adalah genistein (50%), daidzein (40%), dan glikitein (10%) (Sumber 23Prusted).

6. Makin banyak peminat, pemerintah berusaha menekan angka harga kedelai

6. Makin banyak peminat, pemerintah berusaha menekan angka harga kedelai
Casaydiseno.com

Konsumsi sumber protein nabati di Indonesia sampai saat ini masih didominasi komoditas kedelai, yang sebagian besar masih impor, meskipun varietas kedelai unggul telah dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Akibat banyaknya permintaan, kedelai sempat langka.

Secara umum, sektor pertanian padi, jagung, dan kedelai masih cukup menjanjikan sebagai sektor yang menguntungkan untuk diusahakan.

Hasil Survei Struktur Ongkos Padi/Palawija (SOUT) 2017 yang dilakukan di 34 provinsi menunjukkan rasio pendapatan bersih pada padi sawah sebesar 26,7 persen, padi ladang (21,3 persen), jagung (29,1 persen), dan kedelai (11,9 persen).

Namun pemerintah berusaha menekan angka harga kedelai. Selain itu, juga berusaha menjaga pasokan agar tetap aman.

Melihat banyaknya manfaat kedelai, khususnya di tengah Covid-19, wajar saja jika kedelai diburu masyarakat. Alhasil, kedelai menjadi langka di pasaran.

Baca juga:

The Latest