PPKM Turun Level, Menko Luhut Minta Warga Tetap Waspada

Jawa-Bali kini berada di Level 3

22 September 2021

PPKM Turun Level, Menko Luhut Minta Warga Tetap Waspada
Instagram.com/luhut.pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan positivity rate Indonesia yang kini berada di bawah 2 persen mengindikasikan penanganan pandemi Covid-19 berjalan dengan baik.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat angka positivityrate orang pada Senin (20/9) ini sebesar 1,28 persen.

"Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan WHO," katanya.

Dalam konferensi pers virtual, Menko Luhut juga membeberkan level daerah yang turun. Dengan kata lain, penanganan Covid-19 berhasil dengan baik. Berikut informasinya yang dirangkum Popmama.com!
 

1. Jawa-Bali turun level

1. Jawa-Bali turun level
Instagram.com/Jakarta Smart City

Menko Luhut juga menjelaskan PPKM kali ini wilayah Jawa dan Bali turun level. Tak ada di Level 4 melainkan Level 3.

"Saat ini, di Jawa-Bali, tidak ada lagi kabupaten atau kota yang berada di level 4. Semuanya berada pada level 3 atau 2 (PPKM)," sebutnya.

Meski begitu, masyarakat harus tetap siaga dan mematuhi protokol kesehatan. Hal itu dilakukan untuk menjaga angka kasus tetap stabil, tak ada lonjakan lagi.

"Jadi saya hanya katakan bahwa angka ini kerja keras semua tim untuk membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Tetapi, tetap Presiden ingatkan kami untuk kita semua super waspada menghadapi ini karena bukan tidak mungkin ada gelombang ketiga," jelasnya.

Editors' Pick

2. Tren kasus menurun

2. Tren kasus menurun
Freepik/anyaivanova

Pada konferensi pers, Menko Luhut juga menyajikan perkiraan yang diberikan oleh tim epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, yang menunjukkan reproduksi virus di Indonesia telah turun di bawah 1 untuk mencapai 0,98. Kondisi ini untuk pertama kalinya di tengah pandemi.

"Angka ini berarti bahwa setiap kasus Covid-19, itu menyebar ke 0,9 orang, yang berarti jumlah kasus akan terus menurun. Ini juga menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali. Ini adalah penilaian. Ini adalah penilaian dari tim penasihat kami, "Pandjaitan menjelaskan.

Tren dalam gerakan kasus sehari-hari juga menunjukkan peningkatan berkelanjutan, katanya.
 

3. Tracing terus meningkat

3. Tracing terus meningkat
Freepik/peenat

Menko Luhut menuturkan, dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan sehingga positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar 5 persen.

Selain itu, jumlah yang dilacak (tracing) dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini proporsi kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total.

"Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi Covid-19 dan juga penggunaan PeduliLindungi yang makin baik. makin dilengkapi, makin disempurnakan," katanya.

4. Kejar vaksinasi di daerah

4. Kejar vaksinasi daerah
Freepik/rawpixel.com

Vaksinasi menjadi syarat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Pencapaian target cakupan vaksinasi juga sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi dari sakit parah yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau kematian terutama untuk para lansia.

Sayangnya, kinerja beberapa kabupaten/kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 lansia.

"Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut karena angka kematian yang kita temukan banyak sekali lansia. Oleh karena itu, lansia kita targetkan untuk dapat vaksin lebih banyak lagi," tuturnya.

Indonesia akan bisa mengendalikan pandemi dengan target tersebut. Kuncinya, menurut dia, yakni 3T, 3M, penggunaan PeduliLindungi serta vaksinasi yang masif.

Baca juga:

The Latest