Fungsinya Tetap Sama, Ini 5 Jenis Varian Vaksin Covid-19

Fungsinya tetap sama yaitu mencegah penularan Covid-19

30 Juli 2021

Fungsi Tetap Sama, Ini 5 Jenis Varian Vaksin Covid-19
Pixabay/WiR_Pixs

Kasus Covid-19 di Indonesia masih mengkhawatirkan. Sudah beberapa waktu ini, angka terkonfirmasi masih di atas 40.000.

Bahkan, korban meninggal akibat Covid-19 sampau tembus 2.000 jiwa. Untuk mencegah penularannya, pemerintah tengah gencar melakukan vaksinasi Covid-19.

Perlu diingat vaksin ini bukanlah obat Covid-19, hanya saja dengan vaksin bisa sedikit menghambat tubuh terserang. Dan juga mecegah keparahan yang timbul akibat Virus Corona didalam tubuh.

Saat ini, macam sudah ada macam-macam vaksin yang akan di distribusikan kepada masyarakat di Indonesia. Sebut saja Pfizer, Sinovac, Moderna, Sinophar, dan AstraZenecca.

Setiap vaksin memiliki perbedaan dari efikasi hingga efek samping yang berbeda-beda. Apa sih perbedaanya dari vaksin yang sudah mendapatkan izin penggunaannya di Indonesia?

Mari kita simak bersama penjelasan di bawah ini yang sudah dirangkum Popmama.com!

1. Pfizer yang berasal dari Amerika Serikat

1. Pfizer berasal dari Amerika Serikat
Freepik/rawpixel-com

Vaksin merek Pfizer ini merupakan vaksin yang berasal dari Amerika Serikat dengan teknologi RNA (mRNA). Vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi diri dari penyakit menular.

Dengan kata lain, vaksin mRNA mengajari tubuh kita cara membuat protein atau bahkan hanya sepotong protein yang memicu respons imun di dalam tubuh kita.

Pada kelompok usia 16 tahun ke atas jenis vaksin ini mempunyai efikasi sebesar 95.5 persen. Sedangkan pada kelompok usia 12-15 tahun sebesar 100 persen. Dan vaksin ini dapat diberikan pada anak-anak usia 12 tahun ke atas, dengan dosis 0.3ml untuk dua kali penyuntikan dalam rentang waktu tiga minggu sejak penyuntikan awal. Harga dari vaksin Pfizer ini berkisar Rp. 350.000,- per dosis.

Sedangkan efek samping yang timbul dari vaksin ini biasanya adalah nyeri dibagian suntikan,sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan demam.

Editors' Pick

2. Sinovac yang banyak digunakan di negara Asia

2. Sinovac banyak digunakan negara Asia
Pixabay/fernandozhiminaicela

Vaksin Sinovac ini adalah vaksin yang berasal dari Perusahaan Sinovac Biotech, China. Berbeda dengan teknologi mRNA, Sinovac masih dianggap sebagai vaksin tradisional yang menggunakan virus utuh yang sudah dimatikan.

Penerima vaksin Sinovac ini harus mendapatkan dua kali penyuntikan dengan 14-21 hari setelah penyuntikan pertama. Sementara efikasi vaksin Sinovac yang diuji di Indonesia sebesar 65.3 persen. Harga dari vaksin Sinovac ini Rp. 240.000,-per dosis.

Efek samping yang timbul dari vaksin Sinovac ini adalah nyeri, mengantuk, mual dan lapar. Akan tetapi efek samping tersebut akan hilang dalam satu atau dua hari setelahnya. 

3. Moderna memiliki efikasi 94.1 persen

3. Moderna memiliki efikasi 94.1 persen
Pexels/Gustavo Fring

Vaksin Moderna ini berasal dari persusahaan di Amerika yang menggunakan teknologi mRNA seperti vaksin Pfizer.  Berdasarkan uji klinis pada usian 18 tahun ke atas, vaksin Moderna memiliki efikasi 94.1 persen. 

Jarak penyuntikan antara dosis pertama dan kedua adalah 28 hari sampai 3 minggu dari penyuntikan awal.  

Harga vaksin Moderna ini lebih mahal dari vaksin Pfizer, yaitu sebesar Rp. 505.000,- per dosis. 

Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan adalah merasakan sakit, kemerahan, dan pembengkakan. Adapun efek samping lainnya adalah mengalami kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, panas dingin, demam, dan mual. 

4. AstraZenneca berasal dari Inggris oleh Universitas Oxford,

4. AstraZenneca berasal dari Inggris oleh Universitas Oxford,
Freepik
Ilustrasi

Vaksin jenis AstraZenecca ini dikembangkan di Inggris oleh Universitas Oxford, dibuat dengan teknologi tradisional, yaitu menggunakan platform adenovirus.

Penerima vaksin Astra Zanneca ini harus diberi jeda 2 hari setelah menerima vaksin, dari dosis pertama dan kedua. Vaksin Astra Zanecca ini memiliki efikasi sebesar 62.11 persen dan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat ( EUA ) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Penggunaan darurat EUA adalah jenis persetujuan yang dapat dikeluarkan Administrasi Obat dan Makanan (FDA) untuk produk medis dalam situasi yang serius atau mengancam nyawa.

Vaksin Astra Zenecca ini dibandrol dengan harga yang cukup murah, yakni Rp. 110.000,- per dosis.

Penerima vaksin Astra Zenecca ikemungkinan akan mengalami inflamasi, demam, sakit dibagian yang di suntik, dan juga mual, namun efek tersebut bisa saja berbeda dari orang ke orang lainnya. 

5. Sinopharm memiliki efek yang lebih ringan

5. Sinopharm memiliki efek lebih ringan
Pexels/Thirdman

Vaksin Sinopharm merupakan vaksin yang dikembangkan di China oleh perusahaan milik pemerintah China, yaitu China National Pharmaceutical Group.

Vaksin ini dibuat dengan cara yang sama dengan Vaksin Sinovac, yaitu virus utuh yang sudah dimatikan. Jarak antar pemberian vaksin pertama dan kedua adalah 21 hingga 28 hari. Untuk harganya berkisar Rp. 320.000,- per dosis.

Efek samping yang ditimbulkan terbilang ringan di bandingkan dengan vaksin-vaksin yang lain, yaitu rasa sakit dibagian yang disuntik dan kemerahan. Adapun efek samping sistemik berupa sakit kepala, diare dan batuk yang terjadi hanya 0,1 persen.

Nah, demikianlah perbedaan jenis vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia. Meski pembuatannya perbeda, vaksin tersebut dibuat dengan tujuan yang sama yaitu mencegah Covid-19.

Baca juga:

The Latest