Dampak dari Gempa Berkekuatan Magnitudo 7,0 di Kepulauan Talaud

Sampai saat ini tidak ada korban jiwa, hanya ada kerusakan pada beberapa bangunan

23 Januari 2021

Dampak dari Gempa Berkekuatan Magnitudo 7,0 Kepulauan Talaud
Pixabay/psc631798

Indonesia kembali mengalami bencana. Gempa berkekuatan magnitudo 7,0 mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kamis, (21/1/2021). Gempa ini tidak berpotensi terjadinya gelombang tsunami.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono mengatakan bahwa gempa ini dipengaruhi adanya aktivitas tunjaman lempeng Laut Filipina.

Ia juga menyebutkan bahwa sifat elastis pada bantuan di lempeng Laut Filipina akan membuat gempa susulan jarang terjadi. Namun, diluar dugaan ternyata Kepulauan Talaud kembali diguncang gempa dengan kekuatan magnitude 5,1 pada Jumat, (22/1/2021) sekitar pukul 17.45 WIB. Gempa susulan ini juga tidak berpotensi adanya gelombang tsunami.

Jika Mama ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gempa di Kepulauan Talaud, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.

1. Fakta mengenai gempa di Kepulauan Talaud

1. Fakta mengenai gempa Kepulauan Talaud
Freepik/julia-buz

Daryono mengatakan bahwa gempa ini termasuk gempa berkekuatan besar dan biasanya terjadi di zona tunjaman lempeng. Lokasi dari gempa ini berada di timur laut Melonguane atau di sebelah selatan Filipina.

“Pembangkit Gempa Talaud 7,0 merupakan deformasi batuan pada di bagian slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi di bawah Kepulauan Talaud dan Miangas,” kata Daryono.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa ini berpusat di 134 kilometer dari Melonguane dan berkedalaman 154 kilometer.

Editors' Pick

2. Beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan aktivitas seismisitas

2. Beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan aktivitas seismisitas
Freepik/kukota

Daryono menjelaskan bahwa dari hasil monitoring pihak BMKG terkait gempa ini, yaitu selama beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas seismisitas pada lokasi gempa, khususnya untuk aktivitas gempa menengah pada kedalaman 100 kilometer.

Ia juga mengatakan wilayah lempeng Laut Maluku dan Tunjaman Lempeng Laut Filipina termasuk kawasan yang memiliki seismik paling aktif di dunia. Zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina ini melintas dengan arah utara-selatan dan memiliki panjang sekitar 1.200 kilometer dari Pulau Luzon, Filipina, di Utara sampai Pulau Halmahera di selatan.

Tunjaman Lempeng ini merupakan sumber gempa potensial yang memicu terjadinya gempa dan tsunami di wilayah Maluku Utara, yaitu Halmahera, Morotai, Miangas, dan Kepulauan Talaud.

3. Catatan sejarah terjadinya gempa di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina

3. Catatan sejarah terjadi gempa zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina
Freepik/varunyucg

Daryono memberitahukan bahwa catatan sejarah gempa yang terjadi di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina termasuk cukup banyak. Ia juga mengatakan wilayah ini cukup sering terjadi gempa dan menimbulkan kerusakan. Berikut catatan sejarahnya:

  • Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 23 Oktober 1914 (M 7,4).
  • Gempa merusak Halmahera pada 27 Maret 1949 (M 7,0).
  • Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 24 September 1957 (M 7,2).
  • Gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai pada 8 September 1966 (M 7,7).
  • Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 30 Januari 1969 (M 7,6).
  • Gempa merusak Maluku Utara dan Morotai Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0).

Dari catatan sejarah ini menunjukkan bahwa Tunjaman Lempeng Laut Filipina menjadi salah satu sumber gempa akan terjadi dan harus diwaspadai. Tunjaman ini juga akan menjadi sumber gempa di wilayah Halmahera, Morotai, dan Kepulauan Talaud.

4. Dampak dari gempa di Kepulauan Talaud

4. Dampak dari gempa Kepulauan Talaud
Pixabay/Angelo_Giordano

Danlanal Melonguane Letkol (Mar) Adi Sucipto mengatakan saat gempa terjadi seluruh masyarakat di wilayah tersebut panik dan langsung ke luar rumah. Tak hanya gempa yang menjadi penyebab masyarakat panik, namun mereka juga merasakan tidak tenang karena sejak sore hari jaringan komunikasi terputus.

Gempa yang terjadi ini untungnya tidak ada korban jiwa, hanya saja mengalami kerusakan pada beberapa bangunan. Tetapi, kerusakan tersebut tidak mengganggu aktivitas warga.

Berikut ini kerugian material akibat adanya gempa di Kepulauan Talaud:

  • Dinding bagian belakang roboh di rumah keluarga Desinung - Naulana Desa Bantik, Kecamatan Beo.
  • Rumah keluarga Rade – Arendeng, Desa Rae, Kecamatan Beo Utara mengalami rusak ringan.
  • Rumah Keluarga Mulaki - Maasawet, Desa Rae, Kecamatan Beo Utara mengalami rusak ringan.
  • Dapur di rumah keluarga Magenda – Rontoh, Desa Mala, Kecamatan Melonguane mengalami kerobohan.
  • RSUD Mala mengalami beberapa keretakan, yaitu tembok bagian atas retak di ruang bedah central, dan lantai retak di depan ruang radiologi dan medical rekort.
  • Dinding bagian belakang mengalami kehancuran di rumah keluarga Aluseda – Panditan, Desa Sambuara Satu, Kecamatan Essang Selatan.

5. Masyarakat diimbau agar tetap tenang

5. Masyarakat diimbau agar tetap tenang
Freepik/poemsuk

Kepala Stasiun Geofisika Ternate Andri Wijaya Bidang mengimbau pada seluruh masyarakat yang mengalami gempa ini untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak benar.

Untuk menghindari terkena rubuhan dari bangunan yang rusak, sebaiknya periksa keadaan rumah dari luar agar memastikan tidak berbahaya jika masuk kembali ke dalam rumah. Dalam mencegah rumah retak atau rusak akibat adanya gempa, dimohon pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan akan getaran gempa yang besar.

Itulah beberapa informasi mengenai gempa yang terjadi di Kepulauan Talaud dengan berkekuatan magnitude 7,0. Doakan ya Ma semoga wilayah tersebut tidak ada gempa susulan dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Baca juga:

The Latest