Tak Perlu Ragu dengan Vaksin Covid-19, Ini Jawaban IDI!

Simak jawaban dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai vaksin Covid-19 yuk, Ma!

26 Februari 2021

Tak Perlu Ragu Vaksin Covid-19, Ini Jawaban IDI
Freepik/kjpargeter

Program vaksinasi Covid-19 telah dilaksanakan sejak Januari 2021. Namun, sebagian masyarakat masih merasakan ragu dengan vaksin Sinovac yang berasal dari China.

Perlu dipahami bahwa vaksin Sinovac telah mendapatkan izin dari BPOM yang dinilai efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan aman saat digunakan.

Sebagian masyarakat yang masih ragu dengan vaksin Covid-19 muncul akibat pertanyaan mengenai masalah keamanan, efektivitas, dan efek samping setelah melakukan suntik vaksin.

Untuk mengatasi keraguan ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai vaksin Covid-19.

IDI berharap dengan adanya pengetahuan sekaligus jawaban dari pertanyaan selama ini dari masyarakat dapat membuat rasa keraguan tersebut akan berkurang.

Selain itu, IDI juga berharap masyarakat dapat mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk membantu pemerintah dalam memutus penyebaran virus corona yang semakin meluas.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum pengetahuan dan jawaban yang disampaikan oleh IDI terkait vaksin-19.

1. Mengenal program vaksin Covid-19

1. Mengenal program vaksin Covid-19
Freepik/almumtazza

Program vaksinasi Covid-19 dilaksanakan untuk melindungi masyarakat di Indonesia agar terhindar dari penularan virus corona yang semakin meluas.

"Vaksin Covid-19 diperlukan untuk melindungi kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga penyebaran penyakit Covid-19 dapat dicegah," jelas Prof. DR. Dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI.

Perlu Mama ketahui bahwa varian baru dari SARS-CoV-2 belum ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, Vaksin Sinovac aman dan bisa digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“WHO dan pengembang vaksin melakukan pemantauan mutasi virus. Hingga saat ini varian baru belum ditemukan di Indonesia sehingga vaksin yang tersedia masih efektif mencegah Covid-19,” ungkap Prof. Dr. Amin Subandrio, PhD, SpMK.

Untuk menambah pengetahuan Mama mengenai vaksin Sinovac, ada dua hal yang perlu diketahui. Vaksin Covid-19 diperbolehkan untuk Mama yang memiliki riwayat alergi obat. Selain itu, vaksin Sinovac termasuk jenis baru, sehingga tidak dianjurkan untuk menggunakannya bersama dengan vaksin jenis lainnya.

“Alergi terhadap suatu obat, hanya memicu reaksi spesifik terhadap obat tersebut dan belum tentu muncul dengan konsumsi obat lain, termasuk vaksin Covid-19. Jadi vaksinasi diperbolehkan,” kata DR. Dr. Gatot Soegiarto, SpPD-KAI.

“Vaksin Covid-19 adalah vaksin baru. Sehingga, untuk menghindar hal yang tidak diingkan, disarankan untuk memberi jeda 1 bulan dari vaksinasi lainnya,” ujar Dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA.

2. Vaksin Covid-19 sudah halal

2. Vaksin Covid-19 sudah halal
Freepik

Sebagian masyarakat tentunya masih meragukan vaksin ini, padahal di Indonesia sudah dilaksanakan sejak Januari 2021. Tak jarang masyarakat yang berfikir untuk menolak pemberian vaksin Covid-19. Padahal, seperti yang telah diketahui bahwa vaksin Covid-19 sangat penting untuk mencegah penyebaran virus corona.

Untuk menanggapi keraguan tersebut, IDI memberikan sedikit pemahaman tentang Vaksin Sinovac yang halal bagi masyarakat.

“Vaksin sinovac terbukti teknologinya aman dan KIPI-nya relative ringan hingga sedang,” ujar Dr. Safrina Dewi.

Perlu diketahui juga bahwa fatwa MUI telah memberitahukan vaksin Covid-19 masuk ke dalam kategori halal.

“Dalam Fatwa MUI Nomor 2/2021 tertulis bahwa Vaksin Covid-19 hukumnya suci dan halal. Isi fatwa lengkap dapat dibaca di http://bit.ly/vaksin-MUI,” kata Prof. DR. Dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi.

Editors' Pick

3. Alasan bayi dan anak-anak tidak diperbolehkan suntik vaksin Covid-19

3. Alasan bayi anak-anak tidak diperbolehkan suntik vaksin Covid-19
Freepik/pvproductions

Vaksin Covid-19 memang telah halal dan aman digunakan untuk masyarakat. Namun ada beberapa golongan yang tidak diperbolehkan diberi vaksin Covid-19, salah satunya adalah bayi dan anak-anak.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menerangkan bahwa vaksin Covid-19 untuk bayi dan anak-anak masih dilakukan penelitian dan uji klinis agar tetap aman saat diberikan. Oleh karena itu, untuk mencegah adanya efek samping yang berbahaya, maka vaksin Covid-19 dilarang diberikan pada bayi dan anak.

“Bayi dan anak perlu dilindungi, namun vaksin Covid-19 untuk anak masih menunggu hasil uji klinis. Sambil menunggu, ayo lengkapi imunisasi anak Anda sesuai rekomendasi,” jelas Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon.).

4. Risiko yang didapatkan jika menolak pemberian vaksin Covid-19

4. Risiko didapatkan jika menolak pemberian vaksin Covid-19
Freepik/chatree.jyy

Sebagian masyarakat ada yang menolak pemberian vaksin Covid-19. Namun, perlu diingat bahwa ketika tubuh tidak menerima suntik vaksin akan menerima beberapa risiko, seperti tertular Covid-19.

“Tanpa vaksinasi, Anda tidak akan mendapatkan kekebalan dan bilamana Anda terpapar Covid-19, Anda dapat menularkannya kepada orang sekitar,” ungkap Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP.

Selain itu, dengan tidak menerima vaksin Covid-19, Mama dapat menularkan virus corona ke orang-orang yang dicintai, khususnya keluarga terdekat. Jika Mama ingin melindungi orang yang disayang, jangan menolak pemberian vaksin Covid-19 ya, Ma.

“Dengan divaksin saya melindungi diri dan keluarga tercinta. Dengan banyak orang divaksinasi maka masyarakat luas akan terlindungi karena ada kekebalan kelompok (herd immunity),” ujar Dr. H. Raveinal, SpPD-KAI, FINASIM.

Salah satu dokter di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa masyarakat yang menolak pemberian vaksin Covid-19 akan lebih rentan terserang virus corona dan dapat menularkan ke orang lain.

“Mereka yang tidak divaksinasi memiliki risiko tiga kali lebih tinggi terserang Covid-19,” jelas Prof. DR. Dr. Cissy RSP Kartasasmita, MSc, SpA(K).

5. Efek samping dari vaksin Covid-19

5. Efek samping dari vaksin Covid-19
Unsplash/engin akyurt

Keraguan masyarakat mengenai vaksin Covid-19 akan masih ada ketika belum mengetahui adakah efek samping dari pemberian vaksin ini. Kabar baiknya, efek samping dari vaksin Covid-19 masih tergolong ringan dan hanya sebentar.

“Dari hasil penelitian, vaksin Sinovac memperlihatkan bahwa KIPI yang terjadi sebagian besar ringan dan singkat, jarang bersifat serius,” ujar Prof. DR. Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M. TropPaed.

Efek samping dari vaksin Covid-19 memang masih tergolong ringan. Biasanya, efek yang sering ditimbulkan setelah suntik vaksin, yaitu nyeri dan bengkak.

“Dapat terjadi reaksi lokal berupa nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat penyuntikan. Dapat juga terjadi reaksi sistemik seperti pegal, pusing, meriang, diare, mual, atau muntah,” ungkap Dr. Erwanto Budi Winulyo, SpPD-KAI.

6. Pemeriksaan tubuh setelah melakukan vaksin Covid-19

6. Pemeriksaan tubuh setelah melakukan vaksin Covid-19
Freepik

Setelah melakukan suntik vaksin Covid-19, tubuh akan membentuk antibodi yang bertujuan untuk melawan penularan virus corona dari orang lain. Namun, masyarakat harus tetap melakukan pemeriksaan untuk mengecek apakah sudah terbentuk atau belum antibodi di dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan setelah vaksin Covid-19.

“Ada pemeriksaan untuk mengetahuinya, namun pada orang sehat, antibodi pasti terbentuk, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan antibodi. Memang ada laboratorium yang dapat memeriksakannya dengan biaya mandiri, bagi yang menginginkannya,” jelas Prof. Dr. Dr. Aryati, MS, SpPK(K).

7. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan

7. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan
Freepik

Vaksin Covid-19 belum diketahui akan melindungi Mama dalam waktu jangka panjang. Oleh karena itu, penerapan 5M (memakai masker, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas) perlu dilakukan oleh masyarakat yang sudah suntik vaksin maupun belum.

“Para ilmuwan sedang mengumpulkan data terkait vaksin Covid-19 akan melindungi tubuh dalam jangka panjang. Karena ini vaksin jenis baru, maka saat ini belum diketahui berapa lama imunitas/kekebalan akan bertahan,” kata Dr. Dyah Agustina Waluyo.

“Perlindungan pertama (primer) adalah menjaga kesehatan diri dengan 5M. vaksinasi adalah perlindungan lapis kedua agar tetap sehat atau jika tertular penyakitnya tidak berat,” jelas Prof. Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K).

Itulah beberapa pengetahuan sekaligus jawaban dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Semoga informasi di atas dapat mengurangi rasa keraguan Mama terhadap vaksin Covid-19 ya.

Baca juga:

The Latest