5 Alasan Nggak Perlu Galau menurut Agama Islam

Ingat selalu Allah supaya Mama tetap semangat dan sanggup bangkit!

12 Mei 2022

5 Alasan Nggak Perlu Galau menurut Agama Islam
Unsplash/Kyle Broad

Ada waktu di mana hidup seolah terasa tak berarti lagi. Ada juga waktu di mana pikiran Mama telah direnggut oleh rasa putus asa. Semangat dan gairah untuk menjalani hidup pun lantas padam.

Tidak jarang ketika sudah tak sanggup menahan keterpurukan tersebut, Mama jadi terpengaruh melakukan hal-hal yang menyalahi perintah Allah SWT yang sepatutnya tidak dilakukan. Di samping itu, agama Islam melarang umatnya berlarut-larut dalam kesedihan. Kira-kira, kenapa ya?

Untuk menemukan jawabannya, Popmama.com telah merangkum 5 alasan nggak perlu galau menurut Islam. Yuk, simak informasinya supaya setop ngegalau terus!

1. Allah mengetahui isi hati dan jerih payah hamba-Nya

1. Allah mengetahui isi hati jerih payah hamba-Nya
Pexels/Steven Arenas

Pastinya Mama memiliki list panjang tentang keinginan, impian, maupun harapan yang hendak dicapai di masa depan. Namun sering sekali setelah berikhtiar, Mama masih belum mendapatkan apa yang diinginkan.

Meskipun begitu, Mama nggak perlu langsung sedih. Hal ini karena Allah sejatinya Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala hal yang telah dikerjakan hamba-hamba-Nya, sekalipun itu yang terucap dalam kalbu.

Hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam Surah Fatir ayat 38 dan Surah Al-Baqarah ayat 29. Allah SWT berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عالِمُ غَیْبِ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِنَّهُ عَلیمٌ بِذاتِ الصُّدُور

Innallāha 'ālimu gaibis-samāwāti wal-arḍ, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr.

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di Bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Fatir, [35]:38).

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī'an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab'a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in 'alīm.

Artinya: "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di Bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah, [2]: 29).

Jadi, semua keluh kesah yang telah Mama curahkan ketika galau selama pasti diketahui oleh Allah SWT.

Editors' Pick

2. Allah mendengar isak tangis hamba-Nya

2. Allah mendengar isak tangis hamba-Nya
Pixabay/StockSnap

Alasan nggak perlu galau dalam Islam berikutnya adalah karena Allah Maha Mendengar. Sedih dan gundah itu manusiawi banget ya, Ma. Dengan menangis, Mama malah bisa merasa lebih tenang dan hal yang mengganjal di hati bisa sedikit terangkat.

Nah, akan lebih baik lagi kalau keluh kesah yang dialami Mama adukan kepada Allah SWT. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Nabi Yakub AS ketika berpisah dengan putranya, Nabi Yusuf AS.

Firman Allah dalam Surah Yusuf ayat 86 yang berbunyi,

قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Qāla innamā asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn.

Artinya: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf, [12]:86).

Meskipun merasa sedih memang lumrah, Allah SWT ternyata membenci hamba-Nya yang terus-terusan galau lho, Ma. Hal ini karena berlarut dalam kesedihan mampu melemahkan kalbu. Tidak hanya itu, sedih yang berkepanjangan juga mampu meredupkan semangat dan tekad untuk mengubah nasib/keadaan menjadi lebih baik.

Dan yang paling utama, setan sangat gembira ketika melihat Mama terpuruk dalam kesedihan. Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan,

وسر ذلك أن الحزن موقف غير مسير، ولا مصلحة فيه للقلب، وأحب شيء إلى الشيطان :أن يحزن العبد ليقطعه عن سيره ويوقفه عن سلوكه، قال الله تعالى : {إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا} 

Artinya: "Rahasianya adalah karena kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati. Suatu hal yang paling disenangi setan adalah membuat sedih hati seorang hamba hingga menghentikannya dari rutinitas amalnya dan menahannya dari kebiasaan baiknya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, 'Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu adalah dari setan supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita'.” ([QS. Al-Mujadalah: 10]. Madaarijus Saalikiin hal.1285).

3. Allah nggak akan mengabaikan doa-doa hamba-Nya

3. Allah nggak akan mengabaikan doa-doa hamba-Nya
Freepik/Wayhomestudio

Ketika sedang berikhtiar, ada satu masa di mana Mama sudah mencapai titik jenuh. Saat-saat itulah muncul perasaan putus asa karena tak kunjung berhasil meraih impian. 

Nah, perlu Mama ingat bahwa semua usaha harus dibarengi dengan doa kepada Allah SWT. Inilah alasan nggak perlu galau menurut Islam karena Allah telah berjanji dalam Surah Ghafir ayat 60 yang berbunyi,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn.

Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'.". (QS. Ghafir, [40]:60).

Terlebih lagi, Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa Allah malu jika tidak menjawab tengadahan tangan dari hamba-Nya yang sangat ingin dikabulkan doanya.

إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

Artinya: “Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Ta’ala adalah Maha Pemalu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa.“ [HR. Abu Dawud (No. 1488), at-Tirmidzi (No. 3556), Ibnu Majah (No. 3865) dan Ibnu Hibban (No. 876)].

Di samping itu, Mama perlu ingat bahwa Allah SWT mengabulkan doa hamba-hamba-Nya melalui tiga cara, di antaranya:

  • Pertama, Allah akan langsung mengabulkan permohonan doa hamba-Nya pada saat itu juga;
  • Kedua, Allah menunda pengabulan doa hamba-Nya;
  • Ketiga, Allah kabulkan permintaan hamba-Nya dalam bentuk lain yang jauh lebih baik.

Adanya jaminan pengabulan ini harus mendorong Mama menjadi manusia yang lebih optimis dan pantang menyerah di masa yang akan datang.

4. Allah nggak akan pernah meninggalkan hamba-Nya

4. Allah nggak akan pernah meninggalkan hamba-Nya
Freepik/Rawpixel.com

Mama mungkin punya teman curhat yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk mencurahkan segala isi hati. Sayangnya, teman Mama pun hanyalah manusia. Dirinya bisa saja sewaktu-waktu tidak dapat mendengarkan curhatan Mama.

Hal ini tidak berlaku bagi Allah SWT. Dia akan selalu hadir ketika Mama ingin menumpahkan segala kegundahan. Inilah yang menjadi alasan nggak perlu galau menurut Islam karena Allah sejatinya Maha Mendengar segala sesuatu.

Dalam Surah Asy-Syura ayat 11, Allah SWT berfirman,

فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Fāṭirus-samāwāti wal-arḍ, ja'ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an'āmi azwājā, yażra`ukum fīh, laisa kamiṡlihī syaī`, wa huwas-samī'ul-baṣīr

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syura, [42]:11).

Selain itu, ada banyak ayat yang menjelaskan bahwa Allah telah berjanji untuk senantiasa mendampingi hamba-hamba-Nya. Beberapa di antaranya adalah:

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Illā tanṣurụhu fa qad naṣarahullāhu iż akhrajahullażīna kafarụ ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqụlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha ma'anā, fa anzalallāhu sakīnatahụ 'alaihi wa ayyadahụ bijunụdil lam tarauhā wa ja'ala kalimatallażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-'ulyā, wallāhu 'azīzun ḥakīm

Artinya: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita'. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Alquran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah, [9]:40).

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Innallāha ma'allażīnattaqaw wallażīna hum muḥsinụn.

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl, [16]:128).

وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Wa aṭī'ullāha wa rasụlahụ wa lā tanāza'ụ fa tafsyalụ wa taż-haba rīḥukum waṣbirụ, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn

Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal, [8]:46).

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ ...

... kam min fi`ating qalīlatin galabat fi`atang kaṡīratam bi`iżnillāh, wallāhu ma'aṣ-ṣābirīn.

Artinya: “... Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah, [2]:249).

5. Allah mencintai hamba-Nya

5. Allah mencintai hamba-Nya
Pixabay/Nietjuh

Alasan nggak perlu galau dalam Islam terakhir adalah karena Allah senantiasa mencintai para hamba-Nya. Allah memberikan cobaan dalam bentuk kesedihan bukan sebab Ia membenci Mama. Ini karena Allah adalah Zat yang Maha Baik; Ia tidak akan pernah sekali pun menzalimi hamba-Nya.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ

Man 'amila ṣāliḥan falinafsihī wa man asā`a fa 'alaihā, wa mā rabbuka biẓallāmil lil-'abīd.

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-(Nya)." (QS. Fussilat, [41]:46).

Perlu Mama ketahui, cobaan tersebut merupakan salah satu bentuk kasih sayang, hidayah, dan cinta Allah, lho. Pasalnya, terdapat kebaikan jika Mama mampu bersabar dalam menghadapi ujian tersebut. Ini seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW yang berbunyi,

ان عظم الجزاء مع عظم البلاء وان الله اذا احب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضى ومن سخط فله السخط

"Sesungguhnya besarnya pahala disesuaikan dengan besarnya ujian. Apabila Allah SWT telah jatuh cinta pada suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang menerima, maka akan mendapatkan rida-Nya. Apabila marah-marah, maka akan dapat murka-Nya." (HR. Tirmidzi).

Kebaikan-kebaikan yang akan Mama peroleh setelah berhasil melewati cobaan tersebut bisa berupa derajat yang ditinggikan, pengabulan doa, hingga semakin diteguhkannya hati supaya jauh dari maksiat dan jalan-jalan yang dilarang-Nya.

Mama sudah baca informasi tentang 5 alasan nggak perlu galau dalam IslamNah, Mama harus selalu yakin bahwa alur kehidupan yang telah Allah tuliskan adalah alur yang terbaik. Jadi, harus selalu semangat terus ya, Ma!

Baca juga:

The Latest