Viral, Wisata Curug Bidadari Tuai Kontroversi soal Harga Tak Wajar

Pemerintah setempat tak bisa berbuat banyak terkait persoalan ini

14 Juni 2021

Viral, Wisata Curug Bidadari Tuai Kontroversi soal Harga Tak Wajar
zesthotel.com

Baru-baru ini, dunia maya sedang dihebohkan oleh sebuah postingan yang diunggah oleh akun Wisata Alam Bogor di Facebook. Lagi-lagi, persoalannya masih seputar biaya wisata yang tak masuk akal. Setelah sebelumnya viral, harga makan di kaki lima daerah Malioboro Jogja, kini ramai harga makanan di salah satu tempat wisata di Bogor. 

Si pengunggah menunjukkan daftar harga yang harus dikeluarkan apabila hendak mengunjungi tempat wisata Curug Bidadari yang terletak di kawasan Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lantas, banyak netizen yang geram akan hal ini dan tak sedikit yang menyalahkan pemerintah daerah (pemda) setempat atas tarif tersebut. Akan tetapi, Camat Babakan Madang membantah adanya ikut andil pemda terkait hal tersebut.

Berikut Popmama.com telah merangkum terkait biaya tak wajar yang ada di tempat wisata Curug Bidadari, Bogor.

1. Reaksi warganet atas biaya yang tak wajar

1. Reaksi warganet atas biaya tak wajar
Pixabay/RobertCheaib
Ilustrasi

Berdasarkan unggahan Facebook tersebut, akun Wisata Alam Bogor membagikan rincian daftar harga yang dikeluarkan saat berwisata ke Curug Bidadari.

Terlihat bahwa pengunjung harus mengeluarkan Rp45.000 untuk tiket masuk, Rp15.000 untuk mi dalam cup ukuran kecil, Rp25.000 mi dalam cup ukuran besar, Rp10.000 untuk kopi sachet, dan Rp30.000 untuk sekadar menaruh barang di pinggir curug.

Alhasil, banyak warganet yang memberikan respon negatif. Kebanyakan dari yang sudah pernah mengunjungi tempat wisata tersebut mengaku kapok dan melarang warga lain untuk datang.

Padahal, kondisi serupa tidak ditemukan saat curug tersebut pertama kali dibuka. Menurut penuturan seorang pengguna Facebook yang dahulu pernah menyambangi Curug Bidadari, dirinya tidak dikenakan apapun, kecuali biaya parkir sebesar Rp5.000 saja.

Kalau dibandingkan dengan sekarang, pastinya sangat berbeda di mana ada pengguna lain yang menyahut bahwa dirinya bahkan mengeluarkan sejumlah uang hanya karena berteduh saat hujan.

Editors' Pick

2. Camat Babakan Madang: ‘Pemerintah daerah tidak ada ikut campur’

2. Camat Babakan Madang ‘Pemerintah daerah tidak ada ikut campur’
Freepik/Jcomp
Ilustrasi

Isu tarif tak wajar tersebut pun membuat banyak warga yang mengeluh kepada pemda setempat.

Akan tetapi, berdasarkan ungkapan Cecep Imam, selaku Camat untuk wilayah Babakan Madang, pemerintah sama sekali tidak terlibat dalam hal penentuan harga dan pengelolaan tempat wisata Curug Bidadari. Malah Imam menjelaskan bahwa dirinya tidak mengetahui tentang tarif di luar nalar tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa pemda tidak bisa berbuat banyak sehingga apabila masyarakat menginginkan adanya penurunan harga, maka harus menemui langsung pihak yang mengelola curug tersebut.

Hal ini karena pihak-pihak tersebutlah yang telah mematok tarif sejak Curug Bidadari pertama kali dibuka.

3. Bupati Bogor akan segera menindaklanjuti kasus tersebut

3. Bupati Bogor akan segera menindaklanjuti kasus tersebut
Pixabay/qimono
Ilustrasi

Melihat viralnya isu biaya tak wajar yang ada di Curug Bidadari, Bupati Bogor Ade Yasin pun menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan segera menindaklanjuti dugaan kasus pungutan liar (pungli) tersebut.

Sebelum akhirnya mengambil keputusan berdasarkan jalur hukum, pihaknya akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan para pengelola curug perihal masalah ini.

Tips agar Tak Terjebak Harga Makanan di Tempat Wisata

Tips agar Tak Terjebak Harga Makanan Tempat Wisata
Freepik/Racool_studio

Maraknya penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab membuat banyak dari kita yang akhirnya enggan untuk pergi berwisata.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang bisa Mama dan keluarga lakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penipuan harga terutama saat memesan makanan, beberapa di antaranya:

  • Mama dan keluarga bisa memperlajari sedikit bahasa daerah yang digunakan di kawasan wisata tersebut sebelum melakukan perjalanan. Gunakan bahasanya di saat Mama hendak memesan makanan. Cara ini cukup jitu karena bisa memberikan kesan kekeluargaan dengan penjual sehingga mereka merasa dekat dengan kita.
  • Hindari menggunakan pakaian yang terlihat mahal atau naik kendaraan pribadi. Sebab, ini seolah memberitahu kepada penjual kalau Mama berasal dari kota besar dan memiliki banyak uang. Alhasil, mereka tidak sungkan-sungkan untuk mematok harga selangit karena para penjual berpikir, Mama sangat mampu membayarnya.
  • Apabila warung/tempat makan memiliki daftar menu, perhatikan dengan baik rincian harga tiap makanannya. Untuk lebih memastikan lagi, Mama bisa menanyakan kembali kepastian harganya dan juga terkait biaya tambahan dari pajak.
  • Untuk warung/tempat makan yang dihargai sesuai porsi, seperti warung makan seafood, terlebih dahulu hitung harga dari banyaknya porsi yang akan dipesan. Supaya lebih jelas, Mama boleh menanyakan tentang besarnya porsi yang akan didapatkan kepada penjual.

Itulah informasi seputar biaya tak wajar di tempat wisata Curug Bidadari yang sedang viral di jagat internet.

Kita doakan saja agar masalahnya cepat selesai supaya banyak masyarakat yang bisa kembali mengunjungi Curug Bidadari tanpa harus membayar tarif setinggi langit.

Baca juga:

The Latest