Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah diperbolehkan menggabungkan niat puasa Syaban dengan qadha Ramadan? Para ulama memiliki pendapat berbeda terkait hal ini. Sebagian membolehkan penggabungan niat, sementara sebagian lain menyarankan untuk tetap memisahkannya.
Menurut sebagian ulama, seseorang yang melaksanakan puasa qadha di bulan Syaban dapat sekaligus mendapatkan pahala puasa sunnah Syaban. Ini berdasarkan kaidah bahwa jika seseorang melakukan ibadah wajib yang waktunya bertepatan dengan ibadah sunnah, maka ia bisa memperoleh keutamaan keduanya.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa sebaiknya ibadah puasa wajib dan sunnah dilakukan secara terpisah agar pahalanya lebih sempurna. Sebab, puasa wajib memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi, sementara puasa sunnah lebih fleksibel dalam pelaksanaannya.
Bagi yang ingin menggabungkan niat, bisa membaca niat qadha Ramadan dengan harapan juga mendapatkan pahala puasa Syaban. Berikut contoh niatnya:
نويت صوم غد عن قضاء فرض رمضان وسنة شعبان لله تعالى.
"Nawaitu shauma ghadin 'an qadha'i fardhi ramadhana wa sunnati sya'bana lillahi ta'ala."
Artinya: "Aku berniat puasa besok untuk mengganti kewajiban Ramadan dan sekaligus puasa sunnah Syaban karena Allah Ta'ala."
Dengan memahami niat puasa Syaban dan qadha Ramadan, kita bisa melaksanakan ibadah dengan niat yang tulus dan ikhlas. Setiap amalan yang kita lakukan akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Menjalankan puasa di bulan Syaban dan mengganti utang puasa Ramadan adalah dua ibadah yang memiliki nilai luar biasa. Selain mendapatkan pahala, keduanya juga menjadi bentuk kesiapan diri dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Jadi, sudah siapkah kamu menyambut Ramadan dengan keadaan diri dengan versi yang lebih baik? Yuk, manfaatkan bulan Syaban untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT!