Anjuran Kominfo Terkait Kebocoran 279 Juta Data Penduduk Indonesia
Kominfo masih terus melakukan penelusuran
22 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan pemberitaan dugaan kebocoran 279 juta data pribadi penduduk Indonesia di situs jual beli online.
Mengetahui hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, meminta Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo untuk langsung menelusuri dugaan kebocoran data pribadi tersebut.
Dalam siaran tertulis pada Kamis (20/05), ia menyampaikan, "Hingga (Kamis) malam ini, pukul 20.00 WIB, tim masih bekerja dan sejauh ini belum dapat disimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga. Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar."
Untuk mengetahui update terkait kebocoran data pribadi milik masyarakat Indonesia, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya dari berbagai sumber.
1. Kominfo minta untuk selalu perbarui password
Terkait adanya dugaan kebocoran data pribadi, Kominfo kemudian meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu perbarui password pada setiap akun yang dimiliki.
Tak hanya itu, Kominfo juga meminta agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi, untuk semakin meningkatkan upaya dalam menjaga keamanan data pribadi yang dikelola dengan menaati ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku, serta memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan.
Dalam siaran tertulis disebutkan, "Kementerian Kominfo mengajak seluruh masyarakat untuk semakin berhati-hati dan waspada dalam melindungi data pribadinya dengan tidak membagikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Lalu, memastikan syarat dan ketentuan layanan yang digunakan, secara berkala memperbarui password pada akun-akun elektronik, dan memastikan sistem keamanan perangkat selalu diperbarui."
2. Awal mula pemberitaan kebocoran data penduduk Indonesia
Pada Kamis (20/05) lalu, netizen Indonesia dikejutkan dengan cuitan sebuah akun Twitter @ndagels yang menyebutkan bahwa adanya kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia dan dijual di situs online dengan harga 0,15 bitcoin atau sekitar Rp87 juta.
"Hayoloh kenapa ga rame ini data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira-kira dari instansi mana?" cuitnya.
3. Dugaan data bocor dari BPJS Kesehatan
Pada akun yang sama, ia juga mengunggah bukti percakapan dugaan penjualan data yang menyebutkan bahwa data bocor tersebut miilik BPJS Kesehatan.
Pemilik data kemudian memberikan contoh berisi satu juta data penduduk Indonesia secara gratis ke berbagai laman data seperti bayfiles, anonfiles, dan mega.nz.
Mengetahui hal tersebut, Kominfo dengan sigap memanggil pihak BPJS Kesehatan terkait dugaan kebocoran data. Dalam pertemuan tersebut, pihak BPJS menyebutkan bahwa akan memastikan dan menguji ulang data pribadi tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi menyebutkan bahwa sampel data yang ada diduga identik dengan data BPJS Kesehatan. Hal ini sebagaimana tertera dari Nomor Kartu (Noka), Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status Pembayaran yang identik data BPJS Kesehatan.
Meski data sampel yang beredar berjumlah 1 juta data, namun menurut Kominfo hanya berjumlah 100.002 data. Hingga saat ini, Kominfo masih terus menelusuri dugaan kebocoran data pribadi yang membuat resah masyarakat Indonesia.
Baca juga:
- WhatsApp Klarifikasi Isu Privasi Data dengan 'Bajak' Stories Pengguna
- Apa Saja Jenis Data yang Dibagikan Whatsapp ke Facebook?
- Agar Data Dipercaya Dunia Menkes Ubah Istilah Covid-19