Tega, Perempuan Ini Mengakui Menyekap dan Menyiksa 3 Anak Angkatnya

Seperti ini alasan dan kronologi sampai seorang ibu asuh tega menyekap 3 anak angkatnya!

19 September 2018

Tega, Perempuan Ini Mengakui Menyekap Menyiksa 3 Anak Angkatnya
Popmama.com/Novy Agrina
Ilustrasi

Seorang ibu asuh pelaku penyekapan tiga anak angkat ditetapkan sebagai tersangka menurut Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Makassar.

Setelah beberapa waktu mengundang perhatian warga, akhirnya anak angkat tertua berhasil menyelamatkan adik-adiknya dengan perjuangan dan kegigihan yang sangat dramatis. Lalu, apa yang diganjar pada sang ibu asuh sebagai pelaku?

1. Sang ibu asuh terjerat lima tahun penjara

1. Sang ibu asuh terjerat lima tahun penjara
Dok. Popmama.com

"Ancaman pidananya lima tahun lebih. Sehingga tersangka penyekap tiga bocahnya kita langsung tahan untuk diproses hukum lebih lanjut," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Makassar, Kompol Wirdhanto Hadicaksono, Selasa (18/9/2018).

Memey ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan pidana Pasal 77b jo Pasal 76b, Pasal 80 ayat 1 jo pasal 76c Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2. Alasan ibu asuh menyekap anak angkatnya

2. Alasan ibu asuh menyekap anak angkatnya
seedpsychology.com.au

Keluarga ini mengalami himpitan ekonomi, sehingga kesulitan ini menjadi motif atau alasan bagi Memey untuk melakukan penyekapan pada 3 anak angkatnya.

Saat ini ia tidak punya pekerjaan, sementara kebutuhan hidup terus menuntut nya. Sebagai orangtua, ia harus tetap menghidup ketiga anak angkatnya.

"Keadaan kehidupan ekonominya menurun, dampaknya ketiga anak tersebut tak mengenyam pendidikan dan ketika merawat ketiga anak tersebut sendirian, ia terpaksa kerap menggunakan cara-cara kekerasan," tutur Wirdhanto.

Ditemui luka bakar seperti sundutan rokok pada dua anak, namun belum dapat dipastikan itu dilakukan oleh ibu asuhnya atau bukan. Perlu menunggu hasil visum dari RS Bhayangkara Makassar untuk memastikan lebih lanjut.

Menurut pengakuan tersangka, dua dari 3 anak yang diasuhnya adalah anak kandungnya, mereka adalah AW (11) dan F(5) yang ditubuhnya terlihat ada luka sundutan.

Wali Kota Makassar juga menjamin ketiga anak yang menjadi korban penyekapan ini juga akan melanjutkan sekolahnya lagi demi masa depan mereka.

"Saya sudah intruksikan untuk itu kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar. Agar ketiga anak harus melanjutkan pendidikan," kata Danny sapaan akrab Mohammad Romdhan Pomanto.

Ia mengaku sangat bersyukur karena ketiga anak korban penyekapan dan penganiayaan tersebut dapat meloloskan diri dan ditangani oleh DP3A Kota Makassar. Tak hanya itu, ia juga berterima kasih atas tindakan sigap pihak Polrestabes Makassar yang telah mengamankan ibu asuh.

"Soal proses hukumnya, semuanya saya serahkan kepada pihak Kepolisan. Pemkot Makassar sendiri dalam hal ini akan memelihara dan membina ketiga anak korban penyekapan tersebut sekaligus memastikan ketiganya mendapat pendidikan. Mereka harus sekolah dan itu kita jamin," ucap Danny.

Perjuangan Dramatis 3 Anak Angkat Kabur dari Penyekapan Ibu Asuh di Makassar.

3. Kronologi perjuangan 3 anak asuh menyelamatkan diri dari penyekapan

3. Kronologi perjuangan 3 anak asuh menyelamatkan diri dari penyekapan
Dok. Istimewa

Tiga anak angkat masing-masing laki-laki inisial AW (11) dan dua anak perempuan inisial US (5) dan inisal DV (2,5) kabur dari penyekapan dan penyiksaan yang dilakukan oleh ibu asuhnya, Meilania Detaly atau Memey dari sebuah ruko 3 lantai.

Dari ruko yang berada di Jalan Seruni RT 5/RW 3 Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakukang, Makassar, ketiganya nekat kabur dari rumah pada Minggu, 16 September 2018.

AW, sang Kakak dari kedua saudaranya tersebut berjuang menyelamatkan kedua adiknya. Ia membuat rencana agar mereka dapat keluar dari rumah yang dijadikan tempat penyekapan oleh ibu asuhnya.

Mereka sudah lelah disekap dan disiksa oleh ibu asuhnya.

"AW ini menggunakan besi tumpul yang biasa dipakai ibu asuh untuk memukulnya, untuk digunakan sebagai pencungkil gembok pintu rumahnya. Setelah pintu terbuka, ketiganya pun berpencar," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Kompol Wirdhanto Hadicaksono, Selasa (18/9/2018).

AW meninggalkan kedua adiknya dan mencari seorang pendeta di sebuah Gereja yang berlokasi di Jalan Toddopuli, Makassar untuk meminta perlindungan.

Sementara, kedua adiknya diselamatkan warga dan diserahkan ke keamanan perumahan dan selanjutnya diserahkan ke Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Makassar.

"Pelaku (Memey) menyerahkan diri ke DP3A Makassar Senin, 17 September 2018, pukul 15.30 WITA dan kemudian diserahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar dan saat ini pelaku sudah diamankan dan sedang menjalani proses penyidikan," ucap Wirdhanto.

Polisi juga telah menggelar olah tempat kejadian perkara tak lama setelah ruko itu disegel.

"Kita telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa besi tumpul, beberapa puntung rokok dan menemukan sejumlah hewan peliharaan, di antaranya anjing, kucing, dan ular dari lantai 3 rumah tempat penyekapan ketiga korban," kata Wirdhanto.

Ketua RT 5/RW 3 Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakukang, Makassar setempat, Nuraeni mengatakan ketiga orang bocah tersebut kerap melambaikan tangan dari balik jendela yang berada di lantai tiga rumahnya sembari memegang perutnya.

"Sering ketiga anak tersebut menyapa warga dari balik jendela lantai tiga rumahnya. Mereka seakan memberikan isyarat jika mereka lapar. Tapi rumahnya dikunci dari luar oleh ibu asuhnya," tutur Nuraeni.

Nuraeni melanjutkan, saat ketiganya diamankan oleh DP3A Makassar, kondisi anak-anak ini sangat mengenaskan. Pada tangan dua bocah perempuan terdapat bekas luka bakar seperti bekas sundutan rokok.

"Saya sempat tanya anak tersebut dan mereka katakan betul kalau dihukum oleh ibu asuhnya, mereka disundut rokok yang ada apinya, meski ibunya tersebut tak merokok. Jadi ibunya sepertinya beli rokok untuk nantinya dibakar sebagai bentuk hukuman bagi ketiga bocah kalau dianggap nakal," tutur Nuraeni.

Bekas luka sundutan rokok, beber Nuryati, hampir menghiasi lengan tangan ketiga bocah tersebut, termasuk bocah terbungsu. Ada lebih dari satu bekas sundutan rokok di tangannya.

Ketiga anak angkat itu juga tidur hanya beralaskan tikar, ketiga anak tersebut juga tidur bersama hewan peliharaan, termasuk kucing, anjing, dan ular.

"Ketiganya tidur bersama hewan peliharaan yang ada di lantai 3. Kalau lantai dua rumahnya wujudnya seperti gudang. Sementara, lantai dasar ada usaha semacam butik pakaian," kata Nuraeni.

Setelah Memey ditahan penyidik unit PPA Polrestabes Makassar, ketiga anak angkat itu dirawat oleh petugas DP3A Kota Makassar. "Alhamdulillah ketiganya sudah riang dalam pembinaan DP3A. Kita juga akan menyediakan ahli psikologi agar psikologis ketiganya membaik dan layaknya anak pada umumnya," kata Tenri.

Ia menceritakan, perjuangan tiga bocah dari upaya penyekapan dan penyiksaan ibu asuhnya terbilang cukup berat. Ketiganya kompak sehingga mereka berhasil keluar dari rumah.

Semoga kejadian serupa tidak akan pernah terjadi. Jika terjadi kondisi himpitan ekonomi, memang biasanya sebagai orangtua akan merasakan benturan mental yang kuat. Sebagai pertimbangan, anak bukanlah sesuatu untuk pelampiasan, mereka adalah anak-anak yang harus dilindungi bagaimana pun keadaan sebuah keluarga.

The Latest