Menkes juga menjawab perihal kekhawatiran akan adanya keganasan yang berlipat dibalik Omicron yang juga diberi sebutan 'son of Omicron' ini. Budi menegaskan bahwa hal itu belum dapat dipastikan.
"Kalau Omicron B.A.2 itu lebih ganas belum ada studi yang mengatakan B.A.2 lebih ganas saya belum baca. Tapi kalau Omicron itu menyerang bagian atas dan turun ke paru-paru itu sudah ada studinya," kata Budi lagi.
Hal ini pun turut ditanggapi oleh dr. Pompini Agustina Sitompul, Sp.P merupakan seorang Dokter Paru yang turut hadir dalam virtual pers.
Beliau memberi tahukan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Omicron dan keturunannya masih dalam observasi.
Namun begitu, untuk krakteristik yang dimiliki varian Omicron dan keturunannya masih sama yakni memiliki kemampuan menghindari imun tubuh.
"Data WHO menyebutkan B.A.1, B.A.2 dan B.A.3 masih di observasi. Kalau kemampuannya itu Omicron B.A. 1, 2 dan 3 itu masih sama. Penularannya, imune escape-nya masih sama. Saat ini data yg ada itu tidak benar kalau B.A.2 itu lebih ganas, itu tidak benar," pungkas Agustina.
Sebelumnya telah dikabarkan adanya varian Omicrom siluman ditemukan di 40 negara, termasuk tetangga RI, Filipina. Departemen Kesehatan (DOH) telah mengonfirmasi hal itu pada Selasa (25/1/2022).
Itulah hasil liputan kami pada acara konferensi pers virtual dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Semoga kamu tercerahkan dengan adanya informasi mengenai apa yang tengah dibicarakam warganet dan media mengenai Omicron siluman atau disebut Omicron BA.2 tersebut.
Mari kita tetap jalankan protokol kesehatan dan sukseskan program vaksinasi pemerintah yang kini sudah pada tahap booster vaksin. Take care Ma.