Pagelaran Sabang Merauke, Pujian untuk Pahlawan Bangsa dan Budaya

Ratusan penari, puluhan pemain orkestra Jakarta Concert Orchestra, dan para penyanyi dari Batavia Madrigal Singers juga penyanyi anak-anak dari Resonanz Children's Choir memeriahkan panggung selama sekitar 2,5 jam pertunjukan. Waktu terasa cepat berjalan karena musik dan lagu yang ditampilkan sangat memukau.

Lagu-lagu daerah dari Khutidhieng dari Aceh sampai Mombosimbo dari Papua, membawa penonton ke tempat-tempat jauh di Nusantara. Para penyanyi teater, Yuyun Arfah, Christine Tambunan, Swain Mahisa, Nino Prabowo, Taufan Purbo, Alsant Nababan, Gabriel Harvianto, dan Mirabeth Sonia juga tampil.

Dari sederetan penyanyi itu, penampilan Isyana Sarasvati menyanyikan lagu Melati Suci dan Bubuy Bulan, sangat memikat.

Namun penonton tidak berhenti dimanja di suara teaterikal Isayana saja sebab ada Cantika Abigail dengan lagu Cik Cik Periuk, Lancang Kuning, Hela Rotane, dan Aku Papua, juga sangat memesona. Total ada 31 lagu daerah yang dibawakan oleh para penyanyi di panggung. Luar biasa!

Tari-tari daerah dari Saman yang kompak sampai Tari Lenso yang anggun tampil di panggung. Para penari juga bahkan menari dengan sepatu roda, turun dari puncak ruang pertunjukan menggunakan sling baja, dan melakukan banyak keajaiban gerak tubuh yang seirama dengan nada. Mata tertancap di panggung dan napas juga tercekat ketika Reog Ponorogo yang magis tampil megah di panggung. 

Busana yang mereka pakai pun beragam dengan ciri khas daerah masing-masing. Selain tentu saja busana tradisional yang menjadi pakem para penari daerah. 

Konsep pertunjukan Sabang Merauke yang multiseni ini dihantarkan oleh kehadiran celoteh kakek dan cucu antara Butet Kertaredjasa dan Sahara Christie.

Sahara yang suaranya khas anak-anak ibu kota, mendengar kisah pahlawan dari kakeknya yang mantan pejuang.

Penonton-penonton usia muda beberapa kali tersindir celoteh kakek Butet. Salah satu celoteh yang disambut ramai adalah ketika Kakek Butet bilang, "makanya anak muda sekarang jangan hanya tahu budaya luar. Lebih tau K-Pop dance daripada tari tradisional." 

Duet Indra Bekti dan Endah Laras sebagai MC juga tidak boleh diabaikan di panggung ini. Mereka berdua tampil kompak dengan gestur dan tutur yang lucu penuh celetukan.

Penonton menjadi lebih ceria mendengar pengantar dari mereka ini. Tertawalah seisi ruang!

Pertunjukan ini memang ditujukan untuk menghormati pahlawan nasional. Dalam rangka perayaan hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, ungkapan terima kasih yang meriah ini memang cocok diselenggarakan.

Para pahlawan ada yang dipersonafikasi ada pula yang dijelaskan lewat layar audio visual di atas panggung. Suara kharismatik Sukarno dan Bung Tomo diputar juga di panggung. Membakar semangat penonton untuk lebih memahami Indonesia lewat pertunjukan ini.

Konsep tampilan satu provinsi, satu pahlawan, satu tarian, dan satu lagu ini benar-benar membuat penonton tak ingin pertunjukan segera berakhir. 

Panggung indah dan pertunjukan luar biasa tentu tidak akan terlihat megahnya jika busana para penampil tidak maksimal. Untuk urusan busana penyanyi, 12 perancang busana dari Ghea Panggabean sampai Ivan Gunawan ikut dilibatkan.

Hasilnya, spektakuler! Kreasi kain nusantara tampak modern dan elegan. Sungguh indah kekayaan Indonesia di tangan yang tepat. 

Semoga Mama yang belum sempat menonton acara ini bisa merasakan suasananya dari liputan Popmama.com ya.