Biaya kesehatan terkait penanganan virus corona akan ditanggung oleh pemerintah. Hal ini tertulis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Corona Virus Sebagai Penyakit Dapat Menimbulkan Wabah dan Penanggulangannya.
Melansir dari Kompas, bunyi dari diktum kedua Kepmenkes yaitu, "segala bentuk pembiayaan dalam rangka upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan."
Diktum kedua Kepmenkes juga menyebutkan sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait penyebaran virus corona dengan menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan perawatan, rujukan.
Serta fasilitas penunjang seperti laboratorium dan bahan logistik kesehatan yang diperlukan beserta jaringannya secara terpadu dan berkelanjutan.
Untuk bunyi kelima Kepmenkes yaitu, "pembiayaan sebagaimana dimaksud Diktum KEEMPAT termasuk biaya perawatan bagi kasus suspek yang dilaporkan sebelum Keputusan Menteri ini mulai berlaku, dengan mengacu pada pembiayaan pasien penyakit infeksi emerging tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan."
Sementara itu, selain melakukan penanggulangan, Kemenkes juga masih memantau 48 orang yang diduga melakukan kontak dengan dua orang warga yang positif terinfeksi virus corona.
"Untuk sementara, aku ngomomg sementara ya. First contact, second contact, third contact, kita sudah sampai ke angka 48 orang," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono.
Anung juga mengatakan, orang yang termasuk dalam kategori kontak erat diwajibkan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kemungkinan terinfeksi virus corona atau tidak.
Sedangkan, menanggapi perihal mahalnya harga masker, Kementerian Kesehatan tidak bisa berbuat apa-apa. Menteri Kesehatan mengatakan tingginya harga masker merupakan konsekuensi dari tingginya permintaan masker.
Terawan kembali menegaskan, penggunaan masker lebih baik hanya diperuntukkan untuk orang yang sakit.
"Gini saja, nomor satu, yang sakit yang pakai, yang sehat tidak pakai dulu karena kalau harga dan sebagainya, kelangkaan dan sebagainya, itu pasar memang begitu," ujar Terawan.