Paparan serat asbes telah dikaitkan dengan mesothelioma, kanker agresif yang berkembang di lapisan paru-paru, perut atau jantung.
Ribuan tuntutan hukum lainnya mengklaim hubungan antara kanker dan produk bubuk talek telah diajukan terhadap Johnson & Johnson dan perusahaan lain.
Bedak talek dihasilkan dari mineral yang disebut dengan talc atau magnesium trisillicate. Dalam bentuk alamnya, talc ditemukan berbentuk batuan dan diketahui mengandung serat menit terutama asbes. Proses yang harus dilakukan untuk memisahkan kandungan ini dari batu tidaklah mudah.
sebuah studi menunjukkan bahwa asbes sebagai salah satu bahan yang terkandung dalam bedak talek bersifat karsinogen, yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dalam penggunaan jangka panjang.
Sebenarnya pada tahun 1973, badan pengawas makanan dan obat AS (US Food and Drug Administration) merancang resolusi untuk membatasi jumlah serat asbes seperti pada bedak kosmetik. Namun, tidak pernah ada keputusan yang dibuat untuk batasan talek pada bedak kosmetik.
Paparan serat asbes telah dikaitkan dengan mesothelioma, kanker agresif yang berkembang di lapisan paru-paru, ovarium, perut atau jantung.
Stephen Lanzo mengatakan bahwa dia bisa saja menghirup asbes setiap kali dia menggunakan produk termasuk Shower to Shower dan Baby Powder yang biasa digunakan untuk mengurangi kelembaban di area yang rentan keringat seperti ketiak, selangkangan dan bokong.
Dilansir laman dailymail.co.uk bahwa, pengacara Stephen berpendapat bahwa perusahaan telah menahan informasi tentang risiko kesehatan produk sejak 1960-an.
Bukti kunci untuk penuntutan adalah memo internal dari 1969 di mana seorang ilmuwan secara khusus menyebutkan kontaminasi asbes di bedak perusahaan.
Johnson & Johnson mengatakan telah melakukan pengujian ekstensif untuk memastikan bahwa tidak ada produk bedak taleknya yang memiliki asbes.
"Sementara kami kecewa dengan keputusan ini, jury memiliki pertimbangan lebih lanjut untuk melakukan dalam persidangan ini dan kami akan memberikan komentar tambahan sampai kasus ini selesai sepenuhnya," kata Carol Goodrich, juru bicara Johnson & Johnson, kepada CNN.
Sedangkan Imerys Talk dikabarkan bermaksud untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Hubungan yang mungkin antara bedak talek dan kanker ovarium pertama kali dicatat ketika sebuah studi tahun 1971 menemukan partikel talc pada tumor ovarium. The American Cancer Society mengatakan tidak jelas apakah produk talek meningkatkan risiko kanker seseorang.
Apapun hasilnya, meski mendapat banyak uang, tetap saja tidak ada orang yang ingin mengalami sebuah penyakit. Rasa sakit hanya memberatkan kita.