Dari studi ini bisa dibuktikan bahwa masalah polusi berpengaruh jangka pendek dan jangka panjang pada masyarakat. Untuk membuat masalah ini terurai, penting sekali untuk menghentikan potensi-potensi terjadinya polusi udara yang makin parah.
Berdasarkan penelitian Vital Strategies (2019), sumber PM 2,5 berasal dari:
- Kendaraan bermotor (32-57%)
- Pembakaran terbuka/bakar sampah dan pabrik (9-11%)
- Pembakaran batubara (14%)
- Aktivitas konstruksi (13%)
- Debu jalan (1-9%)
- Aerosol sekunder (1-16%)
Garam laut (1-22%)
Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, dr Anas Ma'ruf, MKM, menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan saat polusi udara sedang parah.
Ada protokol kesehatan 6 M dan 1 S, yaitu:
- Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau situs.
- Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi ruangan di saat polusi udara tinggi.
- Menggunakan penjernih udara dalam ruangan.
- Menghindari sumber polusi dan asap rokok.
- Menggunakan masker saat polusi udara tinggi.
- Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
Segera konsultasi dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.
"Jika disederhanakan maka menjadi, memakai masker dan segera memeriksakan bila mengalami gejala sakit pernapasan," tutur dr. Anas.
Nah, jadi tidak bisa dianggap enteng lagi ya, Ma!