Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
5 Penyebab Roti Bantat dan Gagal
pexels.com

Intinya sih...

  • Ragi terlalu lama disuhu ruang, melemahkan aktivitas ragi dan sulit mengembang.

  • Fermentasi berlebihan membuat adonan kelelahan dan kempis saat dipanggang.

  • Air terlalu panas/ dingin memengaruhi aktivitas ragi, adonan kurang kalis, dan tidak memakai garam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membuat roti memang terlihat sederhana, tapi kenyataannya butuh ketelitian dan pemahaman teknik yang tepat. Salah langkah sedikit saja, roti bisa gagal mengembang dan bertekstur bantat.

Tak jarang pertama kali membuat roti merasa kecewa ketika hasilnya tidak sesuai harapan, roti menjadi keras, padat, atau bahkan tidak mengembang sama sekali. Padahal bahan-bahan yang digunakan mungkin sudah benar, hanya saja ada beberapa kondisi yang kurang diperhatikan.

Kesalahan kecil seperti suhu air yang kurang tepat atau proses fermentasi yang terlalu lama bisa menjadi penyebab utama. Begitu pula hal-hal yang sering dianggap sepele, seperti tidak memakai garam, ternyata bisa berdampak besar pada hasil akhir.

Pada acara ABC 7th Anniversary Celebration, Rabu (13/08/2025) lalu, Jonathan seorang Chef Instructor di ABC Cooking Studio membagikan 5 penyebab roti bantat dan gagal kepada Popmama.com, berikut ini adalah faktor-faktornya.

1. Ragi terlalu lama disuhu ruang

freepik.com/stockking

Ragi adalah bahan pengembang alami yang bekerja dengan menghasilkan gas selama proses fermentasi. Namun, ragi yang terlalu lama dibiarkan di suhu ruang, apalagi setelah kemasannya dibuka, akan mengalami penurunan kualitas. Hal ini membuat aktivitas ragi melemah dan roti sulit mengembang.

Ragi kering instan sebenarnya cukup awet jika disimpan dengan benar. Setelah kemasan dibuka, sebaiknya ragi dipindahkan ke wadah kedap udara dan disimpan di lemari pendingin. Jika dibiarkan terbuka atau terpapar panas, ragi akan cepat mati.

2. Fermentasi berlebihan

pexels.com/MariaOrlova

Fermentasi adalah proses penting dalam pembuatan roti karena menentukan rasa, aroma, dan teksturnya. Namun, jika berlangsung terlalu lama, adonan akan kelelahan dan kehilangan kemampuannya untuk mengembang saat dipanggang.

Chef Jonathan menjelaskan bahwa normalnya fermentasi hanya perlu 30 menit hingga 1 jam tergantung suhu ruangan. Di Indonesia yang beriklim hangat, waktu fermentasi cenderung lebih singkat dibandingkan di negara dingin.

Fermentasi berlebihan bisa membuat adonan terasa asam, beraroma tidak segar, dan saat dipanggang justru kempis. Solusinya, perhatikan ukuran adonan bukan hanya waktu. Jika adonan sudah mengembang dua kali lipat, proses fermentasi cukup dan bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.

3. Air terlalu panas atau terlalu dingin

pexels.com/Karolina Grabowska

Suhu air berperan besar dalam mengaktifkan ragi. Air yang terlalu panas bisa membunuh ragi, sementara air yang terlalu dingin akan membuat ragi tidur dan tidak aktif.

“Untuk membuat roti di Indonesia, air tidak perlu dipanaskan karena suhu udara kita sudah lembap dan hangat. Berbeda dengan negara empat musim, di mana air biasanya dipanaskan hingga suam-suam kuku,” jelas Chef Jonathan.

Jika kamu menggunakan air terlalu dingin, proses pengembangan roti akan melambat atau bahkan berhenti. Gunakan air bersuhu ruang atau sekitar 25–30°C. Cara mudahnya, celupkan jari ke air, jika terasa hangat nyaman, berarti suhunya pas.

4. Adonan kurang kalis

pexels.com/ANTONI SHKRABA production

Menguleni adonan bukan hanya untuk mencampur bahan, tetapi juga membentuk gluten, protein yang memberi struktur pada roti. Adonan yang kurang kalis akan menghasilkan roti padat, berat, dan tidak fluffy.


Proses menguleni yang benar akan menghasilkan adonan elastis dan lembut. Tanda adonan sudah kalis adalah ketika bisa dilakukan windowpane test, ditarik tipis tanpa robek. Dengan tangan, proses ini memakan waktu sekitar 10–15 menit. Jika menggunakan mixer, waktunya bisa lebih singkat.

5. Tidak memakai garam

pexels.com/Lorena Martínez

adalah “pengatur” aktivitas ragi. Tanpa garam, ragi akan bekerja terlalu cepat, menyebabkan adonan mengembang berlebihan dan kehilangan struktur yang baik.

“Kalau gula boleh dihilangkan, garam justru tidak boleh. Garam salah satu pengatur ragi. Kalau tidak pakai garam, roti akan mengembang secara berlebihan,” jelas Chef Jonathan.

Selain itu, garam membantu memperkuat jaringan gluten sehingga roti memiliki tekstur yang lebih kokoh. Jadi, meskipun ingin mengurangi rasa asin, pastikan tetap menambahkan garam sesuai takaran di resep.

Nah, itu dia Ma, 5 faktor yang membuat roti gagal dan bantat. Semoga membantu ya.

Editorial Team