Berdasarkan penyebab dislipidemia dibedakan menjadi 2 tipe, yakni dislipidemia primer dan sekunder.
Umumnya dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari keluarga.
Sedangkan dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah.
Di bawah ini ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko dislipidemia:
Dislipidemia dapat disebabkan oleh faktor kerutunan. Kondisi kelainan genetik disebut dislipidemia familial dan disebabkan oleh adanya kerusakan pada kromosom 19. Saat alami kelainan tersebut dapat mengalami tubuh tidak mampu membuang LDL dari darah, sehingga kadarnya semakin tinggi.
Bagi seseorang yang alami obesitas karena makan secara berlebihan dan jarang berolahraga, maka akan mempengaruhi fungsi metabolisme lemak di hati. Itu artinya bisa memicu dislipidemia.
Bagi orang yang punya pola makan yang banyak mengonsumsi lemak jenuh atau lemak trans, kondisi ini akan meningkatkan kadar LDL dan menurunkan HDL dalam darah.
Faktanya, gaya hidup yang minim berolahraga dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah. Sebagai akibatnya, ini akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh dan berujung pada kondisi dislipidemia.
Selain itu, beberapa kondisi medis juga bisa ikut andil dalam terjadinya dislipidemia. Biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki penyakit diabetes, kecanduan alkohol, penyakit ginjal kronis, hipotiroid hingga sirosis bilier primer.