3 Alasan Penting Patuhi Protokol Kesehatan Meski Divaksinasi Covid-19

Orang yang divaksin Covid-19 butuh waktu yang tidak sebentar untuk membentuk antibodi

4 Maret 2021

3 Alasan Penting Patuhi Protokol Kesehatan Meski Divaksinasi Covid-19
Unsplash/nuralamin12

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu. Mulai dari para petugas kesehatan, nantinya seluruh masyarakat Indonesia akan mendapatkan vaksin Covid-19 ini secara bertahap hingga pertengahan 2022. 

Meski vaksin sudah ditemukan, pemerintah Indonesia tetap mengharuskan penerapan protokol kesehatan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika penyuntikkan vaksin Covid-19 perdana waktu itu menyebut meski vaksin sudah hadir, 5M tidak boleh ditinggalkan yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumumnan dan membatasi mobilisasi.

Popmama.com rangkum alasan mengapa kita harus menjaga protokol kesehatan meski sudah di vaksin!

1. Orang yang sudah divaksin masih bisa terkena virus Covid-19

1. Orang sudah divaksin masih bisa terkena virus Covid-19
Freepik

Apa guna vaksinasi Covid-19 bagi orang yang menerimanya? Tentunya untuk menjaga agar seseorang lebih kebal dari serangan virus corona.

Mengutip dari berbagai sumber, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski sudah divaksin, seseorang tetap bisa tertular maupun menularkan Covid-19. 

Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat orang yang disuntikkan vaksin Covid-19 tidak langsung kebal terhadap virus ini. Sebab, perlu waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu untuk antibodi yang terbuat dapat terbentuk sempurna. Oleh karena itu, bisa saja orang terkena Covid-19 sebelum antibodi terbentuk.

2. Belum ada vaksin yang 100 persen terbukti efektif

2. Belum ada vaksin 100 persen terbukti efektif
Freepik

Sebagai infeksi virus baru, butuh banyak penelitian mengenai Covid-19. Oleh karenanya, dari beberapa vaksin yang ada di dunia tidak ada yang benar-benar 100 persen mencegah.

Misalnya, vaksin corona dari Pfizer dan Moderna disebut memiliki tingkat efektivitas di atas 90 persen, tapi tetap tidak bisa memberikan perlindungan sepenuhnya.

Sementara itu, vaksin Moderna 94 persen efektif mencegah penyakit setelah orang-orang yang disuntik vaksin mendapatkan dosis kedua.

Vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University dan perusahaan bioteknologi AstraZeneca sebelumnya mengumumkan hasil sementara uji klinis. Vaksin tersebut menunjukkan keefektifan rata-rata mencapai 70,4 persen.

Vaksin buatan China Sinopharm pada akhir Desember 2020 mengumumkan efektivitas vaksin Covid-19 mereka yang mencapai 79.34 persen.

Terakhir ada vaksin Sinovac yang efektivtasnya ketika uji coba di Brazil mendapat hasil mencapai antara 50-90 persen, sementara di Turki 91,25 persen.

3. Mutasi virus corona ke depannya yang masih belum pasti

3. Mutasi virus corona ke depan masih belum pasti
Freepik/crowf

Kekahwatiran lain dan terbesar para peneiliti adalah virus corona masih mungkin terus bermutasi. Tentunya ini membuat laju penciptaan dan penemuan vaksin bisa berubah. Terbaru adalah varian baru virus corona di Inggris yang diberi nama B117 bermutasi menjadi E484K.

Mutasi E484K disebut membuat virus dapat lolos dari perlindungan antibodi. Dilaporkan, mutasi ini sama seperti yang ditemukan pada varian asal Afrika Selatan dan Brasil.

Hal ini dikhawatirkan mutasi virus Corona dapat mempengaruhi kekebalan dari vaksin, atau lebih mungkin menyebabkan infeksi ulang di antara orang yang sebelumnya terinfeksi. 

Di Indonesia, varian baru virus corona B117 ditemukan pada 1 Maret 2021. Mutasi virus itu disebut-sebut lebih cepat menular.

Dikutip dari berbagai sumber, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan B117 tidak memengaruhi efektivitas vaksin Covid-19 Sinovac.

Nadia menyebut jika tingkat penularan varian baru corona B117 memang lebih cepat. Namun, virus tersebut tidak menyebabkan kondisi pasien yang menderita menjadi berat.

Itulah tadi informasi mengenai alasan tetap menjaga protokol kesehatan meski sudah divaksinasi Covid-19. Ingat, jangan sampai lengah ya, Ma karena kita tidak tahu di mana virus Covid-19 ini ada di sekitar kita. 

Baca juga:

The Latest