Perbedaan Varian Mu dan Delta, Mana yang Lebih Berbahaya?

Vaksin mampu meminimalkan tingkat keparahan virus Covid-19 varian apapun

15 September 2021

Perbedaan Varian Mu Delta, Mana Lebih Berbahaya
Freepik/pikisuperstar

Varian Covid-19 terus bermutasi dari waktu ke waktu. Setelah sempat heboh soal varian Delta, kini muncul varian baru disebut dengan varian Mu atau B1621.

Varian Mu sudah ditambahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam daftar pantauannya sejak 30 Agustus 2021 lalu.

Varian Mu Covid-19 kini sudah terdeteksi pada 39 negara yang tersebar di berbagai belahan dunia. Varian ini berbeda dengan varian Delta yang mendominasi Covid-19 di Indonesia dan negara-negara lain. 

Apakah varian Mu akan membuat lonjakan baru layaknya varian Delta? Apa perbedaan varian Mu dan Delta dan manakah yang lebih berbahaya?

Berikut Popmama.com rangkum perbedaan varian Mu dan Delta agar kita lebih waspada.

1. Varian Mu disebut ahli tidak lebih ganas dari varian Delta

1. Varian Mu disebut ahli tidak lebih ganas dari varian Delta
Freepik.com

Perbedaan varian Mu dan varian Delta dijelaskan Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (FKKM UGM) dr Gunadi, SpBA, PhD.

Lewat rilis dari kampu itu ia menilai varian Mu tidak lebih ganas daripada varian Delta yang masuk kategori variant of concern (VoC).  Soal tingkat keganasannya Gunadi berkeyakinan varian ini tidak seganas varian Delta.

"Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI," jelas Gunadi, Rabu (8/9/2021).

Editors' Pick

2. Meski tak seganas Delta, varian Mu konon bisa menurunkan antibodi

2. Meski tak seganas Delta, varian Mu konon bisa menurunkan antibodi
Pexels/Pavel Danilyuk

Gunadi menjelaskan kalau varian Mu saat ini memang belum terdeteksi di Indonesia. Namun, hal itu tetap perlu diantisipasi. 

Sebab, varian Mu diketahui dapat menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

"Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," kata Gunadi.

3. Virus Covid-19 akan terus bermutasi, yang sudah divaksin punya kekebalan alami

3. Virus Covid-19 akan terus bermutasi, sudah divaksin pu kekebalan alami
Pixabay/torstensimon

Menurut Gunadi virus Covid-19 akan terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda apabila terinfeksi. 

Namun, jangan khawatir berlebihan sebab bagi mereka yang sudah pernah positif Covid-19 atau yang sudah mendapat vaksin sudah memiliki kekebalan alami.

"Kekebalan alami yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut," tegasnya.

Kekebalan alami yang sudah terinfeksi walau belum vaksin menurutnya sama halnya mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu. 

Meski begitu, protokol kesehatan tidak boleh kendor. Masyarakay harap tetap melaksanakannya secara ketat. Pemerintah juga terus mendorong percepatan program vaksinasi.

4. Tidak sia-sia, vaksin Covid-19 apapun bisa meminimalkan tingkat keparahan

4. Tidak sia-sia, vaksin Covid-19 apapun bisa meminimalkan tingkat keparahan
Freepik/DCStudio

Banyaknya jenis vaksin yang datang ke Indonesia membuat masyarakat kadang memilih-milih jenis yang diinginkan. Padahal menurut Gunadi setiap merek vaksin tidak ada yang sia-sia.

Bagi mereka yang sudah vaksin mampu meminimalkan tingkat keparahan apabila terpapar virus Covid-19. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang terinfeksi dengan varian yang berbeda.

"Vaksin mencegah keparahan," pungkas Gunadi.

Itulah tadi perbedaan varian Mu dan Delta dan mana yang lebih berbahaya. Meski varian Mu tidak lebih berbahaya dengan varian Delta, kita juga harus lebih waspada ya, Ma.

Baca juga:

The Latest