7 Sosok Guru Inspiratif di indonesia yang Patut Diteladani!

Sosok ini menginspirasi karena mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan Indonesia

25 November 2020

7 Sosok Guru Inspiratif indonesia Patut Diteladani
Pexels/JESHOOTS.com

Pendidikan adalah salah satu bidang yang penting dan membutuhkan banyak perhatian di Indonesia. Mengingat lewat pendidikan seorang anak bisa mengenal dunia yang lebih luas.

Pentingnya sarana dan prasarana pendidikan tak hanya perlu dipikirkan oleh pemerintah. Masyarakat pun bisa berperan dalam menyukseskan pendidikan.

Hari Guru Nasional di Indonesia diperingati setiap tanggal 25 November. Dari dulu hingga kini, banyak tokoh-tokoh yang memberikan sumbangsihnya di dunia pendidikan. Mulai dari mendirikan sekolah, gagasan mengenai sistem pendidikan dan lain sebagainya.

Berikut Popmama.com rangkum sosok guru inspiratif yang populer dari zaman dulu dan sekarang!

1. Ki Hajar Dewantara

1. Ki Hajar Dewantara
id.wikipedia.org

Sosok Ki Hajar Dewantara pastinya akrab di telinga. Ia adalah pejuang kemerdekaan yang juga mendedikasikan hidupnya mempelopori pendidikan bagi kaum primbumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia juga pendiri Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi kaum kaum pribumi memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional dan dikenal dengan semboyannya Tut Wuri Handayani. Sosok yang juga dipanggil Soewandi ini terinspirasi ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori yang membuatnya ingin mengembangkan sistem pendidikan sendiri di Indonesia.

2. Dewi Sartika

2. Dewi Sartika
id.wikipedia.org

Dewi Sartika bisa dibilang sebagai sosok perempuan yang patut dicontoh di Indonesia. Sejak kecil ia sudah gemar bermain peran sebagai sosok guru, Dewi Sartika menerima pendidikan berdasarkan budaya Sunda dari pamananya selepas ditinggal oleh sang Papa.

Karena ketertarikannya di dunia pendidikan, pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Tahun 1910 sekolah itu berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri dan direlokasi ke Jalan Cigurian di Kabupaten Bandung.

Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat dan kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. 

Editors' Pick

3. Pak Kasur dan Ibu Kasur

3. Pak Kasur Ibu Kasur
Instagram.com/infokalteng & serpong_doeloe

Nama Pak Kasur dan Ibu Kasur dikenal sebagai tokoh legendaris guru di Indonesia. Pak Kasur bernama asli Soerdjono sementara Ibu Kasur bernama asli Sandiah. Keduanya menikah pada tahun 1946 di Yogyakarta. Pak Kasur dan Ibu Kasur mengasuh siaran anak-anak di RRI Jakarta.

Dikutip dari berbagai sumber, bisa dibilang Pak Kasur dan Ibu Kasur adalah pelopor pendidikan prasekolah di Indonesia. Kecintaan pasangan ini pada dunia anak-anak mendorong berdirinya sebuah taman kanak-kanak. Pada 1968, setelah Pak Kasur pensiun, Taman Kanak-kanak Mini di rumah mereka di Jalan H. Agus Salim, Jakarta, diresmikan. 

Ide pendidikan ini pernah diungkapkan Pak Kasur terinspirasi dari pendidikan anak-anak di Belanda. Salah satu konsep pendidikan yang dikenalkannya di indonesia yakni membiarkan anak-anak berkegiatan secara mandiri sesuai apa yang mereka imajinasikan.

Pak Kasur dan Ibu Kasur juga gemar menciptakan lagu anak-anak. Pak Kasur menciptakan sekitar 140 lagu anak-anak, sementara Bu Kasur mengarang 20 lagu. Salah satu lagu ciptaannya yang terkenal berjudul “Sayang Semua”, “Balonku”, “Dua Mata Saya”, “Lihat Kebunku” dan masih banyak lagi.

4. Tino Sidin

4. Tino Sidin
Instagram.com/tinosidin_

Mungkin nama Tino Sidin tidak banyak dikenal oleh generasi muda di Indonesia. Ia adalah sosok inspiratif dunia pendidikan di Indonesia. Tino mulai menjadi guru dan mengajar di kampung halamannya pada umur 20 tahun. Sebelumnya, ia gemar melukis dan belajar melukis secara otodidak.

Tahun 1960, Tino Sidin pergi menimba ilmu di Akademi Seni Indonesia perintis (sekarang Institut Seni Indonesia). Tahun 1969 ia berkesempatan menjadi pemandu acara Gemar Menggambar yang ditayangkan di stasiun TV lokal TVRI Yogyakarta untuk pertama kalinya. Hingga pada tahun 1979 acara tersebut ditayangkan di televisi nasional.

Penampilan Tino Sidin sangat khas, yakni memakai kemeja batik bergaris lengkung. Tino Sidin juga selalu memakai baret hitam. Penampilannya dalam acara Gemar Menggambar selalu memberikan motivasi yang positif. Ia memberikan inspirasi kepada anak-anak agar tidak takut membuat kesalahan.

Salah satu celetukannya yang legendaris adalah ‘Ya, bagus’ untuk meningkatkan motivasi anak-anak membuat karya seni yang lebih baik ke depannya.

5. Seto Mulyadi

5. Seto Mulyadi
Instagram.com/kaksetosahabatanak

Sosok Seto Mulyadi dikenal karena membawakan berbagai acara TV bertema anak-anak. Sosok yang akrab disapa Kak Seto ini mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling pada tahun 2007. Homeschooling sendiri sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah yang merupakan sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek.

Konsep ini membuat anak-anak merasa nyaman belajar karena dapat belajar sesuai dengan keinginannya, kapan saja, dengan siapa saja, di mana saja seperti Ia tengah berada di rumahnya. Sistem Homeschooling bersifat fleksibel mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.

Kak Seto sendiri sudah mencintai dunia anak-anak sejak dulu. Kekecewaan gagal masuk Fakultas Kedokteran yang membawanya kepada karirnya saat ini. Ia pernah menjadi asisten Pak Kasur yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro. Ia juga menciptakan karakter Si Komo yang menjadi teman untuk anak-anak Indonesia.

6. Najeela Shihab

6. Najeela Shihab
Instagram.com/najelaashihab

Najelaa Shihab adalah sosok perempuan sekaligus Mama yang dikenal di Indonesia karena konsentrasinya ke bidang pendidikan. Ia memandang bahwa pendidikan adalah kekuatan utama untuk bisa mengubah dan mempengaruhi masyarakat.

Ketertarikan Najelaa Shihab membawanya menjadi sosok yang fokus mempelajari bidang psikologi dengan fokus pendidikan anak. Ia mencetuskan sejumlah gagasan terkait pendidikan di Indonesia salah satunya adalah semboyan “semua murid, semua guru”.

Dia mendirikan Sekolah Cikal pada tahun 1999 saat mengambil gelar masternya dalam bidang psikologi. Tempat pertama berada di wilayah Kemang Jakarta. Saat ini, organisasi ini memiliki beberapa tempat belajar, termasuk satu yang didedikasikan untuk guru. Ia memprakarsai beberapa program terkait pendidikan seperti Program Guru Berbudi, Teman Belajar, Dukung Belajar, dan Sahabat Inibudi.

7. Butet Manurung

7. Butet Manurung
Instagram.com/butet_manurung

Butet Manurung memiliki nama asli Saur Marlina Manurung. Ia aktif sebagai perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia. Sekolah rintisan pertamanya diperuntukkan bagi Orang Rimba (Suku Kubu) yang tinggal di sekitar Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi.

Pelajaran berupa membaca, menulis, dan berhitung dilakukan perempuan yang akhirnya akrab disapa ‘Butet’ sembari tinggal bersama mereka. Setelah menemukan program yang pas untuk anak-anak suku tersebut, ia mendirikan Sokola Rimba.

Tak hanya di Jambi, Sokola Rimba juga hadir di daerah terpencil lain di Indonesia seperti Halmahera dan Flores. Saking inspiratifnya sebagai seorang guru dan pendidik, Sokola Rimba sempat diangkat ke layar lebar Indonesia.

Itulah tadi sederet sosok guru inspiratif yang patut jadi teladan. Jalan mereka untuk mengabdikan diri bagi dunia pendidikan Indonesia patut diacungi jempol. Meski metode dan pendekatannya berbeda-beda, semuanya punya peran untuk mendukung keterbukaan dan kemudahan akses pendidikan di Indonesia.

Baca juga:

The Latest