Perempuan Berbulu Lebat Punya Libido Tinggi, Mitos atau Fakta?

Rupanya hormon testoteron yang biasanya ada di laki-laki berpengaruh dalam pertumbuhan bulu ini

16 Februari 2021

Perempuan Berbulu Lebat Pu Libido Tinggi, Mitos atau Fakta
Pexels/Sam Lion

Banyak mitos yang berkembang seputar kehidupan seksual di Indonesia. Salah satunya adalah kelebatan bulu yang dimiliki seseorang menentukan libido seks orang tersebut. Terutama bagi perempuan di Indonesia, mitos ini sudah berkembang sangat lama.

Dalam istilah medis, pertumbuhan bulu yang lebat dan bahkan ekstrem disebut dengan hirsutisme. Seorang perempuan bisa ditumbuhi rambut di area tubuh yang tidak biasa seperti wajah, tangan, kaki, perut, dada hingga punggung.

Salah satu penyebab yang mungkin terjadi karena faktor genetik. Lantas benarkan perempuan yang memiliki pertumbuhan bulu lebih lebat ini memiliki gairah seks yang sangat tinggi?

Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapanya. 

1. Hormon testoteron berperan dalam pertumbuhan bulu

1. Hormon testoteron berperan dalam pertumbuhan bulu
Unsplash/brucemars

Selain faktor genetik, peningkatan hormon testoteron, obat-obat tertentu, dan kondisi kesehatan seseorang menentukan pertumbuhan bulu ini. Sehingga anggapan bahwa perempuan yang memiliki bulu lebat memiliki libido besar masih perlu dipertanyakan.

Hormon testosteron atau hormon androgen adalah hormon yang dimiliki oleh laki-laki, tapi perempuan juga tidak menutup kemungkinan bisa memilikinya.

Peran hormon testoteron terhadap perempuan kepada gairah seksnya tidak besar. Sebab, hormon ini hanya sedikit faktor dari banyak hal yang bisa membuat perempuan memiliki libido tinggi.

2. Besarnya libido dipengaruhi hormon testoteron, tapi tidak mutlak

2. Besar libido dipengaruhi hormon testoteron, tapi tidak mutlak
Youtube.com/WAW Entertainment

Mitos soal bulu tubuh dan libido ini pun dijawab oleh dr. Boyke Dian Nugraha atau akrab disapa dokter Boyke. Lewat kanal Youtube WAW Entertaiment, dokter kondang ini menjelaskan bahwa tingginya gairah seks seseorang tidak bisa dilihat hanya dari kelebatan bulu tubuh yang dimilinya. 

"Bulu yang lebat itu berhubungan sama hormon testoteron, nggak hanya cowok tapi cewek juga. Karena testoteron salah satu penentu gairah seks laki-laki dan perempuan. Pada perempuan pengaruhnya 1/10 (sepersepuluh). Jadi memang berpengaruh tapi tidak hanya bulu saja, ada hal-hal lain. Tidak hanya hormon saja tapi tubuhnya sehat nggak, makanannya oke nggak, semuanya itu menjadi satu," jelas dokter Boyke.

Menurut pendapat dokter Boyke tersebut bisa disimpulkan, memang banyak hormon testoteron pada perempuan menentukan gairah seks tapi bukan faktor satu-satunya. 

"Jadi kalau kamu cuman ngandelin bulu aja, nonsense (tidak masuk akal)," tegas dokter Boyke. 

Menurut dokter Boyke, salah satu masalah yang dihadapi kaum milenial saat ini adalah terlalu cepat ereksi dan orgasme. Hal itu disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. 

"Ketika pola hidup tidak dijaga maka bisa berpengaruh ke ereksi. Hal ini jadi masalah para kaum milenial. Jadi gaya hidup itu menentukan performa seks," tuturnya. 

3. Hal-hal yang memengaruhi gairah seksual perempuan

3. Hal-hal memengaruhi gairah seksual perempuan
Freepik/svetlanasokolova

Mengutip dari Net Doctor, peningkatan hasrat seksual sangat normal terjadi pada remaja yang mengalami lonjakan hormon. Namun, jika sudah dewasa sejumlah faktor lain dapat berdampak pada dorongan seks ini. 

Secara medis, peningkatan libido bisa dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon, hormon tiroid yang terlalu aktif, mengonsumsi obat tertentu, hingga cedeta otak.

Dorongan seks yang tinggi juga dapat menjadi gejala dari masalah medis tertentu. Oleh sebab itu, jika Mama mengalami perubahan yang tidak dapat dijelaskan berkaitan dengan libido seks maka memeriksakan diri ke dokter adalah pilihan yang tepat.

Kemungkinan penyebab psikologis dan sosial lain yang meningkatkan libido seks tinggi yakni:

  • Kesedihan atau berduka karena suatu hal;
  • stres, cemas dan depresi;
  • trauma yang belum terselesaikan, seksual atau sebaliknya;
  • malu karena preferensi seksual berdasarkan pengalaman, atau citra tubuh seseorang;
  • kurangnya pemenuhan dan/ atau kontrol atas orang tersebut;
  • keyakinan yang terdistorsi seputar cinta, seks, dan keintiman;
  • memandang diri rendah atau alami kecemasan sosial; dan
  • ketidakmampuan memproses emosi dengan benar;
  • merasa terjebak dalam hubungan dengan orang menginginkan frekuensi seks lebih sedikit. 

Itulah tadi informasi seputar mitos perempuan berbulu tubuh lebat memiliki gairah seks atau libido tinggi. Rupanya memang hal itu berpengaruh 1/10 (sepersepuluh) dari dorongan seks perempuan ya, Ma.

Baca juga:

The Latest