5 Perhimpunan Profesi Dokter Desak Pemerintah Berlakukan PPKM Ketat

5 perhimpunan profesi dokter di Indonesia mengeluarkan rekomendasi khusus untuk menangani Covid-19

23 Juni 2021

5 Perhimpunan Profesi Dokter Desak Pemerintah Berlakukan PPKM Ketat
pixabay/geralt

Dari hari ke hari situasi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini membuat lima perhimpunan profesi dokter di Indonesia mengeluarkan rekomendasi khusus dan mendesak pemerintah supaya segera mengambil tindakan tegas terhadap situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kelima perhimpunan profesi dokter tersebut adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Lalu, apa saja rekomendasi yang diberikan kelima perhimpunan profesi tersebut? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya:

1. Pemberlakuan PPKM secara menyeluruh dan serentak

1. Pemberlakuan PPKM secara menyeluruh serentak
Freepik/Mdjaff
Ilustrasi

Kelima perhimpunan profesi dokter mendorong dan merekomendasikan supaya pemerintah pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentak terutama di Pulau Jawa.

Dari data harian kasus Covid-19, kasus pada Februari 2021 mulai turun sejak diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11 Januari 2021.

Menurut para dokter, ketika awal kasus Covid-19 melonjak tinggi, terjadi hanya di Jakarta sehingga pembatasan kegiatan masyarakat diberlakukan di DKI Jakarta saja.

Namun, seiringnya waktu kasus Covid-19 juga merebak di berbagai daerah lain, maka pembatasan harus dilakukan di semua wilayah di Indonesia terutama di Pulau Jawa supaya benar-benar efektif menekan laju penyebaran Covid-19 di masyarakat.

"Saat ini hanya PPKM Mikro tapi kami menghimbau untuk PPKM menyeluruh seperti Januari lalu atau PSBB tahun lalu dan PPKM ini dilakukan secara menyeluruh dan serentak," ujar DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K). FISR. FAPSR selaku Ketua Umum PDPI.

Editors' Pick

2. Memastikan implementasi serta penerapan PPKM yang maksimal

2. Memastikan implementasi serta penerapan PPKM maksimal
Pexels/anetelusina

Kelima perhimpunan profesi dokter meminta agar pemerintah memastikan implementasi serta penerapan PPKM yang maksimal.

"Dulu pelaksanaan PSBB itu kita berhasil menurunkan kasus transmisi (penularan). Itu (PPKM/PSBB) bukan suatu hal yang baru, jadi kita bisa melakukannya lagi," ujar DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K). FISR. FAPSR, Ketua Umum PDPI.

Menurutnya, PPKM harus dilaksanakan secara ketat dan perlu dievaluasi dengan komprehensif setiap dua minggu sekali. Kalau dalam pelaksanaannya ternyata angka kasus infeksi Covid-19 masih tetap meningkat dalam dua minggu tersebut, maka PPKM harus terus diperpanjang.

3. Melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi tercapai sesuai standar

3. Melakukan percepatan memastikan vaksinasi tercapai sesuai standar
Freepik/diana.grytsku

Menurut para dokter, percepatan vaksinasi menjadi hal yang sangat penting. Percepatan vaksinasi membutuhkan kerjasama dari banyak pihak, baik pemerintah, layanan kesehatan dan masyarakat.

"Kami dari lima organisasi profesi meminta agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi tercapai sesuai standar," ujar DR. Dr. Sally Aman Nasution SpPD, K-KV, FINASIM, FACP selaku Ketua Umum PAPDI.

Masyarakat dihimbau agar tidak khawatir dan takut untuk divaksin. Meskipun vaksin Covid-19 saat ini tidak dapat mencegah infeksi Covid-19, minimal orang yang sudah divaksin tidak akan bergejala parah jika terinfeksi sehingga tidak harus ditempatkan di ruang isolasi atau ICU rumah sakit yang kini ketersediaannya semakin menipis.

4. Lebih waspada terhadap varian baru Covid-19

4. Lebih waspada terhadap varian baru Covid-19
Freepik/crowf

Seperti diketahui, sejumlah varian baru dari Covid-19 telah diketahui menginfeksi pasien terkonfirmasi positif di Indonesia. Salah satunya, varian Delta yang kini menjadi sorotan dan telah muncul di Indonesia.

"Kami dari lima organisasi profesi merekomendasikan agar semua pihak lebih waspada terhadap varian baru Covid-19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, mungkin lebih meningkatkan kematian dan mungkin menghilangkan efek vaksin". Lakukan tracing (penelusuran) dan testing dengan lebih massif," ucap Prof. DR. Dr. Aman Bhakti Pulungan SpA(K), FAAP selaku Ketua Umum IDAI.

Varian baru Covid-19 akan terus ada dan semakin banyak lagi saat penularan tidak bisa ditekan. Penularan ini diakibatkan banyaknya mobilitas yang dilakukan serta tidak patuhnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

5. Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan

5. Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan
Pexels/Max Fischer

Walaupun kita sudah menjalani vaksinasi Covid-19, bukan berarti kita akan bebas dari risiko terkena Covid-19. Pasca mendapat suntikan vaksin Covid-19, kita tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Vaksin hanya untuk menekan risiko gejala terinfeksi Covid-19.

Penerapan protokol kesehatan tak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar kita.

"Agar masyarakat selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak bepergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan, dan menjalankan protokol kesehatan lainnya," ucap DR. Dr. Isman Firdaus SpJP(K) FIHA,FAPSIC,FACC,FESC,FSCAI selaku Ketua Umum PERKI.

Baca juga:

The Latest