Gempa Maluku Utara: 2 Perempuan Tewas, Ribuan Pengungsi Belum Teratasi

Diperkirakan, masih akan ada lagi korban lainnya yang masih belum ditemukan

16 Juli 2019

Gempa Maluku Utara 2 Perempuan Tewas, Ribuan Pengungsi Belum Teratasi
idntimes.com

Pada Minggu (14/7) kemarin, gempa magnitudo berkekuatan 7,2 skala richter mengguncang wilayah Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mengatakan, hingga kini pihaknya masih mengumpulkan data pengungsi dan korban jiwa akibat bencana tersebut.

Meski begitu, Kepala Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo telah memberikan informasi bahwa saat ini terhitung ada dua orang korban tewas dan lebih dari 2.000 orang mengungsi akibat gempa yang terjadi pada Minggu kemarin. 

Mengetahui hal tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum 3 informasi pentingnya.

1. Telah terjadi gempa susulah hingga pagi tadi

1. Telah terjadi gempa susulah hingga pagi tadi
idntimes.com

Hingga tadi pagi pukul 07.00 WIB telah terjadi gempa susulan sebanyak 65 kali dengan kekuatan di atas 5 magnitudo dan kedalaman rata-rata 10 km.

"Korban dampaknya meninggal ada 2 atas nama ibu Aisyah di Desa Gane Luar dan ibu Halimah belum diketahui umurnya tinggal di desa Gane Barat. Lebih dari 2.000 jiwa mengungsi di pengungsian," jelas Agus saat ditemui di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

2. Sempat terjadi tsunami kecil

2. Sempat terjadi tsunami kecil
idntimes.com

BMGK memang tidak mengeluarkan peringatan potensi tsunami setelah gempa tersebut. Meski demikian, terjadi tsunami sepuluh sentimeter setelah gempa. 

"Ada tsunami kira-kira sepuluh sentimeter," ujar Agus.

Tsunami tersebut tidak menimbulkan kerusakan dan dampak yang berarti. Sebab, kekuatannya terhitung lemah. 

"Dari alat ukur itu sepuluh sentimeter," ucapnya.

Kendati demikian, Agus meminta masyarakat di wilayah Halmahera tetap tenang dan waspada dengan potensi gempa susulan.

3. Ribuan pengungsi belum teratasi

3. Ribuan pengungsi belum teratasi
idntimes.com

Ribuan warga di Kecamatan Gane Timur dan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara yang menjadi korban gempa magnitudo 7,2 hingga kini belum mendapatkan penanganan tanggap darurat dari otoritas berwenang.

Penanganan tanggap darurat terhadap korban bencana di dua kecamatan tersebut sedikit megalami kesulitan lantaran dua kecamatan tersebut sangat sulit dijangkau baik melalui laut maupun darat.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara, Ali Yau mengatakan, saat ini tim dari BPBD Maluku Utara dan juga Pemda Halmahera Selatan baru bergerak menuju ke dua kecamatan tersebut untuk mendata jumlah pengungsi dan juga dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. 

“Ada ribuan pengungsi di sana tapi belum tertangani, saat ini tim dari BPBD dan Pemda Halmahera Selatan sedang bergerak kesana,” jelas Ali.

Ia menjelaskan, dari data yang diperoleh, dua kecamatan tersebut ikut mengalami kerusakan paling parah akibat gempa. Namun, karena sulit ditempuh maka BPBD dan Pemda Halmahera Selatan baru bergerak ke lokasi bencana. 

“Dua kecamatan itu sangat sulit untuk dijangkau, kalau lewat speedboat dari Labuha menuju Gane Timir dan Gane Barat itu membutuhkan waktu lebih dari 5 jam, sedangkan kalau perjalanan darat dari Sofifi itu lebih dari 4 jam,” ungkapnya. 

Menurutnya, saat ini tim dari BPBD Maluku Utara telah tiba di dua kecamatan tersebut dan sementara melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak termasuk juga mendata para pengungsi. 

“Tim dari Pemda Halmahera Selatan juga telah bergerak dengan membawa logistik berupa terpal, selimut, bahan makanan hingga tenaga medis,” ujarnya. 

Itulah ketiga informasi penting terkait gempa yang terjadi di Maluku Utara.

Semoga para korban bencana tersebut dapat ditangani dengan cepat maksimal.

Baca juga:

The Latest