Hari Kanker Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, & Pengobatan Kanker Otak

Ketahui juga penyebab dan tahapan stadium pada kanker otak

4 Februari 2022

Hari Kanker Sedunia Kenali Gejala, Penyebab, & Pengobatan Kanker Otak
newscientist.com

4 Februari 2022 diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Wakil Menkes dr Dante Saksono Harbuwono pada jumpa virtual dalam memperingati Hari Kanker Sedunia pada hari ini menjelaskan data riset kesehatan dasar pada 2018 global burden cancer (Globocan), kanker payudara menjadi urutan pertama paling banyak yaitu16,8 persen.

Kanker serviks berada diangka 9,3 persen, paru-paru dan kolorektrum sama 8,6 persen, dan liver sebanyak 5,3 persen.

"Angka ini memprihatinkan kita dan memberikan atensi serta menjadi masalah prioritas yang harus ditangani," kata Wamenkes.

Bicara soal penyakit kanker, salah satu masalah kesehatan yang kini sedang banyak dibicarakan adalah kanker otak. Kanker otak sendiri dibagi menjadi dua, yakni kanker otak sekunder dan kanker otak primer.

Kanker otak sekunder lebih sering terjadi pada orang dewasa. Sedangkan kanker otak primer bisa menyerang siapa saja tapi lebih sering untuk anak usia di bawah 15 tahun dan orang-orang usia paruh baya.

Jika kamu mengalami pusing yang berkelanjutan, terkadang disertai kejang-kejang, atau gejala lain yang akan disebutkan di bawah ini, maka sebaiknya segeralah pergi ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Tak hanya itu, masih banyak informasi lain terkait kanker otak yang harus kamu ketahui.

Agar lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum 7 informasi pentingnya.

1. Apa itu kanker otak?

1. Apa itu kanker otak
news.berkeley.edu

Kanker otak adalah kondisi di mana tumbuhnya tumor ganas di otak. Penyakit ini dibagi menjadi dua tipe. Terdiri dari kanker otak primer (terhitung terjadi sebanyak 75 persen dari seluruh kasus tumor otak) yang penyebabnya datang dari otak, dan kanker otak sekunder (25 persen dari seluruh kasus kanker otak) yang muncul dari bagian tubuh lain dan menyebar sampai ke otak. 

Sekitar 40 persen kanker otak diawali dari penyangga neuron yaitu sel tumor Glial. Sel U glial termasuk juga tumor astrocytes, tumor glia primer, oligodendrocytes glioma, meningioma ventricular, dan medulloblastoma. 

Tipe kanker otak sekunder biasanya disebabkan oleh penyebaran dari kanker lain, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, usus besar, dan melanoma pada kulit.

Kanker otak  adalah kondisi yang tidak dapat dihindari tapi sebagian besar dapat ditangani jika terdeteksi sejak awal.

2. Penyebab kanker otak

2. Penyebab kanker otak
Pexels/Irina Kostenich

Kanker otak adalah kondisi yang tidak dapat disimpulkan secara pasti. Pasien bisa tahu apakah mereka mengalami kondisi ini hanya melalui gejala dan diagnosa yang tepat dari dokter.

Para periset menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada sel otak normal bisa menyebabkan mereka membentuk tumor dan berakhir menjadi otak.

Tumor otak primer muncul dari banyak jenis jaringan otak (misalnya sel glia, astrocyte, dan jenis sel otak lainnya). Sementara kanker otak metastatik disebabkan oleh penyebaran sel kanker dari organ tubuh ke otak.

Namun, penyebab perubahan dari sel normal ke sel kanker pada tumor otak metastatik dan primer tidak sepenuhnya dipahami.

Data yang dikumpulkan oleh para ilmuwan penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan faktor risiko tertentu lebih mungkin berisiko kanker di otak.

Tumor otak primer muncul dari banyak jenis jaringan otak (misalnya sel glia, astrocyte, dan jenis sel otak lainnya). Sementara kanker otak metastatik disebabkan oleh penyebaran sel kanker dari organ tubuh ke otak.

Namun, penyebab perubahan dari sel normal ke sel kanker pada tumor otak metastatik dan primer tidak sepenuhnya dipahami.

Data yang dikumpulkan oleh para ilmuwan penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan faktor risiko tertentu lebih mungkin berisiko kanker di otak.

Dikutip dari Medicine.Net, orang yang bekerja atau berada lama di lingkungan seperti di kilang atau pengeboran minyak, penangan bahan bakar, bahan kimia, ahli kimia, pembalsem, atau pekerja industri karet, berisiko  lebih tinggi terkena kanker otak daripada masyarakat yang bekerja di lingkungan selain tersebut.

Selain itu, risiko keturunan seperti anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker di otak juga dapat memengaruhi. Namun, faktor keturunan (peralihan genetik sifat dari orang tua ke anak-anak) sebagai penyebab tumor otak belum terbukti.

Sementara faktor risiko lain seperti merokok, paparan radiasi, dan infeksi virus (HIV) telah banyak diduga menjadi penyebabnya, akan tetapi tidak terbukti menyebabkan kanker di otak.

Tidak ada bukti yang baik bahwa kanker di otak menular lewat trauma di kepala atau disebabkan oleh penggunaan telepon seluler.

Pernyataan aspartam atau pemanis buatan bisa menyebabkan kanker otak pun juga belum terbukti. Bahkan, FDA atau setara dengan BPOM di Amerika berpendapat bahwa itu tidak menyebabkan kanker di otak.

Editors' Pick

3. Tanda-tanda dan gejala kanker otak

3. Tanda-tanda gejala kanker otak
Freepik/Yanalya

Sakit kepala berkepanjangan adalah gejala umum kanker otak karena tumor tumbuh menekan tengkorak. Sakit kepala biasanya terjadi di pagi hari setelah bangun dan semakin sakit ketika batuk dan bersin.

Gejala lain tergantung pada lokasi tumor, tetapi juga bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan sehari-hari.

Berikut merupakan gejala kanker otak:

  • Sakit kepala, terutama di pagi hari. Sakit kepala bisa terasa ringan atau bahkan terasa berat
  • Kelemahan otot yang sering terjadi di salah satu sisi tubuh
  • Parestesi, tubuh seperti merasa seperti ditusuk jarum dan kesemuran
  • Tubuh sulit untuk seimbang dan koordinasi pada gerakan tubuh berantakan
  • Kesulitan berjalan, lengan dan kaki kadang juga menjadi lemah
  • Kejang

Gejala dan tanda-tanda kanker otak lainnya yang mungkin bisa terjadi termasuk:

  • Perubahan status mental. Ini bisa berupa perubahan konsentrasi, ingatan, perhatian, bahkan kebingungan tanpa sebab
  • Merasakan mual dan muntah terutama di pagi hari dengan yang bisa disebabkan oleh vertigo
  • Kelainan dalam penglihatan (misalnya, penglihatan ganda, penglihatan kabur, hilangnya penglihatan tepi)
  • Kesulitan berbicara ( yang diakibatkan oleh gangguan suara)
  • Perubahan bertahap dalam kapasitas intelektual atau emosional. Misalnya, sulit atau mengalami ketidakmampuan untuk berbicara yang diikuti dengan tidak paham dengan apa yang lawan bicaranya katakan.

Pada banyak orang, gejala-gejala di atas mungkin diabaikan karena gejala tidak berlangsung signifikan. Gejala kanker otak bisa tumbuh dan berjalan lama, namun kadang-kadang, gejala-gejala ini juga bisa muncul lebih cepat.

Dalam beberapa kasus, orang mungkin mengira gejala kanker otak yang dialami adalah kondisi stroke, padahal bukan.

Pada beberapa pasien, gejalanya mungkin lebih jelas, terutama jika kanker terletak di lobus otak tertentu, yang biasanya bertanggung jawab untuk fungsi tubuh.

4. Tahapan stadium pada kanker otak

4. Tahapan stadium kanker otak
mirror.co.uk

Pertumbuhan dan gejala kanker otak bervariasi, tergantung stadium perkembangan kankernya. Sel-sel dalam tumor yang tumbuh cepat dan agresif biasanya jika dilihat di pada mikroskop terlihat abnormal.

The National Cancer Institute (NCI) menggunakan sistem stadium penilaian untuk mengklasifikasikan tumor ganas. 

Berikut stadiumnya:

  • Stadium I

Jaringan kanker di otak masih jinak. Sel-sel terlihat hampir seperti sel-sel otak normal, dan pertumbuhan selnya cenderung lambat.

  • Stadium II

Jaringan kanker sudah mulai ganas. Sel-sel kanker mulai terlihat tidak normal, tidak seperti sel kanker stadium 1.

  • Stadium III

Jaringan kanker yang ganas memiliki sel yang terlihat sangat berbeda dari sel normal. Sel-sel abnormal ini disebut sebagai anaplasik dan mulai tumbuh secara aktif di stadium ini.

  • Stadium IV

Jaringan kanker ganas mulai menunjukkan sel-sel abnormal yang jelas dan tumbuh agresif atau sangat cepat.

Untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan tumor di otak, dokter fokus pada karakteristik tumor dan efeknya pada fungsi otak.

Faktor utama yang digunakan untuk menilai tumor otak meliputi:

  • Ukuran dan lokasi tumor atau kanker di otak
  • Jenis  atau jaringan atau sel  apa yang memengaruhi otak
  • Resectability (kemungkinan dari seberapa besar tumor dapat dihilangkan lewat operasi kanker)
  • Seberapa menyebar nya sel kanker di otak atau sumsum tulang belakang
  • Kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian luar otak atau tidak

Dokter nantinya juga akan mempertimbangkan usia pasien serta gejala-gejala kanker di otak.

Pasien juga akan dilihat, seberapa besar fungsi-fungsi dasar, seperti ucapan, pendengaran atau gerakan terganggu atau berubah akibat sel kanker pada otak. 

5. Faktor yang meningkatkan risiko kanker otak

5. Faktor meningkatkan risiko kanker otak
Freepik/Rawpixel.com

Jika kamu merasakan beberapa gejala kanker otak seperti yang disebutkan di atas, segeralah buat jadwal konsultasi dan pemeriksaaan dokter secepat mungkin.

Faktor-faktor berikut ini mampu meningkatkan risiko kanker otak, di antaranya:

  • Usia senja
  • Paparan radiasi
  • Keturunan
  • Obat dan pengobatan

6. Pengobatan untuk kanker otak

6. Pengobatan kanker otak
Pixabay/skeeze

Tindakan berikut dapat digunakan untuk menangani kanker otak termasuk operasi pengangkatan tumor, terapi radiasi, atau kemoterapi.

  • Operasi pengangkatan kanker di otak

Operasi mengangkat tumor ganas di otak ini dilakukan dengan cara mencoba mengangkat semua sel tumor dengan memotong tumor.

Dokter akan meninggalkan jaringan otak normal. Pembedahan ini melibatkan pembukaan tengkorak (kraniotomi), yang sering disebut operasi invasif.

Beberapa kanker yang menyerang otak tidak semuanya dapat dioperasi oleh ahli bedah, karena dalam beberapa kasus operasi justru bisa menyebabkan otak bertambah rusak bahkan mengancam nyawa. 

Pasien dengan diagnosis tumor otak yang tidak dapat dioperasi, biasanya akan diberikan berbagai saran atau pilihan pengobatan sebagai alternatifnya. 

Jika pasien hendak dioperasi, dokter akan mempertimbangkan tipe dan posisi tumor yang akan menentukan apakah operasi pengangkatan tumor dapat berhasil atau tidak.

Selain itu, pembedahan juga dapat memberikan diagnosa kanker dan mengurangi tekanan pada otak.

  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah tindakan yang umum dilakukan dalam penanganan kanker otak, tapi tidak untuk jenis tumor otak primer.

Dokter juga akan memberikan obat anti kejang seperti phenytoin yang sering digunakan sebelum dan sesudah operasi. Untuk pembengkakan otak, dokter akan menyarankan penggunaan obat steroid (dexamethasone).

Cara kerja kemoterapi adalah dengan menghancurkan sel-sel tumor di dalam tubuh menggunakan bahan kimia (obat-obatan) tertentu.

Obat kemoterapi akan mematikan sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan kecepatan yang abnormal, termasuk sel kanker.

Tidak seperti operasi atau terapi radiasi, kemoterapi tidak menargetkan pada suatu area secara spesifik, sehingga dapat berefek pada seluruh tubuh.

Karena itulah hasilnya juga akan efektif pada sel kanker yang telah menyebar (bermetastasis) pada bagian tubuh lain.

Sayangnya, kemoterapi adalah perawatan yang juga akan memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat secara cepat seperti sel kulit, rambut, usus, dan sel sumsum.

  • Radiasi atau radioterapi

Radioterapi adalah cara pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker.

Walaupun radioterapi paling sering digunakan untuk mengobati pasien kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien non-kanker, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.

Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker, sehingga sel tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati.

Pengobatan ini juga bisa memengaruhi perkembangan sel-sel normal, tetapi efek samping yang ditimbulkan akan hilang jika sudah tidak melakukan terapi.

Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker.

Tetapi radioterapi tidak selalu langsung berhasil membunuh sel kanker atau sel normal yang sedang tumbuh. Untuk membuatnya mati dan tidak tumbuh kembali, maka dibutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan minggu.

Jaringan normal yang sering kali terkena dampak radiasi adalah jaringan tubuh yang melakukan pembelahan secara terus-menerus, seperti kulit, beberapa jaringan dalam sistem pencernaan, serta sumsum tulang.

Oleh karena itu, efek samping akan timbul beberapa waktu setelah melakukan radioterapi seperti lelah dan kulit bermasalah seperti gatal atau iritasi akan muncul sehabis melakukan terapi.

Nah, itulah beberapa informasi penting terkait kanker otak.

Temui dokter sesegera mungkin jika kamu mengalami kejang-kejang atau sakit kepala baru yang sebelumnya tidak ada, untuk mencegah komplikasi penyakit.

Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest