Untuk Bisa Mendidik Anak dengan Baik, Orangtua Harus 'Sembuh' Dulu!

Film pendek faked ajarkan orangtua untuk bisa berdamai dengan masa lalu yang kelam

25 Februari 2020

Untuk Bisa Mendidik Anak Baik, Orangtua Harus 'Sembuh' Dulu
momsmagazine.com

Menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesehatan mental yang mumpuni bagi orangtua untuk bisa mendidik anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik.

Pentingnya kesehatan mental bagi orangtua dengan gamblang dijelaskan dalam film pendek bertajuk 'Faked' besutan Produser Claudia.

Film pendek yang berdurasi 20 menit tersebut menceritakan tentang seorang anak perempuan yang memiliki pengalaman pahit, yakni kejahatan seksual dari orang terdekatnya saat berada di bangku sekolah dasar.

Pengalaman pahit tersebut hingga dewasa masih membayanginya hingga perempuan malang tersebut kesulitan untuk menjadi sosok Mama yang baik untuk anak pertamanya.

Beberapa bagian dari film yang meraih penghargaan Internasional tersebut ternyata merupakan pengalaman dari sang Produser sendiri, yakni Claudia.

Untuk bisa berdamai dengan dirinya di masa kecil, Claudia bahkan sempat meminta bantuan langsung dari hipnoterapis.

Ditemui di acara screening film Faked di kantor IDN Media, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tanggapan menarik dari para pemain, produser, sekaligus hipnoterapis. 

1. Pentingnya komunikasi yang baik pada anak menurut Claudia

1. Penting komunikasi baik anak menurut Claudia
Dok. Popmama.com/Sarrah Ulfah

Pada saat diwawancarai secara eksklusif oleh tim Popmama.com, Produser film Faked, Claudia mengungkapkan bagaimana ide awal pembuatan film tersebut hingga bisa menjadi sebuah karya yang sarat akan edukasi.

"Sebenarnya kalau dari ide filmnya sendiri, kebetulan memang saya pernah hipnoterapi. Nah, proses hipnoterapi itu menurut saya kalau di filmkan itu kok keren ya," jelasnya.

"Saat menggodok cerita itu akhirnya banyak keluar pengalaman-pengalaman hidup, terutama dari pengalaman saya yang pernah hipnoterapi. Ya saya ceritain prosesnya itu seperti apa, dan terus efeknya seperti apa," tambahnya lagi.

Selain mencoba untuk menuangkan pengalaman dan karyanya, dalam film tersebut Claudia juga ingin orangtua bisa lebih teredukasi tentang pentingnya komunikasi yang baik pada anak agar tak menimbulkan kesalahpahaman di kemudian hari.

"Ini juga sebagai message bagi orangtua untuk hati-hati saat berbicara sama anak kecil, karena kadang penerimaan anak bisa berbeda dan itu akan ngefek ke kehidupannya," tandas Claudia.

"Ada contoh di kehidupan aku sendiri, waktu itu saya sempat berpikir untuk takut menjadi besar. Setelah di hipnoterapi ternyata masalahnya simpel, awalnya karena adik saya lahir yang nomor 2 terus semua orang perhatian ke adik saya. Nah, saat saya kecil, hal tersebut diartikan bahwa jadi besar itu nggak enak karena nanti nggak diperhatikan lagi, nggak disayang, kalau kecil saja yang diperhatiin," ungkapnya.

"Nah seperti itu saja sudah salah diartikannya sama anak kecil, apalagi kalau orangtua nggak hati-hati dalam berbicara pada anak," sambung Claudia.

"Pengalaman lain,waktu kelas 5 SD saya pernah pakai daster tapi nggak sengaja kebuka, terus Mama saya langsung manggil 'Kamu itu lho, udah gede,' nah yang tertanam di otak saya adalah kamu kok gampangan ya jadi orang. Itu ketanam sampai besar dan saya merasa itu," tutup Claudia.

Pengalaman pahit yang dirasakan oleh Claudia semasa kecil bisa menjadi pelajaran bagi orangtua di luar sana agar lebih bisa berkomunikasi dengan baik pada anak tanpa menyinggung atau membuat anak bingung.

Tak main-main, perkataan negatif atau ambigu yang dipikirkan oleh anak bisa saja memengaruhi mentalnya di masa depan kelak. Untuk itu, teruslah belajar menjadi orangtua yang baik ya, Ma!

2. Cara mendidik anak dengan baik berdasarkan fase pertumbuhannya

2. Cara mendidik anak baik berdasarkan fase pertumbuhannya
Popmama.com/Novy Agrina

Menurut kacamata seorang hipnoterapis, Ariesandi S.,CHt, Founder Academi Hipnoterapi Indonesia, ada usia-usia tertentu pada anak di mana ia harus diajarkan hal-hal baik sejak dini. 

"Usia anak 0-12 itu adalah fase di mana orangtua itu harus menjadi orangtua beneran, yang harus kasih tahu mana yang benar mana yang salah, yang harus kasih tahu nilai-nilai hidup, nilai moral, hingga etika," ungkap Aries.

"Itu pun masih dibagi, untuk 0-7 tahuh itu orangtua fungsinya memprogram pikiran anak. Kemudian 7-12 tahun, orangtua mulai memaintain dan mengoreksi hal-hal agar lebih relevan. Lalu usia 12-17 tahun itu fase di mana orangtua jadi sahabatnya anak. Terakhir, usia 17 sampai seterusnya itu fase di mana orangtua menjadi mentor, di situ orangtua nggak bisa terlalu ikut campur dalam hidup anak," jelasnya lagi.

Tak hanya itu, menurut Ariesandi, orangtua juga harus membiarkan anak untuk menjadi dirinya sendiri, bangga dengan dirinya, percaya dengan dirinya, percaya dengan pemikirannya sendiri dalam mengambil keputusan, serta bertanggung jawab. 

3. Tips agar anak tidak mengalami kejahatan seksual

3. Tips agar anak tidak mengalami kejahatan seksual
Dok. Popmama.com/Sarrah Ulfah

Hingga kini, kejahatan seksual pada anak tergolong cukup tinggi di Indonesia. Bahkan, beberapa pelakunya adalah orang-orang terdekat korban, sama seperti yang diceritakan dalam film pendek Faked.

Berkesempatan untuk mewawancarai langsung orangtua dari pemeran utama anak dalam film Faked, berikut tips dari Feby untuk mencegah kejahatan seksual pada anaknya, Faurelia.

"Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, saya harus tahu dulu kemana dia pergi, apapun yang dia lakukan saya harus tahu, saya juga kasih timing," jelas Feby, orangtua dari pemeran utama anak dalam film Faked.

"Kebetulan Faurelia ini anaknya tanggap, jadi kalau ada hal yang dia rasa aneh, dia langsung telfon saya untuk mengabarkan," tambahnya.

Tak hanya sang Mama, pemeran utama anak dalam film Faked, Faurelia juga memberikan tips pada teman-teman seumurannya untuk bisa menjaga penampilan agar tidak menarik perhatian para pelaku kejahatan seksual.

"Buat teman-teman semua semoga bisa lebih jaga etika, tutup auratnya, jadi orang juga nggak tergoda," ujarnya.

Nah, itulah ketiga informasi menarik seputar film Faked besutan Produser Claudia. 

Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua!

Baca juga:

The Latest