Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels.com/Rf._.studio
Pexels.com/Rf._.studio

Rabies merupakan salah satu penyakit mematikan yang bisa mengancam siapa saja. Melansir dari World Health Organization (WHO), hampir 100% kasus rabies berakhir dengan kematian jika tidak segera ditangani. 

Namun, meski terdengar menakutkan, kabar baiknya adalah rabies bisa dicegah dengan vaksin yang sangat efektif. Tetapi, sebenarnya siapa yang pada akhirnya menemukan vaksin ini? 

Penemuan vaksin rabies sendiri punya cerita panjang yang dimulai dengan banyak eksperimen dan tentunya tantangan besar. Maka itu, simak perjalanan menariknya bareng Popmama.com terkait siapa yang menemukan vaksin rabies? Cari tahu di sini, yuk!

Siapa yang Menemukan Vaksin Rabies?

Pinterest.com/Wikimediafoundation

Pada akhir abad ke-19, banyak ilmuwan yang mulai meneliti cara untuk mengatasi rabies. Namun, penemuan vaksin rabies yang pertama kali tidak terlepas dari karya monumental Louis Pasteur. 

Pasteur mulai meneliti rabies setelah membaca temuan Victor Galtier. Galtier adalah ilmuwan yang pertama kali mendemonstrasikan bahwa rabies dapat ditularkan dari hewan ke hewan melalui air liur hewan.

Pada tahun 1881, Pasteur mulai menyelidiki lebih dalam dan mendalami penyakit rabies. Ia bersama timnya mengembangkan vaksin rabies pertama yang terbuat dari virus yang dilemahkan. 

Pada tahun 1885, Pasteur diuji dengan sebuah kasus menantang, seorang anak berusia sembilan tahun yang digigit anjing terinfeksi rabies. Anak tersebut, Joseph Meister, menjadi pasien pertama yang menerima vaksin rabies. 

Sebuah penelitian dari Lancet Infectious Diseases disebutkan, bahwa vaksin rabies yang sekarang ini sangat efektif untuk mencegah rabies, bahkan setelah terpapar virus melalui gigitan hewan terinfeksi.

Proses Penemuan Vaksin Rabies dan Percobaan Awal

Pixabay/Van3ssa_

Penemuan vaksin rabies oleh Pasteur merupakan hasil dari serangkaian eksperimen yang panjang. Pada awalnya, Pasteur mengembangkan vaksin dari sumsum tulang belakang kelinci yang telah diambil dan diproses untuk melemahkan virus rabies. 

Namun, yang paling mengesankan adalah eksperimen pada manusia pertama yang menerima vaksin rabies. Ketika Joseph Meister digigit anjing yang terinfeksi rabies, Pasteur memutuskan untuk mencoba vaksinnya pada anak tersebut.

Keputusan berani Pasteur ini mengubah sejarah medis dunia. Setelah 14 dosis vaksin yang diterima Meister, ia akhirnya selamat dari rabies.

Dampak dan Perkembangan Vaksin Rabies di Seluruh Dunia

Freepik

Setelah keberhasilan Pasteur dengan vaksin rabies pada 1885, penggunaan vaksin ini segera diadopsi secara global. Vaksin rabies milik Pasteur mulai digunakan di berbagai pusat pengobatan di Eropa dan Amerika.

Pada tahun 1890, berbagai pusat pengobatan rabies dibangun di berbagai kota besar dunia, termasuk Budapest, Madras, dan Chicago. Berdasarkan sebuah riset yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases pada 2014, vaksin rabies pertama telah mengurangi tingkat kematian akibat rabies hingga lebih dari 99%. 

Bahkan, menurut Nature Reviews Microbiology, vaksin rabies yang dikembangkan dari teknologi kultur sel kini dianggap lebih aman dan lebih efektif. Saat ini, perkembangan vaksin rabies terus berlanjut dengan menggunakan teknologi sel kultur yang lebih canggih dan aman. 

Jadi, itu dia jawaban dari pertanyaan mengenai siapa yang menemukan vaksin rabies? Kini, berkat penemuannya, vaksin rabies terus berkembang dengan harapan bisa mengurangi angka kematian akibat rabies secara signifikan. 

Editorial Team