Dalam situasi bencana, baik laki-laki maupun perempuan, baik dewasa atau anak-anak, semuanya memiliki kerentanan untuk menjadi korban.
Hasil analisis dari London School of Economics (2008), di 141 negara menunjukkan bahwa, pada setiap bencana, korban perempuan empat kali jauh lebih besar dari pada korban laki-laki.
Pada peristiwa tsunami Aceh pada tahun 2004, korban meninggal perempuan angkanya jauh lebih besar daripada korban meninggal laki-laki, bahkan perbedaannya mencapai empat kali lipat.
Karena kondisi letak geografisnya di Indonesia, maka secara demografis rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini membuat negara kita memerlukan penanganan yang sistematis dan terkoordinasi.
