Para ahli belum mengidentifikasi secara pasti mengapa ereksi nokturnal terjadi. Namun, teori saat ini menunjukkan bahwa beberapa faktor dapat berperan dalam ereksi nokturnal, mulai dari mimpi hingga perubahan kadar hormon yang terjadi saat kamu tidur.
Secara normal, ereksi terjadi ketika sistem saraf meningkatkan suplai darah ke penis, memungkinkan darah mengalir ke jaringan ereksi. Saat tekanan darah meningkat, penis menjadi lebih kencang dan menciptakan ereksi.
Ini dapat terjadi saat kamu terjaga, seperti saat berhubungan seks dan masturbasi, atau pada tahap tertentu dari siklus tidur malam. Sebagian besar, ereksi nokturnal terjadi akibat dari rangsangan mental, seperti mimpi.
Tidur manusia melibatkan beberapa tahapan yang berbeda dan unik, mulai dari N1 (tahap tidur paling ringan) hingga N3 (tahap tidur terdalam), dan tahap tidur mimpi atau dikenal dengan rapid eye movement (REM). Selama tidur REM, sistem saraf parasimpatis tetap sangat aktif, yang berarti banyak fungsi tubuh kamu yang tidak disengaja terus terjadi saat kamu tidur.
Jika kamu mengalami mimpi yang merangsang secara seksual, itu dapat menyebabkan kamu mengalami ereksi selama tidur REM. Ketika ereksi nokturnal terjadi akibat mimpi seksual, kamu bahkan dapat mengalami ejakulasi saat tidur alias mimpi basah.
Tingkat testosteron atau hormon seks laki-laki, meningkat secara bertahap saat tidur, seringkali dengan jumlah yang cukup signifikan.
Dalam sebuah penelitian, peneliti menemukan bahwa kadar testosteron laki-laki meningkat dari 15,3 ± 2,1 menjadi 25,3 ± 2,2 nmol/liter saat tidur malam. Peningkatan kadar testosteron ini bisa menjadi faktor dalam ereksi nokturnal.
Saat kamu tidur, kontak fisik dengan pasangan atau bahkan hanya tekanan dari seprai, bantal, atau pakaian, dapat menyebabkan penis mengalami ereksi.
Ereksi dikendalikan oleh saraf sakral, yaitu kumpulan pasangan saraf yang keluar dari tulang belakang di daerah vertebra sakral, area di bagian bawah tulang belakang laki-laki.
Saat kandung kemih Papa terisi dengan cairan, itu dapat menekan saraf sakral dan merangsangnya, menyebabkan terjadinya ereksi. Jenis ereksi ini sering disebut sebagai ‘ereksi refleks’, karena tidak secara langsung disebabkan oleh rangsangan seksual.