Cara Evakuasi dan Berlindung Sebelum Terjadi Tsunami untuk Mama & Anak

Aman dengan edukasi perlindungan bencana sejak dini

5 Oktober 2018

Cara Evakuasi Berlindung Sebelum Terjadi Tsunami Mama & Anak
Pxhere

Mencekam! Mungkin itulah yang terjadi saat bencana alam tengah melanda. Seperti saat tsunami menyerang Palu beberapa hari lalu, yang sontak membuat Indonesia berduka. Ratusan orang menjadi korban, ratusan anak terpisah dari orangtuanya, dan hingga kini masih banyak korban yang belum diidentifikasi atau belum ditemukan.

Bencana alam memang bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja, maka sebelum semua itu terjadi, Mama perlu melakukan simulasi evakuasi diri bersama si Kecil.

“Ah, belum terjadi bencana, buat apa belajar evakuasi dari sekarang?”

Jika Mama berpikir demikian, tidakkah tindak preventif adalah hal yang baik, Ma? Bayangkan jika tiba-tiba bencana alam terjadi di daerah tinggal Mama dan si Kecil, memikirkan solusi terbaik untuk menyelamatkan diri pasti bukan hal mudah.

Maka sebelum itu terjadi, yuk belajar mengevakuasi diri bersama si Kecil. Bagaimana caranya? Simak beberapa tips dari American Red Cross berikut ini, Ma.

Beri pengertian tsunami

Beri pengertian tsunami
Freepik/brgfx

Sebelum membahas cara menyelamatkan diri dari tsunami, terlebih dahulu beri pengertian pada anak tentang tsunami dan bencana alam lainnya. Agar anak lebih mengerti, menonton video-video edukatif di YouTube juga bisa menjadi cara yang efektif.

Beri fakta, jangan ada yang ditutupi. Bencana alam akan selalu mencekam, jangan tutupi itu dari si Kecil hanya karena Mama tidak mau membuatnya takut. Walau begitu, bukan berarti Mama harus serius seperti dosen paling galak di kampus dalam menjelaskan ini pada si Kecil. Beri penjelasan dengan gaya kasual, atau mungkin sambil bermain air di bathtub untuk mensimulasikan tsunami? Boleh saja.

Ajak anak bekerja sama

Ajak anak bekerja sama
Pixabay/wikilmages

Setelah anak mengerti tsunami, Mama perlu mengajaknya bekerja sama, jika tiba-tiba gempa atau tsunami terjadi. Ingatkan sejak dini kalau takut itu normal, namun Mama butuh bantuan anak untuk saling menjaga keselamatan keluarga.

Menurut American Red Cross, cara ini membantu mengurangi rasa takut anak ketika bencana alam benar-benar terjadi. Mereka merasa lebih siap, dan sedikit banyak sudah tahu apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan.

Editors' Pick

Buat rute evakuasi

Buat rute evakuasi
Nationalparkservice

Walau Mama sangat mengenal daerah tempat tinggal Mama, namun mencari tempat berlindung ketika tsunami sudah terjadi tentu bisa menjadi hal yang sulit. Maka penting untuk mencari rute evakuasi sejak dini, sekadar untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, Ma.

American Red Cross menyarankan untuk segera berlari ke tempat tertinggi, idealnya 100 feet (30.48 meter) di atas permukaan laut. Namun jika dataran tinggi itu terlalu jauh atau sulit dijangkau, berlari dan berlindunglah di bangunan yang kokoh, dan memiliki setidaknya 3 lantai. Inilah pentingnya membuat rute evakuasi dari sekarang, agar Mama tahu bangunan kokoh mana yang bisa dijadikan tempat berlindung.

Kenali rute evakuasi sekolah anak

Kenali rute evakuasi sekolah anak
Freepik/freevector

Tsunami bisa terjadi kapan saja, termasuk saat anak masih belajar di sekolah. Maka penting untuk mengetahui apakah sekolah anak Mama memiliki rute evakuasi bencana alam. Jika ya, ketahui rutenya, sehingga Mama bisa mengedukasi anak untuk melindungi dirinya jika terjebak dalam bencana alam dan sedang tidak bersama keluarga di rumah.

Buat rencana perlindungan diri

Buat rencana perlindungan diri
Freepik/poemsuk

Tidak hanya orangtua, anak pun harus tahu apa yang akan mereka lakukan jika tsunami menyerang. Anak harus tahu kalau ia akan berlari sejauh mungkin ke tempat aman. Jika hal buruk membuat anak dan Mama terpisah, minta si Kecil untuk tidak panik dan terus berlari ke tempat aman yang sudah Mama bicarakan sebelumnya.

Anak juga harus tahu kalau ia terhanyut dalam gelombang tsunami, pastikan ia memegang benda yang bisa dijadikan rakit dan berlindung di atasnya. Jika gelombang tsunami membawanya ke tempat tinggi, bertahanlah di atas atap, pohon, atau bangunan apapun yang tinggi.

Bergerak cepat

Bergerak cepat
Freepik/jiwingka

Siap tidak siap, anak harus siap berlari menjauh dari tsunami ke tempat aman. Jika berlari ke tempat dengan ketinggian 30.48 meter adalah hal yang mustahil, setidaknya berlarilah menjauh dari pantai, minimal 3.2 kilometer dari pantai.

Jika dua hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan dalam 15 menit, artinya Mama sekeluarga terlalu dekat dengan gelombang tsunami. Cara terbaik adalah berlindung di bangunan 3 lantai yang kokoh ya, Ma.

JIka Mama tinggal di daerah yang rawan tsunami, ada baiknya Mama berinvestasi mengamankan rumah Mama dengan membangun rumah yang tinggi dan kokoh. Karena ini akan menjadi tempat aman untuk berlindung dari tsunami. Menurut American Red Cross, kebanyakan gelombang tsunami tingginya kurang dari 10 feet atau 3 meter.

Tas siaga bencana

Tas siaga bencana
Pixabay/3dman_eu

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyarankan seluruh warga untuk mempersiapkan tas siaga bencana (TSB). Ini adalah tas yang mudah diraih dan Mama bawa ketika bencana terjadi. Apa sih isinya? Menurut BNPB, isi tas siaga bencana adalah:

  • Peluit
  • Masker
  • Berbagai surat penting
  • Pakaian untuk 3 hari
  • Makanan ringan tahan lama
  • Air minum
  • Kotak obat atau P3K
  • Radio atau ponsel
  • Alat bantu penerangan
  • Uang secukupnya
  • Perlengkapan mandi

Dengan persiapan yang lebih matang, Mama sekeluarga bisa lebih fokus dan bebas panik ketika bencana alam menyerang.

Baca juga: Pasca Gempa dan Tsunami Palu, 3 Perempuan Hebat Ini Lahirkan Bayinya!

Baca juga: Jangan Panik! Lakukan 5 Langkah Tepat Ini Ketika Terjadi Tsunami

Baca juga: Anak-anak Jadi Korban Bencana Alam. Bagaimana Menanggulanginya?

The Latest