211 Anak Bekasi Kena Covid-19, Ayo Cegah Penularan di Kluster Keluarga

Dari 211 anak di Bekasi yang positif Covid-19, sebagian dinyatakan tertulari lewat kluster keluarga

10 September 2020

211 Anak Bekasi Kena Covid-19, Ayo Cegah Penularan Kluster Keluarga
Freepik

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan bahwa bertambahnya klaster keluarga menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Bekasi. Klaster keluarga merupakan penyebaran virus Covid-19 di antara anggota keluarga.

Sejak pandemi berlangsung dari Maret hingga 6 September 2020, tercatat ada 2072 warga yang positif Covid-19.

Bahkan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezi, memaparkan untuk anak-anak terdapat 211 kasus terkonfirmasi Covid-19.

Dikatakan bahwa kasus anak-anak terjadi akibat penyebaran dari klaster keluarga. Klaster ini pun semakin bertambah di beberapa wilayah Bekasi. Adapun beberapa pedoman kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di klaster keluarga.

Berikut rangkuman selengkapnya yang telah Popmama.com susun di bawah ini.

1. Klaster keluarga di Bekasi bertambah dan tersebar di sejumlah kecamatan Bekasi

1. Klaster keluarga Bekasi bertambah tersebar sejumlah kecamatan Bekasi
Freepik/Tapati2528

Rahmat memaparkan bahwa kasus klaster keluarga di wilayah Bekasi terus terjadi peningkatan.

Pada 18 Agustus 2020, terdapat 155 keluarga dengan total 437 jiwa yang positif Covid-19. Sampai pada 6 September 2020, 196 keluarga dengan rincian 519 jiwa dinyatakan terpapar Covid-19.

Oleh karena itu, dalam jangka waktu kurang lebih sebulan, kasus klaster keluarga meningkat menjadi 207 kasus.

Bahkan, kluster keluarga telah tersebar di beberapa kecamatan yang terdapat di Bekasi. Kecamatan Pondok Melati terdapat 6 kasus, Kecamatan Jatisampurna ada 10 kasus, dan di Kecamatan Pondok Gede ada 15 kasus.

Adapun di Kecamatan Medan Satria terdapat 15 kasus, Kecamatan Bekasi Timur ada 18 kasus, Kecamatan Bekasi Barat ada 22 kasus, Kecamatan Rawalumbu ada 26 kasus, dan di Kecamatan Bekasi Utara ada 28 kasus.

Kasus kluster keluarga tertinggi, dimiliki oleh Kecamatan Bekasi Utara. Namun, ada satu-satunya kecamatan yang dinyatakan bersih dari kasus Covid-19, yaitu Kecamatan Bantargebang.

Editors' Pick

2. Sejumlah 211 anak di Bekasi positif Covid-19, tapi bukan akibat belajar tatap muka

2. Sejumlah 211 anak Bekasi positif Covid-19, tapi bukan akibat belajar tatap muka
Freepik/Davit85

Rahmat merinci beberapa kasus Covid-19 di Bekasi dari segi usia. Pada rentang usia 20-29 tahun ada 15 persen yang terpapar Covid-19. Lalu, usia 30-39 tahun ada 20 persen dan usia 40-49 tahun ada 20 persen yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Rahmat menambahkan, untuk kasus anak di Bekasi dengan rentang usia 0-19 tahun sejak Maret hingga Agustus terdapat 211 anak yang terinfeksi virus corona tipe-2 (SARS-CoV-2) yang mengakibatkan Covid-19.

Namun, Dezi membantah kasus Covid-19 pada anak-anak berasal dari kegiatan belajar mengajar tatap muka yang sempat digelar selama 3 hari oleh beberapa sekolah di Bekasi. Ia memastikan anak-anak tersebut terpapar di luar area sekolah.

Menurutnya, penularan Covid-19 terhadap 211 anak tersebut bercampur, baik dari kluster keluarga maupun ketika bermain dengan teman-temannya.

3. Beberapa kegiatan yang memicu penularan Covid-19 di klaster keluarga

3. Beberapa kegiatan memicu penularan Covid-19 klaster keluarga
Freepik/Vkstudio

Ada beberapa aktivitas yang dapat memicu penularan Covid-19 di klaster keluarga. Berikut rinciannya.

  • Anak-anak bermain atau pergi bersama teman-temannya tanpa mengikuti protokol kesehatan yang seharusnya.
  • Kultur sosial silaturahmi dan interaksi sesama warga, seperti arisan, rapat warga, perayaan hari-hari besar, serta olahraga bersama.
  • Pergi liburan ke area zona merah atau yang berisiko tinggi Covid-19. Selain itu, kerabat atau sanak saudara yang berasal dari area zona merah datang berkunjung ke rumah juga berisiko.

Jadi, sebaiknya Mama dan keluarga tetap mengikuti protokol kesehatan dan menghindari segala aktivitas tadi untuk sementara waktu.

4. Pedoman kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di klaster keluarga

4. Pedoman kesehatan mencegah penularan Covid-19 klaster keluarga
Freepik/User16298023

Kluster keluarga termasuk yang paling cepat dan masif dalam penyebaran Covid-19. Selain penularan antar anggota keluarga, ini juga efektif menyebarkan ke tetangga.

Oleh karena itu, Mama dan keluarga harus mengikuti beberapa pedoman kesehatan berikut ini untuk mencegah penularan Covid-19 di kluster keluarga.

  • Jaga jarak

Meskipun berada di rumah, tetap lakukan protokol kesehatan serta menjaga jarak dengan anggota keluarga yang bergejala atau sering bepergian untuk bekerja atau bertemu dengan banyak orang, terutama di area berisiko Covid-19.

  • Lakukan etika batuk dan bersin

Hindari batuk dan bersin di dekat anggota keluarga atau segera menjauh. Jika tidak sempat menjauh, tutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk. Bersihkan area yang sekiranya terkena droplets serta cuci tangan di air mengalir dengan sabun.

  • Jaga kebersihan dan kesehatan

Ajak keluarga untuk menjaga kebersihan tubuh dan area rumah. Terapkan pula pola hidup sehat dan rutin mencuci tangan di air mengalir dengan sabun.

  • Lakukan aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi

Penting untuk melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Konsumsi pula makanan bergizi, seperti sayur dan buah. Lengkapi pula dengan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

  • Terapkan Protokol Ventilasi – Durasi – Jarak (VDJ)

Jaga supaya ventilasi udara tersirkulasi dengan baik. Buka jendela dan pintu agar udara mengalir. Sediakan pula ruangan terpisah untuk anggota keluarga dengan gejala atau yang telah bepergian, serta terapkan jaga jarak jika ada lansia atau bayi dan balita.

  • Ikuti protokol kesehatan saat keluar rumah

Ketika keluar rumah, jalani protokol kesehatan dengan memakai masker dan membawa hand sanitizer. Protokol ini juga berlaku di rumah jika ada anggota keluarga bergejala.

Tetap jaga kesehatan dan patuh dengan pedoman tersebut supaya Mama beserta keluarga memiliki sedikit risiko tertulari Covid-19.

Baca juga:

The Latest