Mengonsumsi santan dalam jumlah cukup memang baik, banyak manfaat sehat yang bisa didapat oleh tubuh. Santan juga bisa diolah menjadi beragam masakan atau sebagai saus untuk camilan manis.
Kurangnya santan, jika dikonsumsi berlebihan dapat berbahaya bagi masalah kesehatan. Berbagai efek samping akan bermunculan.
Jika ingin tahu, Popmama.com telah merangkum bahayanya jika konsumsi santan terlalu banyak. Simak penjabarannya di bawah ini.
1. Kandungan lemak jenuh tinggi dan kalori bisa sebabkan kolestrol tinggi
indianexpress.com
Ini adalah salah satu bahayanya jika konsumsi santan terlalu banyak. Santan dengan lemak jenuh tinggi dapat menyebabkan kolesterol tinggi pada tubuh.
Memiliki kandungan lemak jenuh tinggi juga memengaruhi kadar lemak darah pada tubuh dan berisiko mengalami masalah pada jantung, termasuk stroke.
Mereka yang berisiko terkena kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular harus menahan diri dari terlalu banyak mengonsumsi santan.
2. Alergi karena kelapa termasuk klasifikasi kacang pohon
stockvault.net/linno1234
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengklasifikasikan kelapa sebagai kacang pohon (kacang yang tumbuh di atas pohon), namun secara teknis kelapa adalah buah-buahan.
Dalam beberapa kasus, telah ditemukan bahwa orang yang alergi terhadap kacang pohon bereaksi buruk terhadap kandungan buah (kelapa) dalam santan. Ini adalah salah satu efek santan yang paling berbahaya karena dapat mengancam jiwa dalam kasus-kasus ekstrem.
Alergi kelapa sangat jarang. Siapa pun yang alergi terhadap kelapa tidak boleh mengonsumsi santan, apalagi dikonsumsi dalam jumlah banyak. Gejala alergi kelapa mirip dengan alergi makanan lainnya.
Seseorang mungkin mengalami sakit perut, mual, muntah, diare, gatal atau iritasi pada mulut, tenggorokan, mata, atau kulit. Bahkan anaphylaxis, reaksi parah dan mengancam jiwa yang sebabkan pembengkakan, gatal-gatal, dan sesak napas.
Editors' Pick
3. Bertambah berat badan akibat kandungan gula tinggi
lifehubcenter.com
Kandungan gula (fruktosa) yang tinggi dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan hipertrigliseridemia (terkait penyakit kardiovaskular). Bahayanya, jika konsumsi santan terlalu banyak dalam diet harian dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Bahkan meski mengonsumsi santan tanpa pemanis, kita masih berisiko menyerap gula dalam jumlah besar. Santan tanpa pemanis memiliki kandungan gula 2,1 gram dalam 1 ons sajian. Sementara santan dengan pemanis, kandungan gulanya bisa mencapai 10,4 gram.
Apalagi kalau Mama konsumsi santan berlebihan, berapa banyak gula yang dikonsumsi?
4. Karbohidrat yang bisa difermentasikan menimbulkan masalah pencernaan
b-cdn.net
Bahaya lainnya, jika konsumsi santan terlalu banyak adalah munculnya masalah pencernaan, seperti diare atau sembelit, dan pada orang dengan sindrom iritasi usus besar. Hal itu disebabkan kandungan karbohidrat dalam santan yang bisa difermentasi.
5. Serat makanan yang tinggi dapat menyebabkan masalah pencernaan
Freepik/Petzshadow
Kandungan serat makanan yang tinggi, membuat santan bisa menyebabkan masalah pencernaan pada sebagian orang. Biasanya, santan tanpa pemanis mengandung 14-18% dari asupan serat harian kita.
Peningkatkan asupan serat tersebut dapat menyebabkan diare atau timbulnya gas. Terutama jika tubuh kita tidak terbiasa dengan serat sebanyak itu.
6. Paparan BPA untuk konsumsi santan kaleng
sprinklesandseasalt.com
Bisphenol-A (BPA) adalah bahan kimia yang telah digunakan dalam lapisan makanan kaleng tertentu. BPA larut dalam makanan kaleng, terutama yang bersifat asam, asin atau berlemak, seperti santan, tomat, sup, dan sayuran. Jadi hindari konsumsi santan kalengan.
Bahayanya jika konsumsi santan terlalu banyak adalah meningkatkan paparan BPA terhadap tubuh. Paparan tersebut tidak hanya berisiko adanya kanker, tetapi juga obesitas, diabetes, penyakit jantung, kerusakan saraf, sistem reproduksi, dan bahkan kematian.
7. Bisa menimbulkan kondisi Malabsorpsi fruktosa
food.ndtv.com
Malabsorpsi fruktosa (FM) adalah gangguan pencernaan yang ditandai oleh gangguan transportasi fruktosa di usus halus.
Hal ini, menghasilkan peningkatan kadar fruktosa yang tidak tercerna dalam usus dan nantinya akan menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri di usus kecil. Fruktosa yang tidak tercerna juga mengurangi penyerapan air ke dalam usus.
Gejala yang dihasilkan termasuk kembung, gas, nyeri, sembelit atau diare, muntah dan kelelahan. Penelitian terbaru juga mengaitkan malabsorpsi fruktosa dengan depresi.