Waspada! Serangan Zoom Fatigue Akibat Terlalu Sering Rapat Online

Hati-hati buat Mama yang terlalu sering rapat online, Zoom fatigue itu nyata

30 Mei 2020

Waspada Serangan Zoom Fatigue Akibat Terlalu Sering Rapat Online
Pexels/Edward Jener

Orang-orang yang mengalami WFH atau work from home sering kali menghabiskan waktu dengan rapat online agar komunikasi lebih lancar sehingga pekerjaan berjalan dengan selaras.

Apalagi kalau posisinya harus berkomunikasi dengan berbagai divisi di kantor. Ditambah, bercengkerama dengan kerabat atau teman-teman via online.

Aktivitas online yang terlalu sering, seperti rapat online atau video call dengan kerabat dapat meningkatkan risiko serangan Zoom fatigue. Apa itu?

Zoom fatigue adalah kelelahan akibat terlalu sering melakukan panggilan video, seperti rapat online atau sosialisasi bersama teman satu lingkaran.

Jika ingin tahu lebih banyak soal Zoom fatigue, simak penjelasan yang telah dirangkum Popmama.com berikut ini.

1. Sebab-sebab terjadinya Zoom fatigue

1. Sebab-sebab terjadi Zoom fatigue
flipboard.com

Meskipun disebut Zoom fatigue, tapi ini tidak hanya terjadi pada pengguna aplikasi Zoom saja.

Pengguna aplikasi lainnya, seperti Skype, Google Hangouts, atau FaceTime juga dapat terserang. Itu karena, Zoom fatigue disebabkan beberapa aspek terkait dengan rapat online.

Gianpiero Petriglieri, direktur akademik, Inisiatif untuk Inovasi Pembelajaran dan Keunggulan Mengajar, menjelaskan bahwa melakukan panggilan video membutuhkan lebih banyak fokus daripada obrolan tatap muka.

“Obrolan video berarti kita harus bekerja lebih keras untuk memproses isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah, suara, dan nada bicara, dan bahasa tubuh. Memperhatikan hal tersebut akan mengonsumsi banyak energi,” jelasnya.

Layar multi-person turut andil dalam masalah ini. Tampilan semua peserta rapat seperti acara The Brady Bunch menantang visi sentral otak dan memaksanya untuk memecahkan kode banyak orang sekaligus sehingga sulit untuk memahami mereka bahkan si Pembicara.

Kesalahan teknis seperti jaringan yang terganggu, baterai habis, serta kerusakan perangkat lunak juga menyumbang timbulnya Zoom fatigue.

Suara dari pihak lain yang tidak terdengar jelas atau terlambat masuk membuat otak bekerja ekstra untuk mengisi beberapa saat yang kosong akibat delay.

Dibutuhkan energi yang berkonsentrasi pada perubahan suara tidak wajar sehingga mengalihkan konsentrasi untuk memahami pesan yang disampaikan.

2. Dampak yang dialami akibat Zoom fatigue

2. Dampak dialami akibat Zoom fatigue
Freepik

Bagi orang-orang yang mengalami Zoom fatigue memiliki beberapa dampak negatif bagi tubuh, seperti di bawah ini.

  • Menguras otak dari komunikasi layar karena terlalu fokus pada layar tunggal.
  • Menghilangkan kemampuan komunikasi untuk menarik makna dari lusinan isyarat nonverbal.
  • Penundaan dalam komunikasi video akibat jaringan atau kesalahan teknis dapat membuat kita merasa lebih terisolasi, terputus, dan cemas.
  • Mengetahui diri mereka sedang dilihat dalam layar dan melihat diri sendiri di depan kamera membuat mereka lebih sadar diri sehingga merasa gugup.
  • Menimbulkan sakit punggung, ketidaksejajaran tulang belakang, dan sakit kepala akibat terlalu banyak duduk dan dengan postur yang kurang baik.

3. Bagaimana cara mengelola Zoom fatigue?

3. Bagaimana cara mengelola Zoom fatigue
Freepik/tirachardz

Laura Dudley, seorang asisten profesor klinis sekaligus direktur program Analisis Perilaku Terapan dari departemen Psikologi Terapan di Northeastern University membagikan beberapa cara mengelola atau mengendalikan Zoom fatigue. Berikut uraiannya.

  • Putuskan sambungan atau keluar dari video konferensi ketika dirasa perlu.
  • Jika bisa, ambil waktu di tengah rapat online. Cari tahu apa yang dibutuhkan. Apakah butuh sendiri, tetap butuh berinteraksi dengan orang lain, atau sekadar ingin peregangan.
  • Berlatih mindfulness dengan melakukan meditasi dan yoga.
  • Berikan rasa simpati terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Tetapkan rutinitas harian. Aktivitas dari pagi sampai sore harus berbeda dengan aktivitas pada malam hari. Begitu pula dengan hari kerja yang harus terasa berbeda dengan akhir pekan.

Liz Fosslien, kepala konten di Humu dan Mollie West Duffy, pakar dan konsultan pengembangan organisasi di mana keduanya menulis buku No Hard Feelings: The Secret Power of Embracing Emotions at Work, juga turut menambahkan.

  • Hindari multitasking karena membuat tidak fokus. Jika sedang menikuti rapat online, tutup semua tab atau program yang dapat mengalihkan perhatian seperti email, youtube, dan lain sebagainya. Satu lagi, singkirkan juga handphone agar tetap fokus.
  • Istirahat di sela-sela rapat online. Sekedar mematikan kamera atau memalingkan wajah sejenak untuk mengistirahatkan mata.
  • Mengurangi rangsangan pada layar dengan menggunakan background polos untuk video. Background setiap orang yang berbeda membuat kita merasa berada di tempat-tempat itu. Meminta orang yang tidak berbicara untuk mematikan kamera juga bisa.
  • Beralih ke panggilan telepon atau email jika dirasa ada topik yang dapat dibicarakan tanpa harus tatap muka lewat video.

Jika Mama masih harus melakukan rapat online atau panggilan video lainnya selama WFH dapat menerapkan cara mengelola Zoom fatigue supaya mengurangi dampak buruk pada tubuh.

Baca juga: 

The Latest