12 Foto Rumah Andrew Kalaweit di Tengah Hutan Kalimantan

Andrew Kalaweit bersama keluarganya tinggal di rumah yang lokasinya berada di tengah hutan Kalimantan. Lokasinya tepat berada di Pararawen, Barito Utara, Kalimantan. 

Dari atas terlihat sekitar rumahnya terdapat pepohonan hijau, bahkan ada aliran sungai. Tak ada tetangga, juga tak ada bangunan lagi selain rumah Andrew dan keluarganya. 

Rumah yang dihuni Andrew dan keluarganya berupa rumah panggung dengan ukuran yang terlihat besar dan luas. Hunian bekas peternakan itu, sebagian besar materialnya berasal dari unsur kayu yang kuat. 

Papa Andrew mengungkapkan bahwa tujuan mereka tinggal di hutan bersama ialah ingin hidup mandiri. Hidup mandiri dalam sudut pandang energi makanan, listrik, dan air.

Membangun rumah di tengah hutan tentunya memiliki banyak hal yang perlu dipertimbangkan, salah satunya soal air yang berkualitas. Chanee Kalaweit selaku Papa Andrew mengungkapkan bahwa cukup sulit mendapatkan air berkualitas di tengah hutan. 

Chanee Kalaweit menjelaskan kalau di belakang rumahnya terdapat dua tangki 5.000 liter yang terisi oleh air hujan. Selain itu, mereka juga mendaur ulang air, yakni menampung air bekas shower dan didaur ulang kembali untuk air kloset. 

Segala kebutuhan sehari-hari keluarga Kalaweit bergantung pada alam mulai dari listrik hingga makanan. Untuk makanannya, mereka memiliki kebun sayuran pribadi yang terlihat luas dan subur. 

Kebun tersebut dirawat sendiri oleh Mama Andrew yang bernama Prada Kalaweit. Dari kebun tersebut, mereka memperoleh bahan makanan yang nanti diolah dan dikonsumsi sendiri. 

Selain rajin dalam mengolah perkebunan, Prada Kalaweit juga rajin dalam memelihara hewan ternak ayam. Dengan memelihara ayam, mereka juga mendapatkan bahan makanan dari telur yang para ayam hasilkan. 

Benar-benar mandiri sekali, ya. 

Mereka menggunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan rumah sehari-hari. Panel surya ini memanfaatkan cahaya matahari langsung dan mengubahnya menjadi energi listrik. 

Selain itu, di rumah tersebut ada sebuah ruangan yang menyimpan baterai sebagai daya penyimpanan listrik untuk kebutuhan malam hari. Oleh karena itu, mereka tetap bisa menggunakan listrik meskipun tidak ada cahaya matahari. 

Selain panel surya, mereka juga memasang antena satelit untuk kebutuhan koneksi internet. Internet ini sangat dibutuhkan karena Andrew dan adiknya bersekolah melalui Skype karena harus terhubung ke dalam internet. 

Salah satu sisi teras rumahnya menyajikan spot untuk bersantai dengan pemandangan pepohonan yang rimbun. Ya, sudah jelas pemandangan tersebut menjadi hal yang sering mereka lihat sebagai penghuni tengah hutan. 

Uniknya, di teras tersebut terdapat tanaman hias yang ditanam menggunakan pot berbahan buah kelapa bekas. Para tanaman di gantung sejajar yang nampak memperindah teras rumah. 

Suasana di rumah keluarga Kalaweit ini terlihat sangat sederhana dengan nuansa alam. Bahkan kamar tidurnya pun tidak menggunakan barang yang mewah, termasuk tempat tidur dan nakasnya. 

Tempat tidurnya hanya diletakkan di lantai, sedangkan nakasnya terbuat dari kayu. Letaknya dengan area teras membuat kamar tersebut memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. 

Meskipun berada di tengah hutan, pendidikan Andrew Kalaweit dan adiknya tak terlupakan. Mereka tetap menempuh pendidikannya melalui Skype atau secara online. 

Guru yang mengajarkan mereka berasal dari Pulau Bali. Chanee dan Prada selaku kedua orangtua Andrew tetap siaga mengawasi kedua anaknya yang sekolah dari rumah. Sebagai orangtua, mereka tetap disiplin dan tegas dalam memantau kedua anaknya. 

Di rumah Andrew Kalaweit ini sangat mengurangi penggunaan lampu di siang hari untuk menghemat listrik. Maka dari itu, seluruh area rumahnya memiliki pencahayaan langsung dari alam, termasuk area kamar mandi. 

Kamar mandinya sendiri mengusung konsep semi outdoor karena terlihat terbuka di sisi dinding atasnya. Oleh karenanya, kamar mandi ini akan terasa lebih terang dan tidak lembap.

Tak hanya tampilan depannya saja, ternyata di dalam interior rumah Andrew Kalaweit juga menggunakan material kayu. Salah satu area berikut merupakan dapur dengan kosep ala bar. 

Terlihat rak penyimpanan, meja, serta kursinya menggunakan material kayu dengan warna yang senada. 

Tepat di sebelah dapur terdapat meja yang digunakan untuk meletakkan radio. Radio tersebut sangat membantu untuk berkomunikasi dengan kamp Kalaweit. 

Bukan tanpa alasan, radio itu justru sebagai keamanan dan komunikasi bantuan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tak terduga.

Nah, itulah tadi foto rumah Andrew Kalaweit di tengah hutan Kalimatan. Cara mereka tinggal di tengah hutan dengan fasilitas yang sederhana, sangat menginspirasi, bukan?