Hukum dan Cara Membersihkan Wadah Bekas Daging Babi dalam Islam

Sejumlah umat Muslim kerap kali merasa kebingungan jika hendak menemukan wadah bekas daging babi. Akibat dari rasa khawatir tersebut, wadah-wadah tersebut akhirnya dibuang untuk menghindari najis.

Meski begitu, wadah bekas daging babi tak serta merta harus dibuang jika hendak digunakan kembali. Seperti dilansir dari laman Konsultasi Syariah, wadah bekas daging babi boleh digunakan dengan syarat bau, warna, dan rasanya tak tersisa lagi.

Pendapat tersebut tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Tsa'labah Al-Khusyani radhiallahu 'anhu saat bertanya kepada Rasulullah SAW.

"Wahai Rasulullah, kami tinggal di daerah yang berpenduduk mayoritas ahli kitab. Bolehkah kami makan dengan menggunakan wadah mereka?" Beliau menjawab, "Jika kalian memiliki wadah yang lain, jangan makan dengan wadah mereka. Namun, jika kalian tidak memiliki wadah yang lain, cucilah wadah mereka dan makanlah dengan menggunakan wadah tersebut."

Berdasarkan kutipan hadis di atas, sebagian ulama memahaminya jika wadah tersebut lebih baik dihindari karena dianggap telah digunakan untuk hal yang haram seperti daging babi. Menurutnya, akan lebih baik jika mengganti dengan wadah yang lain jika ada. 

Pendapat ini juga ditegaskan oleh Ustaz Abdul Somad dalam kanal YouTube Kun Ma Alloh. Menjawab pertanyaan dari seorang jamaah perihal wadah bekas daging babi, dia mengatakan lebih baik ditinggalkan jika merasa ragu.

"Tinggalkan sesuatu yang meragukanmu, kepada sesuatu yang tak meragukanmu. Ragu, waswas, maka tinggalkan yang meragukan ," ucap laki-laki yang akrab disapa UAS itu.

Mengutip dari berbagai sumber, ada sejumlah cara untuk membersihkan wadah bekas daging babi jika ingin digunakan kembali.

Berdasarkan riwayat di atas, cara mencuci wadah bekas daging babi hanya perlu dilakukan satu kali dengan air dan sabun hingga bau, warna dan rasanya benar-benar hilang. Rasulullah SAW pun menganjurkannya untuk mencuci sampai bersih, tanpa memerintahkan untuk mencuci sebanyak tujuh kali.

Sementara itu, Ustaz Abdul Somad berpandangan lain terkait penyucian wadah bekas daging babi. Dirinya mengutip sebuah hadis jika wadah yang terkontaminasi najis harus disucikan sebanyak tujuh kali.

"Ketika anjing menjilati wadah salah seorang dari kalian, maka tumpahkan isinya dan basuh tujuh kali." (HR. Imam Muslim)

Namun, pendapat tersebut dianggap lemah karena sebagian dari ulama mazhab Syafi'i menyebut babi tidak sama dengan anjing dalam hal menyucikannya. Membersihkan wadah bekas daging babi perlu dilakukan satu kali hingga benar-benar bersih.

Nah, itu tadi sejumlah informasi mengenai hukum dan cara membersihkan wadah bekas daging babi yang ingin digunakan kembali. Semoga penjelasan di atas dapat menambah pemahamanmu terkait cara mencuci wadah bekas daging babi, ya.